webnovel
#ROMANCE
#R18

The Cupid's Arrow : A Choice of Love

Juara 4 WPC Female Lead #97 Romansa Kantor Cupid adalah seorang dewa cinta dan gairah erotis dalam mitologi klasik Romawi dan dalam mitologi Yunani kuno, yang sering dikenal dengan Dewa Eros. Konon, siapapun yang terkena panah Cupid, maka mereka akan menjadi sepasang kekasih. Cupid membuat banyak orang jatuh cinta, termasuk para dewa yang jatuh cinta kepada yang lainnya, dengan menembakkan anak panah yang dimilikinya. Sebuah pilihan hati. Tidak peduli seberapa lama seseorang bersama, namun jika cinta belum menyapa, maka perasaan berdebar itu tidak akan muncul. Namun jika si cupid telah melepaskan panah asmara nya, siapa yang akan dapat menghindar dan lari dari kejaran cinta yang membara? ***** Dilan, seorang mekanik mesin mobil, harus memilih antara bos wanita pemilik bengkel dimana dirinya bekerja, atau sahabat baiknya yang selalu menemaninya dalam suka dan duka. Memilih diantara ketulusan dan pengkhianatan. Rama, seorang polisi, harus memilih antara wanita ayu yang memiliki kesukaan yang sama dengannya, atau Sinta yang dijodohkan dengannya oleh keluarganya. Sebuah pembunuhan berantai yang membuat semakin pelik urusan hati. Dyra mengalami dilema cinta. Tetap mencintai laki-laki yang sudah menikah atau menerima cinta dari seseorang yang tidak dicintainya. Pilihan mana yang akan diambil? Ikuti kisah mereka dalam : The Cupid's Arrow - A Choice of Love ***** Karya 2miles_dreams : 1. Cinta Angie (Tamat) 2. The Cupid's Arrow : A Choice of Love (On Going) 3. Harem milik suamiku (on going) Jika teman-teman suka dengan karyaku, masukkan dalam rak buku dan terus dukung karyaku dengan memberikan power stone. Review dan kritik saran nya juga ku tunggu. Aku harap karyaku bisa menjadi salah satu novel kesukaan teman-teman. Terima kasih atas dukungannya

2miles_dreams · Urban
Not enough ratings
416 Chs
#ROMANCE
#R18

Bab 127 : Penyelidikan (2)

Sore menjelang malam. Di rumah sakit.

Rama mengetuk lalu membuka pintu kamar rawat VIP dan mendapati pasien sedang menikmati makan malamnya. Piringnya masih penuh, yang artinya Sinta baru saja mulai makan.

"Aku.. boleh masuk?"

"Masuklah." Sinta mengangguk sambil menyeruput sesendok sup. "Aku makan dulu ya."

"Silakan," jawab Rama canggung. Ditariknya sebuah kursi lalu duduk di dekat ranjang Sinta berbaring. Wajah wanita itu sudah tidak lagi pucat seperti pagi tadi.

"Aku dengar dari om, katanya kamu baru pulang dari pelatihan polisi di luar kota ya," kata Sinta sambil meraih gelas berisi air mineral, lalu menegaknya perlahan.

"Ya. Pelatihan bulanan yang bergiliran," jawab Rama yang memperhatikan Sinta memotong sayuran yang kemudian dilahapnya. "Kamu.. sudah merasa lebih baik?"

Sinta melirik bekas luka di perutnya, yang tertutup piyamanya, kemudian mengangguk samar. "Masih sedikit sakit jika banyak bergerak."