Kepalanya masih terasa sakit. Namun tidur terus-terusan bukanlah hal baik.
“Maaf mengganggu Tuanku.” Suara khas Samuel dan ucapan ‘tuan’ kembali mengganggu Druf.
“Paman, bisa tidak kalau cuma berdua panggil aku seperti sebelumnya. Seperti dulu.” Ucapnya kesal.
“Anda harus terbiasa Tuan.”
Druf memoncongkan bibirnya. Ekspresinya sungguh lucu sekali.
“Ada perlu apa Paman? Sepertinya ada hal penting yang mau dibicarakan.”
Samuel mengambil nafas sejenak kemudian berkata, “Tuan sepertinya menyembunyikan sesuatu dariku. Beberapa hari ini pergerakan Tuan seperti diluar kendali.”
“Apa maksud Paman?”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com