webnovel

The Cold Season

Untuk sebagian besar hidupnya, Xiao You Ren merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di setiap malam yang dingin, mengharapkan sebuah tangan melingkar di tubuhnya. Pada setiap orang dia menjeritkan pertolongan. Memohon untuk obat yang dapat menghilangkan rasa sakitnya di musim dingin. Akan tetapi, tidak ada satu orang pun yang mampu memberikan hal itu padanya. Hingga dia terlibat sebuah hubungan dengan seorang laki-laki yang menawarkan obat. Alih-alih mendapatkan penawar bagi lukanya, dia justru menerima racun. Yang membuatnya menjadi kebal terhadap rasa sakit, bahkan meminta untuk mendatangkan perasaan itu terus-menerus. Xiao You Ren kian menggila sesaat setelah laki-laki itu menyuntikkannya sedikit rasa ‘diinginkan’. Seumur-umur Xiao You Ren tidak pernah merasakan hal menggelitik permukaan hatinya, hingga membuatnya menjadi sangat egois.

evilesther3 · LGBT+
Not enough ratings
262 Chs

Where I Stand

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Waktu bergulir seakan memburu, berlari maraton dengan rutinitas manusia. Kendati demikian, waktu tidak benar-benar mampu memulihkan keadaan yang memburuk. Setiap detik yang termakan itu sungguh tidak bisa dijadikan obat. Rasa sakit dan takut tetaplah lebih dominan.

Sudah tujuh hari berlalu sejak kejadian di restoran itu, tapi Xiao You Ren sama sekali tidak merasa tenang. Semakin dia berusaha keras untuk melupakan hal itu, semakin tinggi pula rasa was-wasnya. Bahkan terkadang perasaan itu bisa berubah menjadi ketakutan besar yang tidak bisa dikendalikan olehnya.

Pagi ini juga sama, laki-laki itu terbangun dengan keringat yang membanjiri kening dan tubuhnya. Napas memburu seperti habis mengikuti lomba lari tingkat nasional. Tatapan matanya hampa, mengedarkan pandangan ke segala penjuru kamar kecilnya. Ketika menyadari bahwa dia di tempat yang cukup aman, Xiao You Ren mulai mengatur napas. Tangannya mencengkeram erat ujung selimut dan mengangkatnya ke atas hingga menutupi wajah dan seluruh tubuhnya. Meringkuk seperti bayi di dalam gulungan selimut. Pikirannya kembali kosong.

Xiao You Ren gelagapan sendiri, bingung akan melakukan kegiatan apa di hari libur. Jika biasanya dia akan tenggelam dalam pekerjaan di kantor untuk mengalihkan kekhawatirannya. Lalu, apa yang harus dilakukan di saat seperti ini?

Suatu pergerakan terasa merambah tangannya dari balik selimut. Keterkejutan tidak bisa dihindari, detak jantungnya berpacu cepat. Xiao You Ren menurunkan sedikit selimutnya dan mengintip dari balik celah yang kecil. Seekor kucing terlihat mencari tempat yang nyaman untuk kembali berbaring di sisinya. Untung saja tadi Xiao You Ren tidak membuat gerakan untuk menyingkirkan benda itu. Tangannya terulur untuk mengambil Lie ke dalam pelukan dan menenggelamkan tubuh mereka. Sesekali Xiao You Ren mengusap pucuk hidungnya pada wajah berbulu Lie.

Tanpa terasa jarum jam sudah berada di angka sepuluh dan Xiao You Ren baru beranjak dari tempat tidur. Melakukan sedikit peregangan sebelum masuk ke kamar mandi. Mematut wajah di depan cermin, lalu membasuhnya dengan pelan. Dia pun kembali ke kamar dan membersihkannya. Meletakkan setiap benda pada tempatnya hingga kamar itu kembali seperti biasanya, rapi dan menjadi nyaman untuk ditinggali selama berjam-jam. Ketika Xiao You Ren berpuas diri karena pekerjaannya membersihkan kamar telah selesai dilakukan. Ponselnya berdering dari atas nakas sisi ranjang. Di atas layar ponsel itu nama Zhao Yuzi tertera sebagai menelepon. Perlahan Xiao You Ren mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Yuzi! Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.

Gadis di seberang sana pun menjawab dengan antusias tinggi, "Hai, Ren Ren! Ayo, kita jalan-jalan! Ini hari libur, jangan mengurung diri terus, oke. Aku akan ke apartemenmu setengah jam lagi, siap-siap, ya." Gadis itu memutuskan sepihak panggilan tersebut, tanpa memberi kesempatan bagi Xiao You Ren untuk menjawab ajakan tersebut. Dengan langkah malas Xiao You Ren kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap sesuai perkataan Zhao Yuzi.

Benar saja, setengah jam berlalu dan bel apartemennya berbunyi. Xiao You Ren bahkan belum selesai dengan persiapannya. Dia berjalan mendekati pintu dan membukanya. Mempersilakan gadis yang diam-diam sudah menjadi bagian penting dalam hidup Xiao You Ren. Dia merasa jika Zhao Yuzi lebih dari sekedar teman kantor. Gadis itu seperti mengerti dengan segala kegundahan dalam hatinya. Di setiap masalah yang akan menghampiri hidup laki-laki itu, Zhao Yuzi akan membuatnya merasa sedikit lebih tenang dengan tingkahnya yang seenak jidat. Seperti hari ini, gadis itu memutuskan sepihak untuk pergi bersama Xiao You Ren. Meskipun awalnya laki-laki itu merasa enggan, tapi pada akhirnya dia akan menikmati kebersamaan dengan Zhao Yuzi.

Tak jarang Xiao You Ren merasa jika gadis itu mengetahui sedikit-banyak peristiwa yang menghujani hidupnya. Namun, Xiao You Ren tetaplah dia yang tidak suka ambil pusing mengenai hal-hal seperti itu. Toh, Zhao Yuzi bukanlah orang yang jahat dan tidak terlihat bisa melakukan sesuatu yang buruk.

"Ren Ren!" seru Zhao Yuzi nyaring. Bagaimana tidak seperti itu, sejak dia menginjakkan kaki di dalam apartemen Xiao You Ren, laki-laki itu mengabaikannya dan lebih bersenang-senang dengan pikiran yang menjejali otak.

Gadis itu mendengus sebal. "Apa yang kamu pikirkan, hah?" Dia memicingkan mata, menatap penuh selidik pada Xiao You Ren yang tengah memasang kacamatanya.

"Hanya pemikiran kecil," jawabnya enteng. Tangannya meraih kunci mobil dari atas nakas. "Ayo!" ajak Xiao You Ren. Melangkah lebih dulu menuju ke luar apartemen, diikuti oleh Zhao Yuzi.

Mereka berjalan beriringan sembari bercengkrama dengan akrab. Pembahasan yang ringan dan candaan-candaan meluncur mulus dari mulut kecil Zhao Yuzi, sukses memancing tawa renyah laki-laki yang berjalan di sisinya itu. Meskipun demikian, ekspresi kebahagiaan itu akan lenyap ketika Zhao Yuzi memalingkan wajahnya dari Xiao You Ren. Tatapan mata yang datar dan bibir tanpa senyum, itulah yang tercetak di wajah laki-laki itu. Seperti sudah menjadi kebiasaannya selama seminggu ke belakang. Begitu mudahnya ekspresi itu berganti.

Sebenarnya, Zhao Yuzi cukup peka terhadap perubahan Xiao You Ren. Dalam pikirannya pun terus bertanya-tanya tentang kemungkinan besar yang menjadi penyebab teman kantornya itu berubah murung. Akan tetapi, Zhao Yuzi tidak bisa bertanya secara langsung, meskipun dia sangat penasaran. Zhao Yuzi merasakan dorongan kuat dari dirinya untuk membantu Xiao You Ren keluar dari segala hal yang selama ini, secara tidak langsung, telah memenjarakan laki-laki itu. Rasa peduli yang tinggi terhadap Xiao You Ren tidak bisa disembunyikan oleh gadis itu untuk waktu yang lama. Buktinya, hari ini dia menyempatkan diri mengajak Xiao You Ren bersenang-senang, padahal masih ada pekerjaan yang menunggu di rumahnya.

"Kita akan ke mana?"

Pertanyaan Xiao You Ren itu membuyarkan lamunan singkat Zhao Yuzi. Melihat laki-laki di sebelahnya sudah siap mengendarai mobil, Zhao Yuzi mulai berpikir. Tempat-tempat yang bagus untuk melepaskan beban dan menguarkan aura positif, penuh dengan kedamaian yang menenangkan. Pikirnya tempat seperti itu akan sangat berguna untuk sekarang.

"Bagaimana dengan taman pinggir sungai di perbatasan kota A dan kota C?"

Xiao You Ren memicingkan mata. Tatapannya terpaku pada Zhao Yuzi yang mulai salah tingkah. Meskipun Xiao You Ren jarang jalan-jalan, tapi dia tahu jika tempat yang disebut oleh gadis itu merupakan tempat terbaik untuk melakukan meditasi. Akan banyak orang yang juga mencari ketenangan di sana.

"Yuzi, kamu tidak sedang berpikir kalau aku stres, 'kan?" tanya Xiao You Ren menyelidik. Gadis di sebelahnya menggelengkan kepala, tapi tetap saja tidak bisa mengubah isi pikiran Xiao You Ren tentang hal tersebut.

"Tidak. Aku tidak berpikir kamu stres atau depresi," jawab gadis itu lantang. "Hanya saja akhir-akhir kamu terlihat murung. Apa salahnya jika kita ke tempat yang tenang? Lagipula di sana bukan cuma tempat untuk meditasi, ada area pikniknya juga. Kita bisa berbagi cerita dan aku bisa membaca sepuasku." Tangannya bergerak mengeluarkan dua buah buku dari dalam tas yang dikenakan. Memamerkan novel bergenre boys love itu pada Xiao You Ren. Hingga membuat laki-laki berkacamata tersebut diam tak berkutik.

Sedikit rasa lega menghampiri hati Xiao You Ren, setidaknya dia bisa menyembunyikan kekacauan perasaannya beberapa hari terakhir. Begitulah pikiran naifnya bekerja.

"Oke," jawabnya tak acuh. Xiao You Ren bersiap melajukan mobil dan keluar dari area gedung apartemen. Setelah dipikir lagi, ide Zhao Yuzi tidak terdengar buruk.

.

Sudah dua jam mereka habiskan untuk berdiam diri di kursi taman. Zhao Yuzi yang sibuk dengan kegiatan baca-membacanya dan Xiao You Ren dengan lamunan panjang serta sesekali menatap lekat pada orang-orang yang bermeditasi. Zhao Yuzi benar, tentang betapa nyamannya berdiam diri di tempat tenang seperti ini. Pikiran rumit Xiao You Ren sedikit demi sedikit mengalami perubahan, setiap kekhawatirannya perlahan menemukan jalan keluar. Ada rasa lega terselip di celah hatinya, ketika dia merasakan udara segar menerpa wajahnya. Seulas senyum tipis terpatri di bibirnya dan itu sukses menambah rasa senang Xiao You Ren. Diam-diam Zhao Yuzi menemukan senyum tipis itu dan memekik girang. Sontak mengejutkan Xiao You Ren yang segera memalingkan wajah untuk memastikan keadaan gadis itu.

Kedua alis Xiao You Ren menukik tajam, ekspresi wajah yang terlihat bertanya. Untung saja Zhao Yuzi adalah gadis yang cukup peka, sehingga dia membalas tanya itu, "Kisahnya sangat menggemaskan." Senyum lebar diperlihatkan Zhao Yuzi sebelum melanjutkan perkataannya, "Mengapa pasangan laki-laki dengan laki-laki itu sangat manis? Ah, aku harap aku menjadi laki-laki." Dengan dibuat-buat seprofesional mungkin, wajah Zhao Yuzi menampilkan mimik sedih. Hal itu mengundang tawa garing dari laki-laki di sebelahnya.

"Memangnya mengapa jika kamu menjadi laki-laki?" tanya Xiao You Ren, iseng. Masih mempertahankan Zhao Yuzi yang perlahan menurunkan buku bacanya ke paha dan memandang lurus pada aliran sungai yang mengalir tenang.

"Aku ingin menjadi orang yang kamu cintai dan mencintaimu sepenuh hati dan membuat Xiao You Renku bahagia." Kalimat itu mengalir lancar dari mulut Zhao Yuzi dengan nada yang serius. Membuat Xiao You Ren membelalakkan mata dan menatap penuh tanya pada gadis itu.

Zhao Yuzi menyadari keterdiaman Xiao You Ren, segera melihat ke arah laki-laki itu dan menampilkan senyum menyebalkan. "Kenapa? Apa kamu memercayainya?" Tawa terbahak menyusul kalimat tanya tersebut.

Lagi-lagi Zhao Yuzi membuat Xiao You Ren kesal, meskipun itu cukup menghibur. Namun, ada hal mengganjal di hati Xiao You Ren. Mengenai sikap dan keseriusan Zhao Yuzi saat mengatakan hal tersebut. Seperti ada yang disembunyikan oleh gadis itu, tapi Xiao You Ren tidak bisa menggali lebih banyak. Dengan keberadaan Zhao Yuzi di sisinya, setiap kali dia mengalami hari yang sulit, sudah membuat Xiao You Ren tidak merasa sendirian.

Zhao Yuzi menyimpan bukunya ke dalam tas, lalu berdiri dan melakukan peregangan otot. Memperhatikan keadaan sekeliling dan berujar, "Sudah sore, lebih baik kita pergi. Cari makan lalu pulang, aku sudah lelah duduk berjam-jam di sini." Gadis itu menguap lebar dengan ditutupi telapak tangan. Mata berairnya menatap sekilas pada Xiao You Ren yang juga mulai melakukan pergerakan.

"Ayo, aku juga sudah lapar!" Xiao You Ren berjalan lebih dulu menuju area parkir, disusul oleh Zhao Yuzi yang segera menyamai langkahnya.

"You Ren, aku punya rekomendasi tempat makan yang bagus, murah, dan pastinya enak. Sangat cocok dengan kantong karyawan seperti kita, kudengar juga tempatnya nyaman. Bagaimana, mau coba?" cerocos Zhao Yuzi ketika mobil sudah berjalan menjauh dari taman.

Xiao You Ren tidak segera menjawab, karena banyak pertimbangan yang harus dilakukan terhadap pilihan Zhao Yuzi. Bagaimanapun dia tidak bisa begitu saja memercayai pilihan restoran yang ditentukan dari konten media sosial, terlebih oleh Zhao Yuzi yang pernah membuat kacau acara makan malamnya dengan Zheng Liam dulu.

"Oke, sudah ditentukan. Kita meluncur ke sana." Keputusan final diambil Zhao Yuzi selagi Xiao You Ren masih bergulat dalam pikirannya. Hal itu membuat helaan napas berat terdengar dan sebuah suara lemah mengiringi. "Kalau akhirnya kamu yang memutuskan, kenapa harus bertanya?" Xiao You Ren mendelik ketika mendengar tawa dari kursi di sebelahnya.