"Ada apa?" Asheel terkejut melihat Albedo dengan ekspresi seperti itu.
Albedo biasanya menyembunyikan emosinya dibalik senyumannya yang menawan. Tapi dia saat ini terlihat begitu tertekan, biasanya bahkan jika ada masalah yang di alaminya, dia bisa menanganinya dengan baik. Untuk terlihat tertekan seperti ini, pasti berhubungan dengannya atau bahkan Momonga.
"Apakah terjadi sesuatu?"
Albedo menatap Asheel dengan ragu, walaupun biasanya masalah yang terjadi hari ini sering terjadi, tapi saat melihat Asheel langsung pergi meninggalkannya tanpa berkomunikasi lebih banyak dengannya terlebih dahulu, Albedo merasa bahwa Asheel kecewa padanya.
"Asheel-sama..." Albedo menundukkan kepalanya.
"Jika kamu mempunyai masalah, bicaralah denganku. Apakah ada yang menganggumu? Jika ada, aku akan membantumu." Asheel mendekati Albedo dan duduk di sebelahnya. Makanan yang baru saja dibeli diletakkan di meja di depannya. 'Apakah dia sedang dalam masa itu? Aneh sekali untuk seorang succubus mengalaminya.'
Dia menggelengkan kepalanya, masa M adalah saat seorang wanita sensitif dan mudah marah, bukan tertekan.
Sebenarnya, tertekan juga termasuk, yang tidak dia ketahui.
"Asheel-sama, maaf telah mengecewakanmu..." Albedo berkata dengan mata berkaca-kaca, jelas dia merasa terganggu dengan hal sebelumnya.
Asheel bingung mendengar itu, dia tidak ingat bahwa dia melakukan sesuatu pada Albedo. 'Apa yang terjadi?'
"Sebelumnya, Anda harus kecewa kepada saya..." Suara Albedo pelan, tapi masih jelas untuk di dengar.
'Apakah saat setelah aku diserang iblis itu? Aku jelas langsung meninggalkannya disana, jadi itu salahku...' Asheel mengingat apa yang terjadi sebelumnya, dan dia menjadi bersalah pada Albedo. Dia lalu meletakkan tangannya di atas tangan Albedo.
"Asheel-sama?" Albedo merasa terkejut saat merasakan tangan Asheel di tangannya, dia tersipu dan tidak berani menatapnya. Tapi rasa tertekan sebelumnya perlahan digantikan oleh kehangatan tangannya.
"Albedo, kamu tidak pernah mengecewakanku. Malahan, aku yang mengecewakanmu. Aku adalah atasanmu, Tuanmu, tetapi aku malah menyerahkan semua pekerjaan yang seharusnya menjadi kewajibanku kepadamu. Sepertinya, orang yang gagal disini adalah aku-"
"Tolong jangan pernah mengatakan hal itu lagi!" Albedo berteriak dengan emosi yang bermasalah, menyadari apa yang baru saja dia lakukan, dia segera meminta maaf.
"Tidak apa-apa..."
"Asheel-sama, saya mohon untuk tidak mengucapkan hal itu lagi! Asheel-sama hanya perlu memerintahkan kami saja, dan kami akan melayani Anda dengan segenap kekuatan kami. Walaupun kemampuan kami masih kurang, tapi setidaknya itu bisa membantu Asheel-sama! Tolong gunakan kami dengan bebas selama Asheel-sama, Sera-sama, dan Momonga-sama tidak meninggalkan kami!" Albedo menangis saat mengatakan itu, dia berlutut tepat di depan Asheel dan sangat memohon didalam hatinya bahwa Asheel selamanya akan menjadi Tuannya.
Asheel terdiam setelah mendengar itu, dia menjadi memikirkan dirinya sendiri. Semua penduduk Nazarick adalah peninggalan teman-temannya selama di Yggdrasil, walaupun dia bisa mempertemukan kembali teman-temannya dengan NPC ciptaannya, dia tidak melakukannya karena mereka adalah manusia. Mungkin NPC-nya sudah tidak mengenali mereka lagi.
Dan yang terpenting, Asheel adalah orang yang egois. Dia menginginkan mereka semua untuk dirinya sendiri. Tidak menyalahgunakan mereka adalah cara untuk menghormati teman-temannya. Tapi, sepertinya perasaannya mengatakan sebaliknya, dia menginginkan mereka!
Perasaannya menjadi aneh setelah memikirkan ini.
Asheel perlahan menatap Albedo, dia pergi ke depan dan meletakkan tangannya di bahu Albedo. "Bukan seperti itu, Albedo... ini tentang perasaan kami. Melihat kalian bekerja begitu keras sementara aku tidak melakukan apa-apa, itu membuatku merasa salah."
Albedo terkejut saat mendengar itu, dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Sudah seharusnya Anda melakukan itu kepada kami. Kami diciptakkan untuk melayani Anda, dan Asheel-sama tidak perlu merasa bersalah karena kekurangan kami. Selama Anda terus memerintahkan kami, kami akan dengan bangga melayani Anda!"
Asheel malah tersenyun mendengarnya, dia menarik tangan Albedo dan membuat tubuhnya jatuh di pelukannya.
"Asheel-sama?" Albedo tersipu saat melihat senyum Asheel.
"Sepertinya aku memang menginginkanmu menjadi milikku," Asheel lalu memeluknya erat, meninggalkan Albedo yang wajahnya memerah. Tapi setelah itu, ekspresinya berubah menjadi nafsu, menjadikan suasana hening dengan suara yang terengah-engah.
"Asheel-sama... Asheel-sama... kalau begitu aku akan menjadi milikmu selamanya. Anda bisa dengan bebas menggunakan tubuhku sesuka Anda!" Albedo malah melingkarkan tangannya di leher Asheel, membuang nafasnya di lehernya, membuat naga Asheel mengamuk.
Albedo merasakan tonjolan keras di pantatnya menjadi bersemangat. "Asheel-sama, apakah kita akan melakukannya disini?"
Asheel berusaha menenangkan dirinya, tapi setelah mendengar perkataan Albedo, dia terbatuk begitu keras. Dia ingat pengaturan Tabula Smaragdina pada Albedo, yang menyebutkan bahwa dia adalah jalang.
"Bukan saatnya.." Dia mendekatkan mulutnya ke telinga Albedo dan mengatakan sesuatu lagi yang membuat Albedo tersipu sekaligus bersemangat.
"Akhirnya Asheel-sama! Anda menerima saya, saya sudah menahannya selama ratusan tahun. Ahh, saya sangat senang!"
Melihat Albedo bertingkah seperti itu, Asheel terkejut. "Tunggu! Ratusan tahun? Kamu sucubbus, kan? Seharusnya..."
"Ya! Saya masih perawan! Itu sebabnya saya tidak bisa mengendarai Bicorn," kata Albedo sambil memeluk lengan Asheel.
"Maafkan aku Albedo, aku tidak memahami perasaanmu."
"Tidak apa-apa! Menjadi milik Anda saat ini, saya sangat senang!" Dalam benaknya, dia harus melakukan pencapaian terlebih dahulu sebelum Asheel menyentuhnya.
Albedo sangat senang dimanjakan oleh Asheel sebelum terdengar suara di samping mereka.
"Heii! Apa yang kau lakukan, Albedo! Kenapa kamu bisa begitu tidak tahu malu untuk memeluk Asheel-sama?!" Shalltear berkata dengan meninggikan suaranya, wajahnya yang cemberut terlihat sangat manis. Dia mengenakan pakaian gothik lolinya yang biasa.
"Ara~ Shalltear, sekarang ini aku sudah resmi menjadi milik Asheel-sama~" Albedo berkata dengan menggoda.
"Apa? Benarkah itu, Tuan?" Shalltear bertanya kepada Asheel, hatinya gelisah, berharap bahwa apa yang dia dengar itu tidak benar.
Asheel yang melihat wajah gelisahnya ragu-ragu sebentar untuk mengatakannya, tapi dia mengangguk yang membuat ekspresi Shalltear berubah.
"Itu tidak adil, Asheel-sama!"
Asheel berkeringat, 'Apakah fetishnya bertambah lagi, aku ingat bahwa dia sangat menempel pada Momonga karena dia mempunyai fetish pada mayat. Apakah aku target selanjutnya?'
Mengingat apa yang dilakukan pada aktivitas pribadi Shalltear di ruangannya, dia bergidik. Saat itu, dia secara tidak sengaja melihat Shalltear melecehkan dirinya sendiri dengan tentacle yang bergerak-gerak dengan aneh. Asheel tidak ingin mengingatnya lagi karena itu terlalu aneh.
"Asheel-sama, karena kita sudah secara resmi menjadi pasangan, apakah Anda menginginkan sesuatu secara khusus? Apakah saya harus mengenakan celemek telanjang saat menunggu anda pulang? Atau apakah... "Albedo terus mengatakan sesuatu dengan bersemangat, benar-benar mengabaikan Shalltar yang marah.
Jujur saja, Asheel tergoda dengan tawaran Albedo. Namun pada akhirnya, dia berhasil mengendalikan dirinya sendiri. "Tidak perlu untuk semua itu, aku hanya menginginkanmu."
"Ah~ Ahseel-sama!"
Shalltear kesal melihat bagaimana interaksi mereka berdua. Dia mendekati Asheel dan mencoba duduk di pangkuannya.
"Bagaimana dengan saya, Asheel-sama? Anda juga bisa dengan bebas menggunakan tubuh saya!"
Asheel merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Menghela nafas kekalahan, dia juga menarik Shalltear lebih dekat ke pelukannya. Dia tidak tahu apa yang dirasakan Shalltear kepadanya, apakah itu hanya nafsu atau cinta.
Untuk menenangkan Shalltear yang merajuk, dia perlu untuk memanjakannya. Dia memeluk tubuhnya dari belakang saat Shalltear duduk di pangkuannya. Tapi....
"Ahh.. ahh Ahhh~ Aku dipeluk oleh Asheel-sama.. Ahh~ luar biasa !!!"
Suara Shalltar menjadi cabul, nafasnya terengah-engah, dan wajahnya sangat merah.
Asheel hanya menghela nafas tidak berdaya. Jelas, ini bukan pertama kalinya dia melakukan ini.
Bab untuk Albedo.
Ceritanya lambat, dan juga plot aslinya masih jauh jika novel ini terus berlanjut. Sebelum memasuki canon, mc akan ke dunia lain terlebih dahulu.
Thx