webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urban
Not enough ratings
393 Chs

It’s not your business!

"Pagi," jawab Alexa singkat. Victoria tidak sakit hati melihat prilaku Alexa yang dingin, dia tau itu merupakan cara gadia itu bertahan.

"Pagi Al," sapa Hazel riang, dia juga bergabung bersama mereka. Gadis itu duduk disebelah Drystan, pria yang sedari tadi tidak lepas menatap Alexa.

Alexa tidak menjawab, ia hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Walaupum begitu Hazel sudah merasa senang, setelah percakapan panjang mereka semalam ia merasa sudah lebih dekat dengan Alexa dan juga ia melihat sisi lembut dan penyayang gadis itu. Itu sudah lebih dari cukup bagi Hazel sekarang.

"Dimana Irina?" tanya Alexa saat tidak melihat gadis kecil itu bergabung dengan mereka dimeja makan.

"Nona Irina masih merasa pusing Nona Muda, ia tidur dikamarnya." Ucap salah satu maid yang berdiri dibelakang Alexa.

"Buatkan dia bubur dan beri teh madu." Perintah Alexa pada maid itu.

"Baik Nona." Jawab maid itu lalu melangkah pergi dari ruang makan menuju dapur untuk melakukan perintah Nona Mudanya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com