webnovel

The Deadly Confession Love

"Aku tidak pernah tahu, mengapa aku bisa menyukaimu hanya karena sebuah permen yang kamu beri saat itu" - Calwin Alfarezel "Bagaimana aku bisa menyukaimu? Hanya karena kamu selalu ada untukku?" -Haruka lovano ----------------------------------------------------------------------------------------------- Haruka hanya seorang mahasiswa kedokteran biasa yang berkuliah disebuah universitas ternama, ia kehilangan orangtuanya saat ia masih belia akibat kecelakaan pesawat Lalu bagaimana dengan calwin?, ia adalah seorang detektif di kepolisian yang memendam keinginannya untuk menjadi seorang dokter hanya karena pesan terakhir dari orangtuanya Lalu bagaimana kisah mereka menjalani kehidupan percintaan mereka?

tarxz_ · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

TDCL Eps 8

"Kin, udah lama?" ucap Calwin ketika ia melihat Melkin sedang menunggunya di depan gerbang kampus

"Udah lama banget Vin, hanya untuk nunggu kamu" ucap Melkin

"Sorry, sorry tadi aku nunggu salinan rekaman cctv jadi agak lama" ucap Calwin

"Ohya, aku udah dapat biodata korban tapi didalamnya memang nggak ada satupun terkait orang tuanya" ucap Melkin

"Itu nanti aja kita bicarakan, sekarang kita makan aja dulu... Udah lapar banget akunya" ucap Calwin

Mereka lalu pergi menuju mobil yang berada di parkiran kampus

"Saya pesan nasi goreng dengan omellet dan iceblend orange" ucap Calwin setelah mereka sampai di cafe dekat dengan kampus

"Saya mie goreng sama ice coffe latte" ucap Melkin

"Baik, tunggu sebentar ya pak" ucap pelayan tersebut

"Vin, kenapa makan disini? Kok nggak tempat biasa aja?" tanya Melkin

"Aku udah lapar banget Kin, nggak sanggup aku nyetir mobil ke sana" ucap Calwin dan Melkin hanya tersenyum

"Gimana tentang biodata tadi? Beneran nggak ada informasi yang terkait dengan orangtuanya?" tanya Calwin

"Iya, beneran ... Nggak ada satupun" ucap Melkin

"Coba aku lihat" ucap Calwin

Mendengar hal itu Melkin langsung memberikan salinan biodata korban kepadanya

"Beneran nggak ada, kenapa ya?" tanya Calwin

"Temen dekat dari korban ada bilang kalau orangtua korban sudah meninggal sejak dia kecil lalu dia dibawa ke panti asuhan dan sampai dipanti asuhan dia diadopsi oleh sebuah keluarga yang sangat bahagia namun tidak bisa memiliki anak,

awalnya korban sangat bersyukur dan bahagia karena mempunyai orangtua yang sangat baik kepadanya namun hal itu berubah sejak dia masuk disekolah menengah atas, ayah angkatnya stress, depresi dan marah hingga melakukan kekerasan karena ia diberhentikan dari pekerjaannya menjadi seorang manager disebuah perusahaan,

karena hal itu ayah angkatnya sering memukulnya bahkan sampai melakukan pelecehan seksual dan itu membuat korban membenci seorang pria,, sangat sangat membenci bukan karna dia lesbian tapi, karena hal itu dia tidak menyukai pria sebaik dan seganteng apapun pria itu" jelas Melkin panjang lebar

"Lalu bagaimana ibu angkatnya? apa ia tidak membela korban atau melakukan hal lain?" tanya Calwin

"Ibu angkatnya membela dan melindungi korban dari kekerasan itu, namun ia tidak punya kekuatan lebih untuk melawannya karena ibu angkatnya punya penyakit yang sudah lama didiagnosa namun karena tidak punya uang ia tidak melakukan perawatan untuk penyembuhan penyakitnya" ucap Melkin

"Jadi rumor yang beredar itu hanyalah rumor biasa, berarti ucapan Steven kemarin benar... alasan korban tidak menyukai pria bukan karena lesbian tapi karena ayahnya" ucap Calwin

"Permisi pak, ini pesanannya" ucap pelayan tersebut sembari menghidangkan makanan yang mereka pesan

"Terima kasih" ucap Calwin

pelayan tersebut pergi setelah menghidangkan pesanan mereka

"Gimana dengan rekamannya?" tanya Melkin

"Dari rekaman cctv dikampus sayangnya wajah pelaku tidak kelihatan, dia menggunakan masker dan topi, karena hal itu aku pergi melihat cctv yang ada disekitaran sana, lalu menyalinnya namun aku belum memeriksa rekamannya" ucap Calwin

"Begitu, tapi darimana kamu tau bentuk tubuh dan wajah pelaku?" tanya Melkin

"Dari mahasiswi yang aku introgasi kemarin" ucap Calwin

"Lalu kenapa kamu tidak mengajaknya? sebagai ucapan terima kasih?" ucap Melkin

"Aku sudah mengajaknya namun ia menolaknya" ucap Calwin

"Mungkin dia mengira, kalau hanya kalian berdua saja yang makan" ucap Melkin

"Heisshh, aku nggak kepikiran sampai kesitu, aku lupa menyebutkan namamu tadi" ucap Calwin

Suasana lalu kembali tenang tidak ada dari mereka yang berbicara atau mengajak bicara mereka fokus terhadap makanan mereka

"Gimana dengan bibi? Apa dia sehat?" tanya Calwin memecahkan keheningan

"Hmm, dia sehat... Ohya dia menyuruhku untuk mengajakmu kerumah buat makan malam, kapan kamu bisa?" tanya Melkin

"Lusa?"

"Okey, nanti aku bilang kepadanya" ucap Melkin

"Sudah lama ya ... kita tidak membahas masalah lain selain tentang kerjaan" ucap Calwin

"Iyaa, setiap kita bertemu selalu berbicara tentang kerjaan tidak ada hal selain itu, padahal dulu kita satu sekolah bahkan satu kelas" ucap Melkin

"Hmm, aku ingat banget dulu kamu suka sekali melempariku dengan gumpalan kertas-kertas kecil hanya untuk meminta jawaban saat ujian" ucap Calwin

"Haha, kamu mengingatnya? Saat itu karena lagi zaman-zamannya playstation jadi aku tergila-gila untuk bermain itu sampai lupa untuk belajar" ucap Melkin

"Ardega gimana ya? Apa kamu tahu keadaan dia sekarang?" tanya Calwin

"Aku dengar dari Vito, dia sekarang sudah menjadi seorang pilot" ucap Melkin

"Wah, dia benar-benar meraih impiannya" ucap Calwin

"Apa kamu ingat, saat Ardega membuat pesawat dari kertas lalu dimarahi oleh pak Frans karena mendarat tepat diatas kepalanya?" tanya Melkin

"Itu adalah kenangan yang nggak akan pernah aku lupakan, dia bahkan sampai dihukum untuk berdiri didepan kelas" ucap Calwin

"Lalu bagaimana denganmu Win? Apa kamu selama ini baik-baik saja?" tanya Melkin

"Maksud kamu?"

"Setelah kepergian paman dan bibi, apa kamu baik-baik saja? gimana dengan adik kamu, apa dia juga baik-baik saja? Maafkan aku kemarin tidak bisa berjumpa dengan kamu karena aku lagi cacar air" tanya Melkin

Calwin lalu tersenyum menahan tawanya karena dia baru tahu kalau Melkin tidak datang ke pemakaman karena dia sedang cacar air

"Aku baik-baik saja selama ini, ya... hanya terkejut saja, mereka berdua langsung pergi meninggalkan kami dan itu membuatku harus berubah menjadi lebih dewasa dan mampu untuk berpikir lebih loyal" ucap Calwin

"Lalu bagaimana dengan adikmu?" tanya Melkin

"Dia sekarang sedang kuliah di Jepang, dua tahun lalu kalau nggak salah dia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Jepang" ucap Calwin

"Kalau paman dan bibi masih hidup, mereka pasti bangga banget anak-anaknya bisa jadi orang yang hebat" ucap Melkin

Calwin hanya membalas perkataan Melkin dengan sebuah senyuman yang terukir dibibirnya