webnovel

Prologue

Jeannie baru saja tersadar dari tidurnya yang amat panjang. Matanya masih merasa sangat mengantuk sekali dan sulit sekali untuk membuka kedua katup matanya yang masih hitam. Seperti biasa, dia tertidur amat larut semalam karena memainkan game MMORPG sampai larut malam.

"Sial, hari ini...hari Senin..."

Jeanie merasa amat terkutuk telah mengetahui bahwa hari dia tersadar bangun adalah hari Senin. Hari pertama dari sepanjang minggu yang amat memuakkan. Lagi-lagi dia harus menjalankan kewajibannya dan pergi ke sekolah yang amat dia tidak suka.

"Duuun-"

Suara pintu amat terdengar keras sekali dan menyerang telinga Jeannie. Ternyata yang membuka pintu dan berteriak adalah ibunya.

"Yan-yan, cepat bangun !!! Udah siang, nanti telat pergi ke sekolahnya lho..!"

"Baik...baik..mak. Lain kali buka pintunya tolong santai aja ya....aku bisa congek lhoo mak..!"

"Sudah jangan banyak ngomong! Cepat mandi dan makan. Mak udah masak sarapan buat kamu!"

Setelah itu ibu Jeanie pergi dari kamarnya dan bergegas untuk sibuk sendiri. Jeanie seperti zombie yang baru saja berburu, terbangun dari tempat tidurnya dan bercermin.

"Baiklah! kau harus semangat, Jeanie!"

Setelah bersiap-siap dan makan sarapan, Jeanie bergegas ke sekolah lewat jalur pintas. Orang-orang disekelilingnya melihat dia dengan amat terkejut karena warna rambutnya yang baru saja di cat pirang membuatnya amat menyorot.

"Siapa itu? Apakah itu Yan-Yan? Kenapa rambutnya dibikin pirang seperti itu..?" gumam ibu-ibu tetangga berdesus.

"Yah suka-suka dia...namanya gaya anak jaman sekarang..."

Jeanie cuek saja dengan omongan ibu-ibu rumah tangga yang tidak ada gunanya dan terus berjalan ke sekolah. Walau dia akan sedikit grogi dilihat perubahannya kehadapan teman-teman sekolahnya.

Dia sampai di kelas dan duduk. Dia mulai grogi ketika teman-teman sekelasnya melihat penampilan dirinya yang berubah. Warna rambut pirang berkuncir dua dari biasanya yang dilerai hitam dan berantakan, dan lensa mata berwarna biru. Seperti orang dari luar negeri saja.

"Jadi itu si Yan-Yan yang biasa kumal begitu? Boleh juga dia jago dandan. Tapi apaan tuh warna rambutnya bukannya norak banget?" desus anak-anak populer dikelasnya, Mei Yu.

"Paling dia cuman kepingin pansos aja, biar bisa dilirik cowo karena biasa ga laku.." gumam teman sepergaulan Mei Yu.

Gosipan anak populer terdengar dalam telinga Jeanie, tetapi dia tetap menghiraukannya, karena yang terpenting baginya adalah dia bahagia dengan penampilannya yang sekarang dan dia bisa menjadi jati dirinya. Orang-orang tidak akan mengatakan lagi bahwa dia adalah anak menyeramkan yang bisa melihat roh gentayangan karena jejak keluarga pengusir rohnya, keluarga Yan.

Keluarga Yan memiliki sebuah berkat dari dewa sehingga keturunan mereka dapat melihat roh gentayangan dan memilki kewajiban untuk mengusirnya. Yan-Yan beberapa kali diberikan tugas untuk mengusir roh gentayangan dari acara pernikahan, pemakaman bahkan di sekolah. Dia betul-betul kewalahan karena teman-teman sekolahannya melihat hal yang dia kerjakan sungguh amat aneh.

Bahkan saat kegiatan sekolah, Jeanie seringkali melihat roh-roh gentayangan secara tak terduga, dan reaksinya terhadap itu menjadi bahan bualan dari teman-teman sekolahnya.

"Umm...Yan-Yan kan yah?" gumam seorang murid dibangku sebelah Jeanie.

"Itu ada anak yang manggil kamu didepan kelas.."

Jeannie pergi kedepan kelas dan disambut oleh temannya yaitu, Wui Shu.

"Yan-yan apakah ini kamu? Gak duga kamu bisa se-iimut ini~. Gimana nih aku jadi tertarik.."

"Berisik! Aku sudah bilang kan? Jangan panggil aku Yan-Yan lagi. Tapi Jeanie! J-E-A-N-I-E...!"

"Hahahaha....Nama macam apa itu?? Kamu ambil dari nama idol grup Korea yah?"

Jeannie kesal dengan olokan Wui Shu karena kesannya perubahan jati dirinya dipermainkan oleh Wui Shu. Wui Shu adalah teman masa kecil Jeanie, mereka selalu bermain bersama karena hobi mereka yang mirip yaitu menonton Anime dan bermain Game. Malam kemarin Jeannie memberitahu kalau dia akan berubah esoknya dari segi penampilan dan jati dirinya. Dia amat kesal kalau terus dicap sebagai anak yang mengerikan.

"Tapi aku salut si sama kamu Yan-Yan. Kamu bisa berubah menjadi imut dari yang suram kemarin.."

"Bisa lah! Kalau ada keinginan untuk berubah maka bisa berubah!"

"Oh ya...Aku bawa lho game yang kau mau itu..."

"Eh jangan dibawa disini. Bagaimana kalau orang lain lewat dan lihat?"

"Lho, memang kenapa? Kamu memang suka kan?"

"Suka sih...tapi mereka tidak boleh tahu aku adalah Otaku yang menjijikan."

"Menjijikan apanya? Bukannya kau memang gemar game lucu seperti ini?"

Wui Shu memaparkan game "Atelier Joan yaitu game seri JRPG kesukaan Jeanie mengenai alkemis yang imut yang membuat ramuan ajaib dan melawan monster.

"Ini seri terbarunya lho!..."

Jeanie benar-benar malu setelah melihat itu dan dia teramat kesal terhadap Wui Shu.

"Lho...Jeannie? Jangan pergi....aku minta maaf..."

Jeannie mengambil game tersebut dan pergi menghiraukan Wui Shu dan duduk di kelas. Setelah itu dia mengeluarkan nafasnya secara dalam.

(Kenapa perubahan diriku tidak sesuai ekspetasi? Semua menganggapku sebagai candaan)

Jeannie bergumam dan mengeluh sepanjang kelas, hingga dia tidak bisa fokus pada pelajaran. Lagipula dia juga tidak bermotivasi dengan pelajaran dalam sekolah. Sampai kelas 3 SMA, dia bahkan tidak tahu ingin menjadi apa. Palingan dia hanya terus diberi kerjaan sebagai pengusir roh karena kewajiban keluarganya. Akhir-akhir ini ibunya mulai bersikeras untuk menghentikan praktir pengusiran roh dalam keluarga Yan, dikarenakan ayah Jeanie yang mulai tidak suka akan praktik tersebut.

Terlalu banyak roh gentayangan yang menganggu kehidupan sehari-hari keluarga Jeanie, dari tidur yang selalu diganggu sampai pekerjaan dan sekolah yang juga diusik. Mungkin saat hari kematian dalam musim berikutnya, keluarga Yan akan meminta ketua Shizun untuk mematikan penglihatan dan berkat mereka. Maka itulah, Yan-Yan sudah siap untuk mengubah jati dirinya dari Yan-Yan menjadi Jeanie yang sekarang.

Tidak ada lagi Yan-Yan yang suram dan dikuntit hantu mengerikan! Datanglah Jeanie yang imut dan berkilauan! Sudah mau akhir SMA, Jeanie ingin sekali merasakan namanya kehidupan cinta bersemi dalam SMA. Sampai sekarang, belum ada sama sekali rasanya menyedihkan. Dari sekolah SD sampai SMA, dia hanya bergaul dengan teman masa kecilnya Wui Shu. Masalahnya Wui Shu kurang mempesona dirinya, dan Jeannie hanya melihatnya sebagai teman saja.

Setelah itu Jeanie kembali pulang dari sekolah dengan rasa kecewa. Perubahannya tidak memberi dampak apa-apa yang ada malah di gosip dimana-mana. Wui Shu pun menyapanya kembali dari arah pintu gerbang sekolah.

"Halo Nona Jeanie yang cantik..."

"Bawel....aku tahu kamu lagi bercanda denganku..!"

"Masih marah bund? Aku cuman penasaran kenapa kau meninggalkanku tadi!"

"Pikir saja sendiri! Aku mau pulang!"

Jeanie dengan geram dan pasif agresif melewati Wui Shu. Tetapi Wui Shu tetap menghalanginya.

"Kamu mau ngapain Wui Shu?"

"Aku hanya bingung...jadi aku panggil kamu Yan-Yan atau Jenny?"

"...."

Jeannie pun merasa Wui Shu tidak peka dengan dirinya dan malahan makin lama dia berbicara dengannya makin membuat dirinya kesal.

"Kau mau kemana? Jennnny?"

Jeannie pun berlari dengan kencang dari hadapan Wui Shu karena sudah tidak tahan atas candaannya yang sungguh menyebalkan.

(Dasar si culun kacamata bodoh! Bisanya cuman meremehkan orang)

Jeannie benar sudah-sudah tidak tahan akan orang-orang disekelilingnya. Rasanya ingin mengenyahkan dunia seperti dia mengoyakkan roh gentayangan.

Sesampainya di rumah, sekujur tubuhnya mulai merasa bergetar. Keringat dibadannya pun semakin mengigil dengan campuran keringat sejak dia lari tadi. Dia mulai takut membuka pintu rumahnya. Tetapi ibunya sudah memanggil dia untuk masuk.

"Yan-yan.....kau ada tamu..."

"Tamu..?"

Siapa kira-kira yang bisa menjadi tamu untuk dirinya? Dia hanya mempunyai kerabat yaitu Wui Shu, tidak ada yang dapat dipikirkan dari yang lain. Jeannie pun masuk ke ruang tamu dan terkejut akan penampakan yang dilihatnya. Penampakan yang dia lihat yang pastinya bukan manusia, dia sudah merasakan ini dari tubuhnya yang sudah bergetar dari luar. Tetapi yang pasti dia tidak mengenal sosok bukan manusia ini.

"Siapa kamu?!"

Dengan amat lancang Jeannie berbicara dengan sosok itu. Sosok itu adalah seorang pria yang amat dewasa dengan bercak merah pada mata dan rambutnya, seperti roh gentayangan lain yang memiliki karakteristik yang berbeda rupa dari manusia. Sosok itu memiliki tanduk layaknya seperti makhluk Oni atau Yao Guai. Dari level berbahaya, makhluk ini bisa dikategorikan lumayan berbahaya tapi masih mengerti bahasa manusia. Makhluk ini berasal dari roh manusia yang melakukan hal keji pada masa hidupnya dan berubah bentuk menjadi makhluk yang terlihat bukan manusia lagi, melainkan iblis.

"J-Jeannie..?!"

Oni itu memanggil nama barunya! Kenapa yang hanya mengakui jati dirinya yang baru adalah Oni bukan kerabatnya, memalukan sekali. Kesannya Oni lebih peka daripada manusia.

Oni ini menunduk dan memohon ke hadapan Jeannie.

"Tolong aku....aku amat menyesal...."

"Aku telah kembali.....istriku...."

Setelah itu Jeannie hanya terpatung dan membeku ditempat setelah menangkap kata-kata yang dikatakan oleh Oni itu. Tidak tahu harus bagaimana dengan keadaan kalau seorang Oni telah menyatakan dia adalah istrinya dan semakin mempertanyakan jati dirinya yang baru ini. Ternyata walau hidupnya berubah, dia tidak akan menjauh dari roh-roh gentayangan menyebalkan ini!

Halo semua~

Ini Celine~

Ini karya pertama saya yang berfokus pada unsur horror dinaung dengan komedi. Saya ingin mengisahkan cerita romantis dengan unsur fantasi dari cina dan jepang.

Karya ini masih amatir dan penulisan saya masih agak kaku. Mohon bantuannya dari sekarang! ^_^/

Celine_Alexacreators' thoughts