webnovel

Chapter 36 (My Model)

Sementara itu Direktur Ezekiel dan Roiyan menunggu Neko.

"Kemana gadis itu, Dia benar benar mempermalukanku" Kata Direktur Ezekiel.

"Dia bilang, dia ke kamar mandi sebentar" Roiyan membalas.

"Sebentar? Ini sudah sangat lama. Sebentar lagi aku ingin memperkenalkan mu dan Clara beserta Amai ke Direktur lain, tapi dia benar benar lama"

"Aku yakin dia segera kembali... (Candy, kemana kamu?)" Roiyan menatap khawatir.

Kim juga mencari Neko di kapal besar itu. Namun tiba tiba suatu keributan terjadi. Sekelompok orang orang penyusup datang meributkan. Semua orang berlarian keluar.

"(Apa yang terjadi? . . . )" Kim terdiam melihat mereka, semua orang bahkan berlarian melewatinya. "(Sepertinya, tim khusus telah mencari orang ilegal di sekitar sini, benar benar bahaya jika harus tinggal di daerah sini, lebih aman di distrik, tak ada peraturan yang bahkan berlaku untuk ini.... Oh benar, Aku harus mencari Nona Akai)" Kim mencoba menghubungi Neko lagi tapi tidak bisa.

Cheong juga mendengar keributan itu. "Apa yang terjadi disana?"

"Kau yakin, mereka bukan suruhanmu?" Kata Neko dengan wajah seringainya.

"Aku tak perlu repot repot melakukan itu" Cheong membalas dengan wajah yang sama sambil menguatkan cekikanya di leher Neko.

"[Aku harus keluar dari sini] itu berarti, mereka yang akan menangkap orang orang yang kau bicarakan... Apakah kau membuat Tuan Ezekiel terjerumus dalam hal ilegal itu?!" Neko menatap kesal.

"Tidak sama sekali, untuk apa kau mengkhawatirkan nya jika itu memang terjadi, bukankah kau ingin lepas dari mereka... Mereka itu tidak tahu kau yang sebenarnya, mereka hanya menilai bahwa kau gadis yang lemah dan tak pernah memiliki organisasi yang begitu buruk dalam hal yang begitu jahat" Cheong menatap.

"Aku lebih bersyukur mereka tidak mengetahui nya, dan aku sialan di depan mu!" Neko melirik, dia benar benar melemparkan tatapan tajam sekaligus kesal dari tadi, ia lalu melihat sekitar di antara lehernya yang masih tercekik Cheong.

Seketika muncul orang orang itu mendobrak pintu mereka. "Tangkap mereka"

Seketika Cheong menyembunyikan buku itu di jasnya, namun Neko mengambilnya dan berlari melawan para penyusup itu dengan kelincahannya.

"Hoi.." Cheong terkejut dan mengejar Neko.

"[Mereka pasti ditugaskan menangkap orang orang yang ada di sini, padahal yang melakukan kejahatan nya tidak di ketahui sama sekali, ini bukan menjadi urusan sekarang, aku harus pergi mengambil buku ini..]" Neko melihat ke mereka.

Dan menoleh pada yang akan menembaknya.

Namun Ia menatap bahwa orang itu akan menembak Cheong yang ada di belakangnya, dengan segera Neko berhenti dan melompat memeluk Cheong yang terkejut.

"Apa yang kau lakukan??"

Karena hal itu, Neko membuat tubuh Cheong berputar dan Cheong menahan pinggang Neko. Di saat itu juga, arah punggung Neko adalah arah peluru itu.

Bank...!!

Peluru tertembak mengenai tubuh belakang Neko. Neko berwajah terkejut sekaligus meremas bahu Cheong.

"Neko...!" Cheong terkejut.

"Balas budi mu, akan selalu ku ingat...." Kata Neko, darah miliknya mengalir deras membuatnya tak sadarkan diri.

Cheong berwajah tak percaya, ia menekan punggung Neko, dia masih membawa Neko.

Lalu Kim datang dan melihat posisi mereka.

"Hei..... Berani nya kau! Jangan sentuh dia!!" Kim berteriak, lalu tak sengaja melihat Orang yang menembak Neko tadi, untungnya ia sudah dilumpuhkan Kim. Ia terkejut melihat Neko. "Nona Akai.." Kim berlari mendekat.

"Berhentilah..!!" Cheong berteriak sambil menodongkan tembakan ke Kim membuat Kim terkejut berhenti berjalan.

"Kembalikan Nona Akai" Kim menatap serius, dia masih diam di tempat karena Cheong masih menodongkan pistol nya.

"Semua orang di sini sudah tak ada, mereka benar benar melarikan diri dan sebagian dari pelaku nya, semua tim hukum ini yang melumpuhkan sekaligus membunuh, jangan mengulur waktu hanya dengan aku memperlakukan majikan mu begini" Cheong menatap tajam.

Namun orang orang penyusup lainnya menemukan mereka. Cheong segera memegang Neko erat dan membawa Neko didada dan berlari pergi.

"Hoi...Kau mau membawa kemana Nona Akai!?" Kim terkejut dan mengejarnya.

Disaat itu juga Roiyan melihat mereka ditengah Ia sendiri yang sudah keluar dari kapal.

"[Candy... Dia bersama siapa? Mereka masih ada di kapal!! Itu bahaya]" Ia menjadi terkejut. Melihat Neko yang di bawa seorang pria dan Kim yang mengejar nya.

"[Apa yang Dia maksudkan, balas budi, apa artinya... Kenapa Dia melindungiku]" Cheong menatap wajah Neko dengan penuh kebingungan bercampur serius.

"Cih tak ada pilihan, mereka terlalu banyak" Kim terpaksa melakukan sesuatu, ia mengeluarkan bom waktu kecil dan menjatuhkan nya ke lantai. Mereka bertiga keluar menyelamatkan diri dari kapal. Dan kapal pun meledak hancur.

--

Neko membuka matanya dan terlihat dia terbaring disebuah ranjang tempat tidur dengan tubuhnya yang terbalut perban. Ia menoleh ke kiri dan melihat Cheong yang menemaninya. "Kau sudah bangun?"

Neko terbangun duduk dan menatap Cheong dengan wajah polos. Cheong memegang tangannya dengan erat. "Aku salah menilaimu Neko.."

"[Apa yang Dia katakan]" Neko bingung.

"Kenapa kau menyelamatkanku?"

". . . Entahlah, Aku tidak tahu...Tubuhku terbalik begitu saja" Neko hanya membalas singkat.

Lalu Cheong menghela napas panjang memegang kening nya. "Dari awal kau pasti tidak mengerti, hubungan apa ini..."

Neko terdiam, ia menatap Cheong yang saat ini menundukan pandangan nya memikirkan sesuatu.

". . . Tuan Ezekiel bilang, aku adalah gadis kecil yang teresat dan butuh bantuan dari seseorang agar aku bisa menjadi gadis yang sama seperti yang lain nya.... Direktur Cheong bilang, aku adalah sesuatu yang cantik dan tak boleh di miliki siapapun dan juga harus di tumbuhkan rasa suka.... Dan Chairwoman bilang, aku hanyalah budak yang menuruti perkataan orang bodoh dengan wajah biasa ku...." Kata Neko. Sepertinya dia baru saja menjelaskan kehidupan nya selama ini.

". . . Kau harus mengerti itu sekarang serahkan buku itu" Tambah Neko, ia tiba tiba langsung menarik kerah Cheong dan entah dari mana Ia menodongkan pisau padanya.

"Katakan padaku, jika kau ingin buku itu kau pasti tahu soal siapa penulis buku itu" Neko menatap tajam.

"Jika buku itu terserah kan padamu, pastinya orang yang berhubungan dengan mu erat yang menciptakan dan memberikan buku itu padamu, hanya untuk mu seorang. Kata kunci demi kata kunci akan muncul di sana dan pastinya... Kau akan menemukan seseorang yang dari dulu telah membuat mu begini" Tatap Cheong.

"Aku tidak ingat apapun, aku hanya ingat ibu ku mati dan yang membunuhnya adalah seorang lelaki"

"Lelaki itu, dia pasti sudah besar, karena kau juga saat itu masih kecil. Aku yakin kau bisa menemukan nya, tapi yang pasti jangan membunuhnya dulu"

"Kenapa jika aku tidak membunuh nya dulu?" Neko menatap tajam.

"Dia mungkin tahu segala nya soal mu, dan ingatan mu yang telah lama hilang itu"

Lalu Kim terlihat datang. "Nona Akai" Ia menunjukan buku itu yang masih terkunci dan memberikannya.

". . . Kau tidak membukanya?" Neko menatap Cheong yang terdiam lalu berdiri. "Kali ini Aku akan mengalah, kita seri Neko manis, Aku tetap akan merebut segalanya darimu" Ia berjalan menjauh.

"Hei... Aku masih tidak percaya padamu" Kata Neko, Cheong berhenti berjalan lalu menoleh menatap kalung hijau yang dipakai Neko lalu tersenyum kecil. "Yah...Aku juga tidak" Ia berjalan pergi.

"Nona Akai, apa yang akan kulakukan dengan Tuan Besar dan Tuan Roiyan?"

". . . [Mereka sebaiknya dibuat tidak memikirkanku] palsukan kematianku untuk mereka"

"E..apa, itu akan beresiko"

"Kenapa, apa resikonya?"

". . . Kita belum mendapat izin dari ketua sindikat"

"Tak perlu izin untuk ini. Aku hanya ingin bebas dari semua ini. Jika mereka selama ini ingin aku bergabung dengan mereka karena aku terlihat di mata mereka. Maka hilangkan aku di mata mereka, dengan begitu mereka akan melupakan ku dan menganggap ini semua telah lalu, kau juga harus bicara sesuatu pada Tuan Besar" Kata Neko. Kim terdiam lalu mengangguk dan berjalan pergi.

Neko kembali menatap buku itu dan membukanya dengan darahnya. "Aku benar benar akan membaca nya" Ia membuka satu lembar.

Di satu lembar itu ada satu tulisan tangan bertuliskan. == Di Bawah Tetesan Darah ==

". . . Jadi tema ini adalah Darah...." Neko terdiam, ia lalu menghela napas panjang dan membuka satu lembar lagi.

Di sana bertuliskan nama lagi.

== Park Choisung ==

Neko terkejut membuka mata, ia menggeleng cepat. "Nama? Kenapa bisa ada nama?" Ia terdiam kaku.

Lalu membuka satu lembar lagi. Di sana ada satu tulisan berjudul. == Ketika semua dimulai ==

== Seorang lelaki, membunuh ibu dari gadis darah. Membuat darah ibu gadis itu terkena ke mata gadis darah tersebut.

Pewarisan akan terjadi, dia menjadi seseorang yang kelak menjadi salah satu yang paling spesial di dunia ini ==

"Apa?.... Apa yang dimaksudkan? Seorang lelaki? Membunuh ibu ku? Dan apakah itu artinya aku dapat mata merah ini atau apa?" Neko masih tidak percaya.

Lalu ia membuka satu lembar lagi. Di sana juga memiliki judul.

== Ketika ini semua akan berakhir ==

== Mereka akan di pertemukan dalam keadaan musuh, dan menjadi kan salah satu di antara mereka tahu segalanya dan satunya lagi ingin mengetahui segala nya juga ==

"Sialan.... Aku tak tahu apa yang di bicarakan buku ini" Neko menatap kesal. Kata kata dalam itu seperti kata kata yang tak bisa di Terima oleh otak nya, itu seperti kalimat yang begitu asing dan sama sekali tidak di percayai oleh nya.

Lalu ia membuka satu lembar lagi, di sana tertulis kan nama lagi. == Gadis Darah, Tanpa Nama ==

"Sialan!!" Neko melempar buku itu ke bawah, tiba tiba saja ia memegang mata nya.

"Kenapa ini sangat sakit! Aku hanya membaca kalimat saja!!" Ia menatap tangan nya, seketika tangan nya itu terkena darah.

Rupanya matanya mengalirkan darah. Apa yang terjadi, kenapa sampai begitu nya.

Neko mengusap matanya dengan kain dan membuang kain itu. "Sialan.... Apakah itu tekanan membaca? Tapi kenapa? Aku hanya membaca sebentar?! Atau itu karena sebuah kutukan buku itu" Neko terdiam menatap buku itu yang rupanya kembali mengunci.

Seprtinya jika buku itu di tutup, buku itu akan terkunci lagi.

Neko kesal, dia mengambil buku itu dan berjalan keluar dari sana.