webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urban
Not enough ratings
393 Chs

326

Setelah kepulangan Cassie, Rosse beranjak kekamarnya, di sana Rich telah menunggunya dengan segelas anggur di tangan, mirip seorang raja yang menanti salah seorang selirnya yang akan melayaninya di atas ranjang.

Tidak di pungkiri Rosse, dia sedang mendambakan pria itu, "kemari." Perintah Rich. Dia meletakan gelas anggurnya di meja dengan tatapan menjurus pada Rosse.

Wajah Rosse bersemu, dia melangkah pelan hingga akhirnya sampai di depan Rich dan pria itu menarik lembut tangannya lalu Rosse jatuh di atas pangkuannya.

"Kenapa lama? Kau tau berapa lama aku menunggu?" Setelah bicara dengan Maximo. Rich masuk kekamar Rosse dan memotret lukisan, mengirimkannya pada pria itu selanjutnya dia menunggu Rosse.

Rosse menutup matanya, merasakan telunjuk Rich yang menyapu bahu serta lengannya.

"Lembut atau kasar?" Bisik Rich sambil memberi sentuhan sensual di leher dan telinga Rosse. Gelenyar yang sudah di pahami Rosse merambat naik, mulai membakar dirinya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com