webnovel

Chapter 54 (The Worked Hard)

"Kau akan tidur disini?" Neko menatap Yechan yang mengeluarkan baju tidur dari tas yang Ia bawa. Mereka masih di lantai bawah dan Neko duduk di sofa.

"Ya..." Yechan membalas.

"Sebenarnya, apa maksud mu tidur di sini?" Neko melirik suram.

"Um... Soal tidur, kamar mu kan ada di lantai atas, dan harus menaiki tangga, nanti kalau kamu berhenti di tengah tiba tiba bagaimana? Luka mu malah tambah banyak" Kata Yechan.

". . . Ini tidak seperti aku sakit pada kaki ku, kaki ku baik baik saja"

"Ini bukan soal kaki maupun apa, tapi kondisi tubuh mu yang belum fit, Akai, jadi aku akan menjaga mu" Kata Yechan.

"Aku tidak akan mau tidur bersama mu" Neko langsung mengatakan itu.

"E... Em.... Kalau begitu aku akan tidur di bawah ranjang demi menemani mu"

". . . Aku bisa tidur dimanapun, di sofa aku juga bisa tidur"

"Kalau begitu aku juga akan tidur di bawah sofa...."

". . . Kenapa kau tidak mengatakan tidur di atas ranjang bersama ku, ranjang ku besar"

". . . Apa?! Ini tidak seperti aku pernah melakukan nya saja... Aku ke sini untuk menjaga mu bukan untuk merasakan mu" Kata Yechan membuat Neko terdiam suram. "(Lelaki ini tidak sepenuhnya polos....)" Neko terdiam.

Lalu Yechan memanggil. "Akai, lihat ini heheh..." Terlihat Dia memakai baju tidur pendek itu. Dia terlihat lucu memakainya karena pajamas itu memiliki corak dan motif kepala beruang yang lucu, lengan pendek dan celana pendek nya membuat Neko hanya sebatas menatap dan menundukan wajahnya untuk membaca buku.

Seketika Yechan seperti terkucil kan. "Kamu itu harus memperhatikan orang ketika bicara" Dia menatap kesal seperti anak kecil yang berlutut di bawah.

Lalu Neko mengalihkan pandangan menatapnya, dia lalu tersenyum kecil dan tertawa kecil. "Haha... Bisakah sikap mu itu lebih ke dewasa" Tatap Neko.

Seketika Yechan terkejut melihat itu, dia tak hanya melihat senyum Neko, tapi juga tertawa kecil dan itu nampak sangat imut sekali.

"(Aku beruntung...)"

Malamnya Yechan terbangun dari tidurnya di bawah sofa, Ia tidur di bawah sofa dan Neko ada di atas sofa terbaring dengan selimut menutupinya dan bantal membuat kepalanya nyaman.

Ia melihat Neko tertidur memiringkan diri padanya dengan imut. Saat tidur pun Neko terlihat sangat imut. Yechan menjadi berwajah merah sendiri.

"(Akai.... Aku sekarang berpikir... Kamu mungkin sudah memiliki pacar, tapi aku yakin.... Kamu tidak mengizinkan satu lelaki pun mengambil sesuatu yang berharga dari mu, sikap mu yang seperti itu membuat lelaki takut dan sifat itu jelas sangat istimewa untuk mu...)" Yechan terus menatap wajah Neko yang terpulas.

Dia lalu berpikir ingin memegang rambut Neko, ia lalu perlahan mendekatkan tangan nya dan memegang helaian panjang rambut Neko.

"(Warna rambut yang begitu hitam tebal, dan begitu lebat terurai, tidak berantakan dan selalu lurus rapi....)"

--

Paginya, Neko masih tertidur miring dan rupanya Dongsik tidur bersama nya, dengan kaki Dongsik ada di kepala Neko.

Ketika pulas tertidur, mendadak saja kaki Dongsik bergerak dan langsung menampar beberapa kali pipi maupun dagu Neko membuat Neko terbangun dan langsung duduk.

"Waff..." Dongsik langusng turun.

"(Ugh sial.... Itu sakit... Kau sialan)" Neko memegang dagunya dan melirik ke Dongsik, tapi ia terdiam ketika melihat bawah sudah bersih tidak ada apa apa, ini seperti Yechan merapikan tempat tidurnya.

"(Mungkin dia sudah pergi)" Pikir Neko, dia lalu berjalan mengambil handuk dan meletakan nya di leher belakang, sambil berjalan dan membuka pintu kamar mandi, tapi siapa sangka.

Ia melihat tubuh besar lelaki telanjang sedang mandi membelakangi nya, dia mandi dengan shower dan ketika asik menikmati mandi, dia menoleh dan terkejut melihat Neko yang juga tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Ahkkk!!!" Yechan malah berteriak dan langsung mengarahkan shower menyala ke Neko, seketika mata Neko melebar dan di sini sudah tahu apa yang terjadi padanya.

"Sialan!! Matikan itu!!!" Neko berteriak sambil masih terus terkena air dari Shower.

"Ack.... Ah, Akai...." Yechan langsung menurunkan Showernya dan mematikan dari kran.

"Sialan...." Neko memegang bajunya yang basah, dan Yechan yang melihat itu menjadi terkejut karena kasus putih Neko itu membuat bajunya menjadi transparan ketika basah dan warna bra Neko sudah terlihat, yakni merah.

"Akai... Kamu... Kamu datang kemari secara tiba tiba, jadi aku terkejut" Yechan berwajah kecewa sambil berlutut di bawah dan dia masih telanjang.

Neko melirik nya dan tiba tiba saja dia melepas baju atasnya membuat Yechan semakin terkejut, lalu Neko melempar bajunya yang basah itu pada Yechan.

"Em...!!" Yechan menatap perut dan atas dada Neko yang begitu menawan.

"Apa yang kau lihat.... Huh" Neko melirik. "Tidakkah kau mau terus di bawah dan berlutut!" Neko menatap dekat.

"Ack.... Aku tidak bermaksud!!" Yechan mencoba melindungi diri dengan baju Neko tapi siapa sangka.

Rip~>>>>

Suasana terdiam karena baju Neko yang ada di tangan Yechan sobek karena tangan Yechan saja.

Seketika kepingan kemarahan muncul begitu banyak di urat leher Neko. Auranya begitu suram membuat Yechan semakin gemetar ketakutan.

--

"Akai, kamu masih marah?" Yechan menatap menyesal, dia duduk di bawah sofa dan Neko duduk di sofa dengan menyilang tangan menatapnya datar, mereka sudah memakai baju mereka masing masing.

Neko melihat wajah Yechan yang nampak merasa bersalah, lalu Neko menghela napas panjang.

"Ugh... Perbanku jadi basah, kau harus menggantinya" Neko menunjukan lengan nya.

Lalu Yechan tersenyum senang. "Ya, dengan senang hati" Dia lalu duduk di samping Neko dan mengganti perban di tangan kiri Neko.

Ketika di buka, tampak luka Neko, luka itu adalah sayatan panjang dan sepertinya banyak sekali jahitan, itu sudah jelas akan membekas.

"Um... Akai...." Yechan menatap sambil memperban Neko.

"Um... Aku melihat sesuatu beberapa kali di punggung bagian atasmu" Kata Yechan, seketika Neko berwajah kaku karena maksud Yechan adalah, dia melihat bekas tetesan itu milik Neko di punggung nya.

". . . Itu bukanlah apa apa" Neko langsung membalas begitu.

". . . Itu.... Apa itu bekas atau tato?"

". . . Hanya bekas, berhenti bertanya itu" Neko langsung melirik membuat Yechan terdiam tidak nyaman.

"(Sebaiknya aku tidak memikirkan itu.... Aku benar benar masih merasa bersalah)" Dia menggeleng dengan bibir gemetar, lalu Neko menatapnya dan melihat bibir Yechan yang gemetar.

"(?.... Bibirnya bergerak?)" Dia bingung dan menatap dengan dekat, seketika ketika Yechan membuka mata, ia melihat wajah Neko dengan sangat dekat.

"Kya!?" Ia benar benar terkejut.

"Su.... Sudah...." Ia melepas tangan Neko setelah memperban nya.

Neko menatap perban itu. "Hem... Kau melakukan nya dengan baik" Tatapnya.

Seketika jantung Yechan berdegup sangat kencang. "(Ugh... Jantung ku.... Tenanglah....) Ehem... Kalau begitu, aku akan memasak.... Sarapan" Yechan langsung berjalan pergi membuat Neko terdiam.

Tapi Neko memikirkan pertanyaan Yechan soal bekas di punggungnya membuat nya harus sedikit kesal.

Yechan terdiam menatap kompor. "(Em.... Apa yang harus aku mulai duluan...)" Dia bingung, tapi mendadak pikiran nya terkalahkan karena mengingat Neko basah tadi dan melepas bajunya. Seketika dia berwjah merah memegang dadanya sendiri.

"(Astaga.... Kenapa aku memikirkan itu terus.... Jantung, dengarkan aku, jangan buat aku aneh dengan kamu yang berdegup tidak menentu, kenapa semenjak aku bertemu Akai, jantung ku berdegup tidak menentu...)" Yechan cemas, lalu ia memilih untuk menyalakan kompor.

Tapi tiba tiba saja suara Neko dari dekat. "Apa yang kau lakukan"

"Ack!!!" Yechan terkejut langsung menoleh dan rupanya benar Neko ada di belakang nya berdiri menatapnya sambil menyilang tangan.

"Ada apa?" Lirik datar Neko. Tapi Neko mengangkat satu alisnya karena melihat Yechan dengan wajah sangat merahnya.

"(Hah.... Apa dia melihat sesuatu yang memalukan di wajahku, aku harus segera menghilangkan nya...) Aku... Aku ke kamar mandi sebentar" Dia langsung berjalan pergi membuat Neko terdiam menatapnya.

Tampak Yechan membasuh Wajahnya di wastafel kamar mandi dan melihat wajahnya di cermin.

"(Aku bisa gila... Meskipun aku bersama Akai... Tapi kenapa jantung ku berdetak mulai tidak stabil... Aku benar benar sangat aneh... Apa yang harus aku lakukan, haruskah aku juga memeriksa ini ke dokter, aku takut terjadi apa apa)" Pikirnya dengan khawatir. Lalu mendadak ingat sesuatu.

"(Oh benar, hari ini Akai harus melakukan pemeriksaan dokter, aku harus mengantarkan nya setelah sarapan)"

--

"Jadi Nona Akai, apa semua sudah lebih baik?" Dokter menatap. Dia mendekat dan perlahan melepas penutup luka yang ada di kening Neko.

"Bagus, itu tidak ada bekas sama sekali" Dia menyilakan rambut Neko agar menutupi keningnya.

"Aku masih sedikit pusing" Kata Neko.

"Jangan khawatir, anda hanya harus meminum obatnya dan setelah itu akan berkurang nyerinya..." Balas Dokter.

Setelah selesai pemeriksaan, dia berjalan keluar dari ruangan itu sendiri.

Lalu ada beberapa gosip. "Dia terlihat sangat cantik, ya"

"Aku bahkan hampir menyukainya"

"Perempuan manis" Para perawat perempuan yang mengobrol di belakang Yechan di kursi penunggu. Mereka sedang melihat Neko datang mendekat pada Yechan.

"Kau sudah selesai pemeriksaanya? Bagaimana hasilnya?" Yechan berdiri.

"Ya, aku sudah bilang, aku baik baik saja dan ini lebih baik" Balas Neko.

"Ah begitu, syukurlah..."

"Kalau begitu, kita bisa pergi sekarang" Neko menatap.

"Yechan, Dokter sudah menunggu" Tiba tiba seseorang mengatakan itu dari pintu pemeriksaan dan sedang menunggu. Dia memanggil Yechan.

"Huh? Ada apa denganmu?" Neko menatap bingung.

"Um... Aku hanya bertemu dengan Dokter ^u^" Balasnya. Hingga akhirnya Neko menunggu di kursi tadi dan para perawat yang tadi bergosip ada di belakang nya.

"Hei, kamu pasti kesakitan" Tatap mereka membuat Neko menoleh ke belakang.

"Iya, tangan mu terperban begitu... Semoga kamu baik baik saja kedepan" Kata mereka, di sini sepertinya mereka sedang cari perhatian pada Neko.

Neko hanya terdiam dengan tatapan dingin membuat mereka semakin menyukainya.

"Kamu sangat manis dan cantik, boleh kah kita berfoto" Mereka menunjukan ponsel mereka membuat Neko terpaku. "(Apa?! Apa maksud mereka... Yechan, cepatlah kembali....)"