webnovel

The Forgotten Princess.

Bijaklah memilih bacaan, terdapat beberapa adegan kekerasan dan dewasa dalam novel ini. “Suka atau tidak suka kau akan tetap menjadi wanitaku, Gina,”ucap Massimo dingin tak terbantah. “Semuanya sudah tertulis dalam perjanjian yang dibuat kakekmu dan kakekku.” “Aku bukan bagian dari keluarga Sanders lagi, jadi aku tidak berkewajiban memenuhi perjanjian itu.” Gina menjawab lantang tanpa rasa takut. Massimo tertawa lebar. “Jadi kau menolakku?” “Tentu saja!” “Baik, kalau begitu akan kubuat satu-satunya orang yang kau cintai hidup dalam keadaan menyedihkan. Akan kubuat dia berharap kematian lebih baik dari hidupnya saat ini,”ancam Massimo sungguh-sungguh. sinopsis: Gina yang terlahir dari wanita yang tak diakui keberadaannya oleh keluarga sang ayah terpaksa harus mencari ayahnya ke Barcelona atas amanat sang ibu yang meninggal karena kanker. Hidup bersama ibu dan saudara-saudara tirinya ternyata tak membuat hidup Gina menjadi lebih baik, sang ibu tiri yang mengincar harta ayahnya menghalalkan segala cara untuk membuat putra kesayangannya Diego Alvarez menjadi ahli waris keluarga Sanders. Sementara itu Gina harus terjebak dalam sebuah perjanjian gila yang dibuat kakeknya puluhan tahun yang lalu untuk menjadi wanita seorang ahli waris dari penguasa Barcelona Massimo del Cano yang tak menginginkan pernikahan, Gina menjadi pengganti adik tirinya atas perbuatan sang ibu tiri yang menjebaknya. Hubungan yang Massimo inginkan tak lebih dari hubungan Tuan dan budak, mampukah Gina bertahan dalam hubungan itu? Hubungan mengerikan dari seorang pria yang ternyata menjadi cinta pertamanya.

nafadila · Urban
Not enough ratings
618 Chs

D 12

Setelah selesai makan dan membaca surat tulisan tangan sang ibu yang dibawa dokter Ali, Georgina kemudian berjalan perlahan menuju ke kamar mandi. Tubuh dan wajahnya yang penuh dengan tanah membuatnya merasa tak nyaman, Georgina berniat ingin segera pergi ke tempat yang sudah disebutkan oleh sang ibu di surat yang sudah ia baca. Georgina penasaran dan ingin tau apa yang sebenarnya ada di dalam loker rahasia milik ibunya itu. Karena hanya tidur sebentar Georgina tak berani berlama-lama mandi, apalagi di rumah sederhananya itu tak terdapat water heater. Alhasil ia hanya bisa mandi menggunakan air dingin saja, dengan tubuh yang terbalut handuk Georgina keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya untuk berpakaian.

Dengan memakai baju t-shirt oversize serta celana jeans kesayangan yang di pasangkan dengan sneaker favoritnya, Georgina lalu meraih tas selempang kecil yang berisi ponsel uang serta kartu untuk menaiki transportasi umum. Georgina juga membawa surat wasiat sang ibu yang berisi alamat lengkap perpustakaan yang dimaksud, beserta member card perpustakaan yang tertulis namanya.

"Aku harus mencari tau apa yang ibu sembunyikan dariku selama ini."Georgina bergumam dalam hati sambil mengunci pintu rumahnya dari luar.

Beruntung saat Georgina keluar rumah tetangganya tidak ada yang sedang berada di luar rumah, karena masih sibuk di rumah masing-masing. Dengan menggunakan masker dan topi Georgina lalu berjalan dengan cepat menuju jalan raya, rumahnya yang ada di perumahan padat tak memungkinkan untuk memanggil taksi. Karena itulah satu-satunya pilihannya adalah berjalan kaki menuju halte bus seperti biasanya.

"Selamat pagi nona," sapa supir bus ramah pada Georgina.

"Pagi pak."Georgina menjawab singkat sambil menganggukkan kepalanya.

"Silahkan tab terlebih dahulu," ucap sang supir bus sambil menunjuk alat pembayaran yang terpasang di dekat pintu masuk bus.

Tanpa bicara Georgina kemudian mengeluarkan kartu bus miliknya untuk di tab terlebih dahulu, senyumnya tersungging dibalik masker saat melihat saldo yang ada di kartu miliknya masih cukup banyak.

"Terima kasih, silahkan duduk,"ucap sang supir bus kembali dengan ramah saat Georgina sudah selesai melakukan pembayaran.

"Iya pak, oh iya pak saya ingin tanya. Butuh berapa kali naik bus untuk sampai ke Battersea library?"tanya Georgina pelan.

"Untuk sampai di perpustakaan itu kau membutuhkan dua kali naik angkutan umum lagi, nanti setelah sampai di halte ke enam dari halte ini kau turun. Lalu dari halte itu naik bus jalur 23 dan turun di pemberhentian terakhir jalur bus 23 setelah itu kau akan menemukan satu-satunya bus yang ada di jalur itu, nanti supir bus yang kau naiki itu akan menyebut nama perpustakaan itu. Jadi kau tak perlu khawatir akan kesasar, untuk jalan pulangnya pun sama. Kau naik bus itu menuju halte pemberangkatan pertama lalu tunggu di halte itu untuk naik bus jalur 23 lagi dan kau akan sampai di wilayah ini lagi," jawab sang supir bus panjang lebar menjawab pertanyaan dari Georgina.

Georgina yang sejak tadi berusaha mengingat perkataan sang supir terlihat menganggukkan kepalanya berkali-kali, tak lama kemudian senyumnya pun tersungging saat sudah mengingat semuanya dengan jelas.

"Terima kasih atas informasinya pak," ucap Georgina tulis.

"Sama-sama nona, sekarang lebih baik kau duduk karena kita akan segera berangkat," sahut sang supir dengan ramah.

"Baik pak,"kata Georgina pelan sambil berjalan perlahan menuju ke bangku yang dekat dengan pintu keluar.

Setelah Georgina duduk bus itu kemudian mulai berjalan meninggalkan halte, Georgina yang sebenarnya sangat lelah dan mengantuk berusaha untuk tetap terjaga ia tak mau membuat dirinya dalam kesulitan jika tertidur di dalam bus. Satu persatu para penumpang naik dari tiap halte yang di hampiri oleh bus, tak lama kemudian halte ke enam pun sudah semakin dekat. Georgina pun bersiap, ia memastikan tasnya tetap aman di dalam pelukan. Setelah tiba di halte Georgina pun turun dan saat Georgina turun bus lajur 23 yang disebut supir bus sebelumnya muncul, tanpa menunggu lama Georgina pun naik ke bus itu untuk melanjutkan perjalanan.

Georgina akhirnya sampai di tujuan setelah menempuh perjalanan selama hampir empat puluh menit, jantungnya berpacu cepat saat tiba di Battersea library tempat tujuannya. Setelah menenangkan diri Georgina lalu masuk ke dalam perpustakaan itu dan langsung menuju ke resepsionis dengan menunjukkan member card milik sang ibu yang tertulis namanya, begitu melihat member card yang dibawa oleh Georgina resepsionis kemudian memberikan sebuah kunci loker kepada Georgina dengan ramah.

Ketika menerima kunci loker itu seluruh bulu kuduknya berdiri, entah mengapa ia merasa ada rahasia besar di loker yang kini kuncinya ia pegang. Karena loker ada di lantai tiga Georgina lalu naik lift untuk mencapai ke tempat loker berada, saat lift terbuka Georgina semakin gugup ketika melihat ada ratusan loker didepan matanya.

"D 12..D 12." Georgina menyebut nomor loker yang kuncinya ia pegang, setelah pencarian Georgina akhirnya sampai di lorong ketiga tempat dimana loker yang ia cari berada.

Tanpa kesulitan Georgina berhasil membuka loker yang ia cari, saat berusaha membuka loker Georgina menutup kedua matanya. Dan ia membuka matanya dengan perlahan saat berhasil membuka lokernya itu, kedua matanya membulat sempurna saat melihat isi loker yang baru saja ia buka.

"Ibu…" pekik Georgina kaget sambil menutup mulutnya menggunakan kedua telapak tangannya saat melihat ada sekitar dua tumpuk uang dolar dan sebuah kotak hitam di sampingnya serta sebuah amplop coklat yang agak tebal.

Bersambung