Tidak Ingin Menyakiti

(Ryandra Lim)

Apa gelar bodohnya tidak berlaku lagi? Noah, dia pintar sekali. Menjerat kakiku dengan rantai, lantas badanku tertarik ke depan. Noah sudah bersiap melancarkan pukulan padaku. Katanaku membelit rantainya Noah, memutus rantai yang melilit kakiku dengan kekuatanku. Rantai itu putus. Katana tertancap di tanah, menjadi tumpuanku. Aku melancarkan tendangan ke arah Noah. Tendangan ku membuat Noah terdorong beberapa meter.

Wajah si bodoh itu mengkerut, tidak terima karena aku mengalahkannya. Aku memasang senyum mengejek.

"WOOY, DASAR SOK KEREN!"

Memuji atau menghina? Ada-ada saja si bodoh itu.

"Kenapa? Sini kalau berani." Aku menantangnya. Si bodoh itu mudah sekali terprovokasi.

Noah berlari ke arahku. Rantai-rantai itu menyerang aku. Aku berkelit dan menghindari setiap serangan rantai itu yang ingin menyerangku. Aku melompat, melewati rantai itu, katanaku terarah ke arah Noah. Tapi, rantai itu melindungi wajah Noah dari goresan bilah tajam katanaku.