webnovel

The Concubine from 21th Century

Kisah seorang wanita yang terdampar di masa lalu bersama beberapa orang temannya. Di tempat di mana dirinya terjebak, ia jatuh cinta pada pria tampan dan bijaksana yang merupakan calon penerus tahta kerajaan. Sementara itu, ayah wanita tersebut ternyata diam-diam sudah menjodohkan putrinya dengan CEO Hotel. Lantas, apakah ia akan menerima perjodohan itu atau memilih pangeran sebagai suaminya kelak?

Vienna_Gu · Fantasy
Not enough ratings
257 Chs

Tertangkap

Jang Mi dan teman-temannya berputar-putar di dalam lorong dimensi yang misterius. Mereka sangat kebingungan juga takut dengan apa yang akan mereka hadapi nanti.

Lorong waktu nan gelap itu sangat panjang hingga mereka semakin merasa takut dan panik.

Beberapa saat kemudian akhirnya mereka terlempar dengan sangat kencang dari lorong waktu tersebut disertai erangan Jang Mi yang jatuh tepat di hadapan dua orang asing berpakaian seperti di era Dinasti Joseon.

"Aduhh ... sakit sekali!!" teriak Jang Mi, lalu ia pingsan.

"Ahhh ... kepalaku pusing," ujar Ru Na lirih sambil memegang kepalanya.

Sementara Jang Mi dan Soo Hwan tidak sadarkan diri, Menteri Jeong kaget sekaligus bingung karena dihadapannya muncul orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

Pria yang menyerang Menteri Jeong kemudian segera berlari menjauhi mereka dan lupa menutup portal yang sudah dibukanya tadi.

Ahn Ru Na tertegun ketika melihat ke sekelilingnya, dia berpikir mungkin sekarang dirinya sedang berada di sebuah lokasi syuting drama kolosal yang biasa dilakukan di Istana Daeyangbokgung.

Di mana ini? Kenapa aku bisa berada di tempat ini? Ini seperti lokasi syuting drama kolosal. Ru Na membatin.

Ru Na bangun perlahan-lahan dari tempatnya terjatuh tadi, kedua kakinya terasa nyeri akibat lemparan yang sangat kencang. Di belakang Ru Na, portal tersebut masih menganga seakan-akan ingin memakan mereka.

Ru Na berjalan terseok-seok menjauhi portal lalu menghampiri Myung Eun serta Soo Hwan yang masih belum sadar.

"Myung Eun ... Soo Hwan ... kumohon sadarlah, aku takut." Wajah Ru Na panik, gugup dan takut.

"R--Ru Na ... tolong aku, Ru Na ..." panggil Jang Mi lirih.

Seketika Ru Na segera menoleh ke arah suara itu, matanya mencari-cari Jang Mi di tengah kegelapan. Malam itu memang gelap dan pekat, tidak ada cahaya bulan sama sekali.

"Ru Na ..." panggil Jang Mi lagi.

"Kak Jang Mi, kau di mana? Aku tidak dapat melihatmu," sahut Ru Na.

"Aku di sini, Ru Na."

"Tunggu, aku nyalakan senter ponsel dulu," balas Ru Na kemudian ia membuka tasnya dan mencari ponsel.

Tidak lama kemudian Ru Na berhasil menemukan ponselnya dan cepat-cepat menyalakan senter agar ia dapat melihat Jang Mi lebih jelas.

"Untungnya ponselku tidak mati di tempat ini, nanti sesudah menolong kak Jang Mi dan lainnya aku akan menghubungi Sung Byul untuk menjemput kami," gumam Ru Na, ia tersenyum penuh harap.

Ru Na mengarahkan cahaya senter ke sekeliling lalu ia pun menemukan Jang Mi sedang duduk di dekat pilar istana, tampaknya Jang Mi terlempar lebih kencang daripada teman-temannya.

"Kak Jang Mi! Apa yang terjadi padamu?!" tanya Ru Na kaget.

Ru Na sangat terkejut melihat kondisi Jang Mi yang duduk bersandar di pilar, dia begitu lemas dan tak berdaya. Ru Na bergegas mendekati temannya dengan seluruh kekuatan yang masih ia miliki.

"Kakak, kau tenanglah. Aku akan menghubungi Sung Byul agar menjemput kita di sini, apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Ru Na lembut.

"Entahlah, Ru Na. Rasanya tubuhku sakit semua dan mual."

"Kau tunggu di sini dulu sebentar, ya. Aku mau melihat Soo Hwan dan Myung Eun, mereka pingsan," jelas Ru Na.

"Apa tidak ada orang sama sekali di sini? Kenapa kita bisa berada di tempat seperti ini? Di mana ini?!" Jang Mi tiba-tiba panik.

Belum sempat Ru Na menjawab pertanyaan Jang Mi, mendadak muncul sekumpulan orang berpakaian prajurit kerajaan dengan membawa tombak serta panah di tangan mereka.

Prajurit-prajurit itu hendak menyerang Jang Mi dan Ru Na, di belakang mereka dua orang pria asing berdiri sambil tertawa puas. Mereka kemudian berteriak kepada para prajurit.

"Prajurit! Tangkap mereka semua!"

"Musuh atau mata-mata musuh harus ditangkap dan dihukum seberat-beratnya!"

"Siapa kalian dan apa salah kami?! Dengar ya, kami bukan musuh ataupun mata-mata musuh!" teriak Ru Na lantang.

"Kalian masih mencoba menghindar?! Bukannya kalian memang musuh kerajaan?! Lihatlah pakaian yang kalian kenakan itu, dari negeri mana kau berasal?" tanya salah seorang dari kedua pria asing.

"Nona, lebih baik kau dan teman-temanmu menyerah. Jika kalian mau menyerahkan diri kepada kami mungkin raja akan mengampuni kalian atau setidaknya memberikan hukuman yang ringan. Bagaimana, Nona?" tanya pria lainnya.

"Aku tidak mau menyerahkan diriku! Cepat, keluarkan kami dari sini!" hardik Ru Na.

"Ru Na, sudahlah lebih baik kita menyerah saja," ucap Jang Mi lirih.

"Tapi, Kak kalau mereka benar menghukum kita bagaimana? Aku tidak mau hidupku berakhir di tempat ini, tempat yang sangat asing bagiku."

"Nona, kau terlalu banyak bicara rupanya. Prajurit cepat tangkap mereka dan bawa ke hadapan raja!" perintah pria asing yang berjanggut putih.

Tanpa berbasa-basi sedikit pun, prajurit-prajurit tersebut segera menangkap Jang Mi, Ru Na juga kedua temannya yang mulai sadar dari pingsannya.

Mereka menyeret keempat pegawai Hotel Moon Bich dengan paksa dan kejam. Jang Mi terpaksa menyerahkan diri karena sudah merasa tidak berdaya, sedangkan Ru Na berusaha melawan sekuat tenaga.

Soo Hwan dan Myung Eun yang sama sekali tidak mengetahui apapun, mereka meronta-ronta ketika ditangkap oleh prajurit kerajaan. Bagaimana pun caranya mereka melepaskan diri masing-masing tetap tidak bisa melawan, nasib mereka selanjutnya berada di tangan Raja Yi Seok Hwang dan Ratu Myung.

*****