webnovel

Chapter 88 (Caged The Beast)

Terlihat Kim berjalan ke dalam museum dengan tenang karena dia memang di perbolehkan masuk ke dalam museum, lalu melihat sekitar dengan wajah serius.

Ada beberapa Direktur yang melihat banyak patung di sana.

"(Nona Akai bilang, aku harus mencari patung itu... Patung wanita yang berpose menari dan terlihat sangat nyata....)" Kim melihat sekitar hingga ia melihat seseorang yang dia kenal, yakni Matthew yang berdiri memandangi sesuatu dengan mata membosankan nya.

"Tuan Matthew" Dia mendekat membuat Matthew menoleh padanya.

"Tuan Matthew, lama tidak bertemu" Tambah nya.

"Ya, aku harus mengurus beberapa patung, apalagi patung yang sedang aku lihat" Kata Matthew, lalu Kim melihat patung yang dilihat Matthew itu.

Seketika ia terkejut tidak karuan karena itu patung yang dia cari, patung yang mirip dengan wanita menari.

"Itu.... Itu...." Kim gemetar.

"Ah, apa yang kamu pikirkan?" Matthew menatap.

"E... Tidak ada, tidak ada" Kim langsung menggeleng cepat dengan panik.

". . . Patung ini akan keluar dari museum"

"Eh, jangan? Eh... Maksudku... Kenapa?" Kim menatap.

"Patung ini tidak memiliki nama pencipta, atau dengan kata lain, pencipta patung ini sudah meninggalkan jejak nya... Tanpa nama pencipta, patung ini tak akan bisa diletakan di sini"

". . . Lalu, apakah akan di angkut sekarang?" Kim menatap.

"Ya" Matthew membalas.

"Sebenarnya, jika patung ini tak memiliki nama pencipta, apa yang terjadi?" Kim menatap.

"Jika patung ini tak memiliki nama pencipta, pencipta nya apati sengaja menghapus nama nya karena sesuatu, kasus yang seperti ini aku sudah lebih dulu tahu maksud dari nya, pastinya patung ini akan di cap ilegal nantinya jika aku tidak mengurus nya secara cepat... Dan jika informasi ini sampai di Direktur melalui artikel publik, nama ku akan miring, mereka akan menilai buruk museum dan Kakak ku akan mengalami kerugian" Kata Matthew.

"(Memang nya apa yang harus di khawatirkan, sudah jelas semua patung di sini akan menjadi ilegal larena tindakan Tuan Beum yang fokus mengambil alih banyak bisnis tanpa mempesulikan bisnis museum nya sendiri dan hanya menyerahkan ini semua pada adik nya, benar benar sangat buruk... Soal pengangkutan patung ini, sepertinya aku harus segera memberitahu Nona Akai) ....Ah, kalau begitu aku akan pergi sekarang, sampai jumpa Tuan Matthew" Kim berjalan pergi membuat Matthew terdiam bingung.

Tampak Kim berlari terburu buru dan langsung masuk ke kantor Neko.

Neko yang terdiam menatapnya menjadi menatap laptopnya. "Oh tidak... Aku melakukan kesalahan" Neko menatap laptopnya.

Sebelumnya, dia mengerjakan artikel soal patung itu. "(Setelah aku menggarap artikel non publik ini... Akan aku cantum kan nama Matthew karena dia sudah berhak pemilik museum dan yang mengurus banyak patung di sana, ketika banyak Direktur yang membaca artikel ini maka nama nya akan tercemar....)" Dia fokus mengetik.

2 jam berlalu, Neko sudah menyelesaikan artikelnya namun seseorang menghubunginya dengan nomor tak dikenal. Ia lalu mengangkatnya. "Apa kau Manajer departemen kekuasaan...?"

"Siapa?"

"Aku ingin kau membatalkan artikel itu" Kata orang itu.

"(Huh, aku belum membuat artikel nya.... Kenapa dia meminta ku, dari mana dia tahu aku membuat artikel seperti ini?)" Neko mulai bingung.

"Aku adalah orang yang membunuh wanita itu, kau tak akan bisa menemukan ku di manapun kecuali kau membuat artikel balas dendam soal Tuan Matthew" Kata suara itu.

"Apa yang terjadi jika aku tetap mengirimkan artikel ini, ini hanyalah artikel non publik"

"Aku tahu itu, artikel non publik hanya akan di ketahui orang penting, tapi apa kau sadar, patung itu akan pergi, ketika para Direktur tahu soal artikel ini, maka mereka juga akan berbondong-bondong mencari patung itu, tapi tak ada karena sudah di pindahkan sekarang, jadi artikel mu hanya di anggap palsu dan ini bisa membuat tuntutan bagi Tuan Matthew sendiri" Kata Orang itu, tapi mendadak ponselnya di tutup olehnya sendiri membuat Neko terdiam.

"(Patung itu di pindahkan.... Cih aku jadi tak bisa membuat artikel, atau lebih baik aku berhenti saja....)" Neko terdiam dan menatap tanda pengiriman di laptop itu, karena artikel itu sudah selesai dan akan di kirim. Dia tahu dan lebih baik tidak menekan nya tapi mendadak Kim membuka pintu membuat nya terkejut dan tak sengaja menekan tanda pengiriman.

"Astaga...." Dia terkaku dan Kim pun juga terdiam kaku.

--

"Maafkan aku!!" Kim langsung menundukan badan, Neko hanya bisa menghela napas panjang apakah karena artikel itu telah terkirim pada non publik tanpa bisa di tarik kembali.

"Mau bagaimana lagi.... Artikel ini akan segera tersebar, tapi untung nya aku tak mencantumkan nama departemen ini dan nama karyawan di sini, jadi artikel itu tak akan di ketahui datang dari mana" Kata Neko.

"Oh begitu, syukurlah" Kim menjadi menghela napas lega.

Tapi ada yang mengetuk pintu dan masuk.  "Luna..." Rupanya Pei Lei mendekat ke meja Neko.

"Direktur bilang Kau ditugaskan mengurus sebuah artikel milik Tuan Matthew, apa kau mengirimkan nya, bukankah patung itu... Diturunkan?"

"Ha... Karena inilah aku harus memikirkan rencana matang matang.... Salah satu cara memperbaiki ini semua adalah membuat artikel publik untuk melawan artikel itu.." Balas Neko membuat Pei Lei dan Kim terdiam kecewa.

"Seharusnya aku tak melakukan ini" Neko memegang kening nya.

"Apa kau baik baik saja, Aku bisa membantumu membuatnya" Tatap Pei Lei.

"Tak perlu, aku tahu apa yang harus kulakukan...." Neko langsung membalas lalu berjalan pergi dari kantor membuat Kim dan Pei Lei ada di sama.

"Lalu patung itu saat ini ada dimana?" Pei Lei bertanya.

"Ada di luar musium, akan menunggu orang yang mengangkut" Balas Kim.

"(Sepertinya ini hanya akan membuat dampak buruk)"

Sepulang bekerja, Neko lebih memilih untuk pergi pulang sendirian karena dia ingin pergi ke depan museum. "(Jika patung itu akan di angkut, seharusnya ada di luar)" Ia menyebrang jalan raya hingga benar benar bertemu patung itu.

Patung itu ada di luar, di pajang untuk dilihat semua orang. Lalu ada beberapa orang yang akan mengangkut patung itu.

Neko terdiam melihat dari jauh. "(Itu memang patung itu.... Dan....)" Ia mendadak melihat dari jari patung wanita itu, mengeluarkan tetesan kecil yang tidak bisa menetes, yakni darah.

"(Itu memang manusia.... Tak peduli, yang penting aku harus mengkhawatirkan artikel tentang Matthew sekarang)" Ia berbalik badan dan berjalan pergi

Setelah sampai di apartemen, dia langsung duduk di sofa dengan menghela napas panjang. "(Atau aku bertemu dengan Matthew besok... Pei Lei bilang aku harus bertemu dengan Matthew besok... Apa ini pada akhirnya aku bisa bertemu dengan lelaki yang sangat buruk yang membuat ku harus kehilangan semua pekerjaan ku, dan juga kekuasaan ku)" Pikirnya dengan kesal.

Tapi Neko mendengar suara. "Meow...."

Membuat nya langsung menoleh. "Suara apa itu?" Ia bingung dan berdiri mencoba mencari.

"Meong.... Meow..." Suaranya dari balkon.

Neko langsung ke sana dan rupanya kucing yang tergelantungan di balkon Neko, dia akan jatuh ke bawah.

Neko terpaku melihat itu, dia segera mengambil kucing itu dan meletakan nya di bawahnya. "Apa kau tahu itu benar benar sungguh bahaya" Ia menatap tajam, lalu baru sadar bahwa itu adalah kucing milik gadis yang di bawah membuat Neko terdiam.

Tapi kucing itu malah berjalan pergi berlarian di apartemen Neko membuat Neko terdiam bingung, alhasil dia hanya membiarkan kucing itu bersembunyi dimana mana karena dia sendiri juga sedang lelah.

Sementara itu di apartemen gadis tadi, Ia meminum air putih di dapur lalu melihat sekitar.

"Mocha, Mocha, Mocha..." Ia memanggil manggil nama dari kucingnya, gadis itu bernama Satori, dia terlihat tinggal di apartemen itu sendirian, dengan rambut pendek dan mata yang begitu khawatir mencari kucing nya.

Ia berjalan ke balkon lalu menengada menatap balkon Neko. "[Apa mungkin disana]" Ia terdiam lalu menuju ke pintu apartemen Neko, Ia terdiam sebentar. "(Semoga aku tidak mengganggu nya...)" Ia mengkhawatirkan Neko akan terganggu lalu ia benar benar menekan bel disana.

Neko membuka pintunya dengan tatapan dingin. "Apa Aku bisa membantumu?"

"Ah,.. Aku pikir kucingku bermain disini tadi malam" Satori menatap.

"Kucing? (Apa kucing tadi?) . . . Tunggulah sebentar" Kata Neko, Satori melihat Neko mencari di sela sela meja sambil masuk ke kamar lain. "Um... Apa yang Kamu lakukan?"

". . . Sepertinya Dia tidak disini" Kata Neko. Tapi mereka berdua mendengar dengkuran lembut di selimut ranjang Neko. Lalu muncul kucing kemarin keluar dari selimut dan berjalan naik ke tubuh Neko yang terkejut.

"Mocha suka pada tempat lembut" Kata Satori. Lalu Neko memberikan Mocha padanya. Tapi kucing itu menahan lengan baju Neko dengan kukunya.

"Mocha jangan kasar" Satori menarik tangan Neko untuk di lepaskan. Tapi Ia sendiri merasakan sesuatu saat memegang tangan Neko. "[Tanganya sangat lembut //..//]"

"Kucing ini biru rusia, dan namanya tadi?, Mokwa?" Neko menatap.

". . . Tidak, Dia Mocha, um, aku Satori dan Kau?"

Neko terdiam lalu berkata. "(Tidak masalah bukan jika aku memberitahu nama ku padanya) Aku Akai" Neko memberikan nama aslinya.

"Akai, nama yang bagus" Satori menatap.

"Terima kasih" Neko membalas namun ia terdiam berwajah serius membuat Satori terkejut dengan lemparan tatapan itu.

"(Kenapa dia menatap ku begitu, tapi aku senang ketika dia melakukan itu, karena aku bisa melihat wajah nya yang cantik....)" Satori terdiam menatap.

Tapi mendadak tangan Neko memegang rambut Satori, Satori terkejut dan berwajah merah. Rupanya Neko mengambil bulu kucing itu yang menempel. "Rambut Mocha..."

"Oh, terima kasih, kalau begitu Aku akan pergi, terima kasih untuk ini" Satori berjalan keluar.

Saat di luar, Ia terdiam didepan pintu Neko. Mocha kucingnya menatap dengan bingung. Rupanya Satori sedang berwajah merah malu.

"[Ada apa, kenapa ini begitu canggung, Dia perempuan imut dan cantik, tinggi kami hampir sama, Aku penasaran dengan umurnya... Apa dia tinggal sendirian di sana...]"