webnovel

Chapter 83 (Caged The Beast)

"Bisakah Kau melihat bahwa kami sedang berbicara, Pei Lei?" Tiba tiba Xun menggunakan nada kesal menatap kesal Pei Lei.

"Maaf kan Aku Senior, Aku hanya khawatir akan membuat kopi ini dingin, karena itulah aku harus memberikan kopi yang tetap hangat untuk Luna, karena itulah Aku harus memberikanya secepat mungkin . . ." Pei Lei membalas.

"Itu tetap saja mengganggu, bisa kah kau tinggal saja itu di luar, tidak lihat atasan mu sedang berbicara dengan nya?" Xun menatap berani, tapi wajah Pei Lei seperti tak takut.

Tapi tiba tiba mereka mendengar gigitan keras. Mereka menoleh bahwa Neko yang rupanya menghancurkan permen keras itu dengan giginya membuat dua lelaki itu menoleh lalu membuang tusuknya. "Aku akan kembali ke kantor, berikan Aku kopinya ketika ke kantor" Ia berjalan keluar.

"Baiklah" Pei Lei mengikutinya dengan senang karena sudah berhasil mendapatkan perhatian Neko.

"[Pei Lei Kau kurang ajar]" Xun masih kesal dengan Pei Lei yang masuk tadi.

"Aku tahu, Kau membeli kopi ini secepat mungkin dengan berlari bukan, toko kopi disini memanglah tidak dekat, jadi Aku mengerti usahamu" Kata Neko, Pei Lei menatap dengan sedikit terkejut lalu tersenyum kecil.

"(Aku tak menyangka dia akan khawatir begitu..)"

"Sebelumnya, apakah kau memang selalu di suruh suruh oleh orang orang di sini?" Neko menatap.

Pei Lei terdiam sebentar dan menjawab. "Aku memang selalu begitu, ketika Senior Roiyan meminta ku untuk apa, aku harus menurutinya karena aku juga termasuk karyawan yang belum dapat posisi apapun, padahal sudah lama aku di sini"

"Jika tidak mendapatkan posisi apapun, bukankah seharusnya kau masuk ke dalam posisi ku, dengan begitu posisi manajer akan terisi cepat" Tatap Neko.

"Aku juga tidak mengerti soal hal itu, aku hanya... Menganggap ini semua akan terjadi pada waktunya" Kata Pei Lei.

". . . Jika kau terus melakukan hal itu untuk orang orang yang menyuruhmu seperti babu, kau juga akan menjadi pembantu, bukan di gaji karena membantu mereka juga" Tatap Neko.

"Aku mengerti perhatian mu, tapi... Aku bukan siapa siapa yang dapat memprotes" Kata Pei Lei membuat Neko terdiam.

"(Rupanya di sini sudah ada penindasan karyawan)" Pikirnya dengan wajah biasanya.

". . . Kenapa kau tidak menjadi asisten manajer, asisten Direktur, dan siapa tahu posisi asisten eksekutif di butuhkan oleh mu" Neko menatap.

". . . Apa kamu berpikir aku cocok di bagian itu?"

"Cocok cocok saja jika kau memang niat dan kemampuan mu sudah terukur... Yang nama nya asisten, pastinya di suruh suruh, tapi juga di gaji karena hal itu tetapi posisi mu ini sama sekali tidak" Kata Neko membuat Pei Lei terdiam.

". . . Ini tidak apa apa, aku baik baik saja di posisi ini" Kata Pei Lei sambil berhenti berjalan ketika mereka sudah sampai di kantor Neko. Lalu dia memberikan kopi Neko tapi belum menerima nya kebetulan mereka bertemu Roiyan di lobby itu kantor. "Senior Roiyan?" Tatap Pei Lei.

Roiyan menatap ke Neko yang terdiam dingin. "Aku yakin Kau tadi menanyakan sesuatu padaku?" Dia menatap ke Neko yang mengingat ingat.

". . .Kapan Aku bisa bertemu dengan Direktur itu" Kata Neko.

"Kau bisa menemuinya dan ikut padaku, di ruangan presentasi Aku akan menungggumu, sekarang, jika kau bisa mengerjakan presentasi ini sekarang, kau pastinya aku katakan hebat dan bertemu dengan Direktur Eksekutif" Roiyan membalas sambil berjalan pergi. Neko akan mengikutinya tapi Pei Lei menahan tanganya.

"Tunggu Luna... Dia hanya akan memprovokasimu"

"Bagaimana cara dia memprovokasiku?" Neko melirik dingin.

"Di ruangan itu akan ada banyak Direktur yang bekerja sama dengan departemen ini, senior Roy mungkin akan membuatmu terlihat buruk dengan mempresentasikan semuanya sendiri, apalagi kau akan mempresentasi kan sekarang tanpa persiapan, bagaimana jika salah nanti...?"

"Ho-Jadi kau pikir Aku tak bisa melakukan presentasi mendadadak" Neko melepas tangannya. Suaranya seperti membalas perkataan Pei Lei dengan suara tinggi.

"Aku tidak berpikir begitu, maksud ku--

"Kalau begitu letakan kopi itu di mejaku, dan tunggu aku jika kau mau" Neko menatap menyela lalu meninggalkanya pergi membuat Pei Lei terdiam.

"(Kenapa dari tadi aku sama sekali tak merasakan aura yang sangat canggung, dia dari tadi begitu percaya diri atau dia memang tidak peduli bahwa dia gagal atau tidak, ketika pertama kali bertemu, dia juga tidak melemparkan tatapan ramah.... Tapi dengan tatapan dingin dan datar itu, aku yakin dia itu sudah berpengalaman atas segalanya...)" Pikir Pei Lei meskipun dia agak khawatir saat Luna presentasi tanpa dia.

Saat di ruang presentasi, Roiyan berjalan masuk sendirian ke sana dan melihat banyak Direktur dari berbagai tempat yang akan bekerja sama sudah ada di sana. Di sana salah satunya ada Direktur Geun.

"Terima kasih kepada para pekerja sama yang ada di sini, presentasi yang dilaksanakan secara rutin akan di sampaikan pada manajer baru di sini" Kata Roiyan.

"Manajer baru? Manajer bisa apa?" Mereka merendahkan, di sana juga ada Xun yang duduk di bagian perwakilan departemen kekuasaan.

"(Manajer baru? Apa jangan jangan? Luna?)"

Hingga memang benar, tampak Neko berjalan masuk dan Roiyan duduk di bangkunya menatap ke arahnya.

Neko menatap laptop yang ada di depan nya dan membuka hal yang harus di presentasi kan.

"(Jadi.. Ini bicara soal museum? Baiklah, jika ini yang kau minta)" Neko mengutak atik laptop itu membuat semua menunggu.

"(Apa yang sedang dia lakukan?)" Roiyan terdiam bingung.

Hingga tiba tiba semua ponsel yang ada di ruangan itu berbunyi membuat mereka menatap ponsel mereka hingga Neko kemudian bicara.

"Apa yang Saya kirimkan ke email Anda adalah data kasus untuk penilaian paralegal, kasus ini melibatkan warisan, hutang dan pertanggung jawaban pidana, yang agak sulit. Saya ingin bertanya kepada Anda, sebagai pengacara penuntut. untuk memberi saya ide, hukum, dan dokumen tertulis yang diperlukan dalam dua hari. Cara ini akan lebih mudah untuk menghindari dari kasus perebutan museum" Kata Neko, Dia saat ini sedang mempresentasikan pada semua orang. Seketika semuanya terdiam mendengarnya, nada yang dia bicarakan benar benar menekan suaranya membuat suara yang tegas untuk wanita.

"[Dia terlihat seperti seorang profesional, seperti ada pengalaman, selama ini sudah banyak Manajer yang gagal melakukan hal ini sepertinya karena perintah Roiyan yang mendadak... Sepertinya Dia memang istimewa]" Xun menatapnya dengan senyum kecil.

"Bicara soal museum, pekerja sama seperti kalian akan membuat keuntungan sebesar besarnya karena jika memberikan banyak dana melalui pengukuran persenan maka perkalian lipat pengembalian uang pada kalian akan langsung di gandakan, juga sponsor yang selalu di butuhkan di sini, untuk pajangan dalam museum, semuanya sudah di tangani dan hanya orang penting yang dapat masuk, lalu soal pengurusan artikel paralegal, mari lupakan itu dan serahkan tugas ini pada kami" Kata Neko yang melanjutkan itu tadi hingga selesai mempresentasikan semuanya, dari awal, ekspresi nya benar benar tenang dan tidak panik.

Di sana yang melihatnya serius adalah Direktur Geun dan Roiyan. "(Dia seperti seseorang yang kukenal?)" Direktur berpikir keras. Karena dia juga mengenal Neko dalam artian organisasi sindikat.

"(Aku salah meremehkan nya, dia benar benar hebat mempresentasikan itu semua... Apakah manajer tahun ini benar benar memang di terima)" Roiyan terdiam dengan senyum kecil, dia mengangguk sedikit saat Neko mempresentasikan tadi.

Tapi satu hal yang membuat Neko kecewa sekaligus kesal. Dia tidak menemukan Direktur Eksekutif di sana, atau dalam kata lain, dia tidak melihat Beum ada di ruangan presentasi.

"(Sialan... Kau ingin mempermainkan ku... Kau bilang Beum akan ada di sini dan sekarang lihat ini... Dasar payah)" Neko langsung berjalan keluar setelah presentasi nya selesai membuat Roiyan yang melihat itu menjadi terkejut dan langsung mengejarnya.

"Luna! Luna!" Dia mengejar Neko yang berjalan buru buru, tapi seperti yang lain bilang, bahwa kaki lelaki lebih sangat panjang dari kaki perempuan.

Dia langsung bisa mengejar Neko hanya dengan melangkah banyak dan memegang lengan Neko membuat Neko berhenti.

"Luna... Apa yang terjadi? Presentasi mu tadi bagus, kenapa langsung meninggalkan tempat tanpa mengucapkan akhir kalimat?" Roiyan menatap serius.

Tapi Neko melepas tangan Roiyan dan langsung menatap tajam. "Dimana Direktur Eksekutif nya, kenapa tidak ada melihat ku?" Neko langsung menatap kesal.

Lalu Roiyan terdiam sebentar dan menghela napas panjang. "Aku baru saja di hubungi olehnya bahwa dia tidak bisa datang untuk melihat presentasi kali ini, sebenarnya, Luna.... Kau adalah manajer yang berhasil memiliki keterampilan presentasi mendadak" Kata Roiyan membuat Neko terdiam mendengar kalimat terakhir tadi.

"Sebenarnya, kenapa di sini hanya posisi manajer saja yang kosong, itu karena manajer baru harus langsung aku tarik ke ruangan presentasi secara mendadak, jika mereka sangat kurang persiapan dan gugup, maka akan di keluarkan, sebelum ada kamu, manajer manajer yang sudah banyak sekali melamar posisi ini menjadi keluar hanya karena ujian presentasi ini, tapi setelah kamu melakukan nya di depan seluruh Direktur tanpa rasa gugup apapun, aku bisa melapor pada atasan bahwa kau cocok bisa di naikan ke kandidat berikutnya, posisi promosi sangat banyak di sini, dengan begitu kau bisa mendapatkan bisnis sendiri, memiliki gedung sendiri dan-

"Itu sudah sangat cukup menjelaskan nya Tuan Roiyan" Neko langsung menyela membuat Roiyan maupun suasana terdiam.

"Aku sudah cukup mendengarnya, Terima kasih atas partisipasinya tadi karena telah mendengarku presentasi, aku tak mengharapkan informasi lebih dari ini semua, hanya cukup jadi atasan ku yang dapat fokus pada pekerjaan agar kita sama sama membangun sebuah tugas yang lebih baik" Kata Neko. Seketika Roiyan terpaku mendengar itu, lalu Neko berjalan pergi begitu saja.

Neko berjalan ke kantornya dan melihat bahwa di sana sudah bersih, tak ada lagi noda bekas kopi. Dia tersenyum kecil. "(Dia benar benar membersihkan semuanya...)" Ia terpikirkan Pei Lei karena bagaimanapun juga yang membersihkan noda tadi adalah Pei Lei.