webnovel

The C Toxin

aleyshiawein · Sci-fi
Not enough ratings
358 Chs

Turns Back

Hanshi Harbour

Tianjin, China

30 April 2016

23.54 P.M CST

Mark dan timnya beserta Luika telah tiba di pelabuhan. Sesuai rencana Mark, hari ini mereka akan kembali ke Korea dengan jalur laut. Dapat dikatakan mereka akan melakukan perjalanan jalur laut secara ilegal. Itu semua karena bantuan Tzuyu, adik kandung Mark yang merupakan pemilik salah satu perusahaan kargo cukup besar di Taiwan. Entah kebetulan atau bagaimana, Tzuyu sedang ada kepentingan di China, sehinggga memudahkan urusan mereka.

Kun turut hadir mengantarkan mereka dengan mobilnya. Ia secara sukarela menempuh perjalanan berjam-jam untuk membantu teman dekatnya itu.

"Dimana adikmu?" tanya Jackson begitu mereka turun dari mobil.

Mark tidak merespon, Ia langsung saja mencari kontak adiknya itu di ponsel. Namun belum saja panggilan suara itu terjawab, sebuah sedan hitam datang dan berhenti tepat didepan mobil Kun.

"Siapa?" tanya Kun.

Mark hanya tersenyum, Ia langsung keluar dan menghampiri pengemudi sedan hitam itu. Seluruh orang dalam mobil itu dapat melihat interaksi hangat Mark dengan seorang pengemudi wanita dari sana.

"Oh tidak, apakah itu adiknya? Dia ternyata seorang kakak yang sangat manis," komentar Somi melihat Mark yang kemudian berpelukan dengan Tzuyu, adiknya itu.

"Haruskah kita turun?" tanya Kun sembari melepas seatbeltnya. Wendy dan Jaehyun kemudian mengikuti langkah Kun itu.

Kun keluar terlebih dahulu, berjalan cepat ke arah Mark dan Tzuyu yang berjarak sekitar 200 meter darinya. Cuaca malam itu cukup dingin, membuat Kun semakin mempercepat langkahnya.

"Mark!" ujar Kun begitu Ia berhasil berdiri sejajar dengan Mark. Ia kemudian menurunkan kepalanya hormat kepada Tzuyu.

"Bagaimana? Apakah semua sudah siap?" lanjutnya.

"Sudah, kalian bisa menggunakan kontainer berwarna biru disana, Aku sudah mengosongkannya, dan mengisinya dengan kebutuhan kalian selama perjalanan," jelas Tzuyu.

"Baiklah, terimakasih atas bantuanmu," ujar Mark sembari tersenyum.

"Aku ... "

Tzuyu belum selesai dengan kalimatnya, Kun tiba-tiba mendorong tubuh Mark dan Tzuyu.

"Awas!"

DOR!!

Sedetik kemudian, Kun sudah terkapar bersimbah darah dihadapan Mark.

"Kun!" seru Mark. Ia segera bangkit untuk memeriksa kondisi temannya yang sudah tidak sadarkan diri itu. Seseorang menembaknya tepat di dada.

Mark melirik cepat ke arah sekitar, Ia melihat seseorang berpakaian serba hitam dari atas kontainer di arah selatan mereka, "Serangan sniper!" ucap Mark keras-keras.

Mark segera menengadahkan pistolnya ke arah sniper itu.

DOR!!

DOR!!

Dua tembakan dilepaskan oleh Mark, berhasil membuat sniper itu berlari bersama senjatanya.

DOR!!

DOR!!

Suara tembakan lain berasal dari Jaehyun dan Jackson. Dengan sigap mereka menggunakan senjatanya ke arah sniper itu yang sekarang mengubah posisinya.

"Tzuyu, bawa dia kesamping mobil!" perintah Mark. Lalu dengan susah payah, Tzuyu menarik Kun berlindung disamping mobilnya.

DOR!!

Satu peluru berhasil menembus pinggang Tzuyu sebelum Ia bisa membawa Kun kesamping mobilnya seperti perintah Mark.

"Sialan!" seru Mark. Tanpa pikir panjang, Ia menembakan senjatanya membabi buta ke arah sniper itu yang belum juga berpindah dari tempatnya.

DOR!!

DOR!!

DOR!!

Jackson dan Jaehyun datang, Mark mengambil alih senjata laras panjang di tangan Jaehyun lalu menyasar sniper itu di area vital.

DOR!!

"Sialan! Beraninya Kau melukai adikku!" seru Mark.

DOR!!

DOR!!

Dua tembakan terakhir dari Mark akhirnya berhasil mengenai area vital sniper itu

"Periksa identitasnya!" perintah Mark. Jackson dan Jaehyun segera bergerak menuju lokasi sniper itu terjatuh.

Mark berlari ke arah Somi, Wendy, Kun dan Tzuyu. Tampak disana Tzuyu yang merintih kesakitan, dan Kun yang tidak sadarkan diri. Wendi dan Somi menekan luka tembak keduanya, memastikan kedua orang itu tidak kehilangan banyak darah dan tetap bernafas.

"Mark!" seru Somi, Ia kewalahan mengatur nafasnya.

"Ambulance sudah datang!" seru Yugie sembari berlari, tampak dibelakang dua orang petugas berseragam orange membawa tandu.

Mark, Wendy, Somi, dan Yugie segera membantu petugas itu menaikkan Kun dan Tzuyu keatas tandu. Mark memegang tangan Tzuyu erat, "Tolong bertahanlah!" ujarnya yang direspon anggukan oleh Tzuyu.

"Mark, sebaiknya kalian lanjutkan perjalanan ke Korea, biar Aku yang mengurus mereka!" ujar Wendy begitu petugas membawa Kun dan Tzuyu.

"Kau yakin?" tanya Mark.

"Percayakan padaku," jawab Wendy sembari menautkan tangannya yang terlumuri darah Kun pada Mark. Tanpa pikir panjang, Mark mengangguk mengiyakan, meskipun Ia sangat khawatir akan kondisi adiknya.

Sementara itu, sedari tadi Somi mengamati interaksi Mark dan Wendy dihadapannya, "Apakah kalian sedekat itu? Kau ... menitipkan adikmu padanya? Aku tidak menyangka, Mark!" ujar Somi sembari mengeluarkan smirknya.

Mark menghela nafas, "Aku tidak punya pilihan lain, kita harus sampai ke Korea secepatnya. Situasi disini sangat tidak aman," ujarnya.

"Kau mengetahuinya, dan Kau meninggalkan mereka," ujar Yugie kali ini.

"Kau ..." ucap Mark terpotong, Jackson dan Jaehyun sudah kembali.

"Aku sudah mengambil foto sniper itu, juga tanda pengenalnya. Dia orang Korea," ujar Jackson.

Divisi Multinasional, NISA

Seoul, Korea

30 April 2016

23.10 P.M KST

Gedung markas NISA malam itu sudah sunyi dan gelap dari empat jam lalu. Namun berbeda dengan ruangan divisi multinasional. Enam orang yang bekerja di ruangan itu masih sibuk dengan komputernya masing-masing, sesekali menguap, memenuhi asupan oksigen ke otak mereka agar tetap berpikir.

"Kita hilang kontak dengan Jay!" seru Kyung Soo.

Jaebeom segera bangkit, diikuti yang lain, mengerumuni Kyung Soo dan PC nya.

"Kapan terakhir kita terhubung dengannya?"

"Satu menit lalu," jawab Kyungsoo

"Dia menjalankan misinya hari ini, setelah gagal waktu itu," gumam Jimin.

"Hubungi kembali!" titah Jaebeom.

"Aku sedari tadi menghubunginya, namun sambungan itu terputus tepat setelah terdengar suara beberapa tembakan," jelas Kyung Soo.

"Dia pasti mengalami baku tembak dengan Mark dan timnya," komentar Seokjin.

"Bagaimana mereka memiliki senjata?" tanya Jimin.

"Mereka tentu saja tidak bodoh, pergi ke daerah lawan, membawa saksi mata yang diincar dua pihak, tanpa senjata," ujar BamBam santai.

"Siapa saja yang pergi bersamanya?" tanya Jaebeom.

"Taehyung mengatakan dia hanya pergi bersama Jaehyun, dan Son Wendy," jawab Seokjin.

"Wen...Wendy?" tanya Jaebeom sembari mengerutkan dahinya.

"Ya, dia seorang psikiater dan dokter. Aku tidak mengetahui apa kaitannya hingga wanita itu harus ikut," ujar Seokjin.

"Jackson Wang ada disana, bersama Mark Tuan. Kalian tidak jeli," seru seseorang tiba-tiba. Itu Moon Byul.