Gara-gara penasaran, Nenek Nengah memberanikan diri ke luar dari lemari. Ternyata dia berada di sebuah kamar yang sederhana dengan minim barang-barang. Hanya ada kasur, meja dan lemari.
"CEPAT KEMBALI!"
"A-aku tidak mau, Mi …."
Dengan hati-hati Nenek Nengah membuka pintu sedikit dan mengintip dari celah pintu. Tidak ada siapa pun di luar sana, sepi. Entah dari mana asal muasal pertikaian itu.
Nenek Nengah celingak-celinguk sebelum memberanikan diri ke luar. Ia sangat penasaran, siapakah yang sedang bertengkar hebat itu.
"Tapi ini kan masih siang, Mi! Kenapa aku harus melayani om-om itu!"
Nenek Nengah mengernyit heran. "Om-om? Maksudnya … pria hidung belang?"
Nenek Nengah makin memasuki ke dalam rumah itu demi mendekati sebuah ruangan dengan pintu tertutup yang menjadi titik suara tersebut.
Plak!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com