webnovel

Chapter 249 (Snow and Hug)

Sementara itu di rumah Felix, Neko memangku Hwa sambil duduk di samping ranjang. "Hwa.... Apakah kau akan tumbuh menjadi Lelaki yang baik? Jadilah Lelaki kuat... " Kata Neko sambil memegang tangan Hwa. Hwa hanya menunjukan senyum manis dan tatapan polosnya.

Tapi tak lama kemudian, Felix membuka pintu ruangan itu. Ia menatap Neko yang sama sama menoleh padanya. "Amai, ikutlah dengan ku" Kata Felix.

"Apa maksud mu?" Neko menatap tak mengerti.

"Ada hal yang harus aku bicarakan dengan mu, bawa saja Hwa, itu tidak apa apa" Kata Felix, ia lalu berjalan pergi.

Dengan bingung, Neko berjalan mengikuti nya hingga di ruangan kantor Felix.

Mereka duduk di set sofa di sana. Felix mengeluarkan dokumen dan meletakan nya di meja, tepat di hadapan Neko yang memangku Hwa.

"Kau masih ingat Cheong?" Tatap Felix. Seketika Neko terkejut mendengar nya.

"Sudah kuduga, dari ekspresimu saja sudah terlihat, apakah benar Cheong pemegang pertama mu... Dia menjadikan mu sebagai apa?" Tanya Felix dengan serius.

Tapi Neko hanya terdiam sambil bernada dendam. "Pria itu... Pria brengsek itu telah memanfaatkan aku saja.... Dia bilang dia akan menolong ku hingga aku benar benar masuk ke dalam organisasi sendirian. Tapi di ujung nya dia membawa wanita lain, menganggap ku sebagai perempuan kedua Cheong, dia pikir dia siapa... Dia sama saja mempermainkan aku" Kata Neko dengan mengepal tangan.

Dari sana Felix sudah tahu akan hal itu. ". . . Tadi pagi, aku bertemu dengan Putrinya" Kata Felix. Seketika Neko langsung teringat pada Choka.

"Dari awal aku sudah berpikir aku seperti mengenai perempuan itu, dan rupanya itu adalah Putrinya. Sampai saat ini Cheong masih bekerja sebagai pengedar obat obatan dan barang terlarang"

"Apa maksud mu? Dia dulu tidak seperti itu!" Neko langsung menyela.

"Mau bagaimana lagi, pekerjaan ini sangat mudah untuk Pria berjabat sepertinya, kau tidak perlu heran dan terkejut seperti itu jika kau memang baru tahu. Obat obatan terlarang itu di kirim melalui cargo dan sampai saat ini, putrinya itu mengetahui pekerjaan kotor itu, mau bagaimana lagi... Putrinya menganggap nya sebagai seorang Ayah dan Ayah tetaplah Pria yang paling baik" Kata Felix.

"(Pria baik katanya? Huh... Tepatnya Pria yang sama saja, memanfaatkan kutukan darah ku)" Neko hanya bisa kesal dan terdiam dan Hwa yang melihat itu dari tadi hanya bisa memasang wajah kosong dan polosnya.

--

"Tuan Felix, Anda memanggil ku?" Tanya Kim yang masuk ke kantor Felix saat Neko sudah pergi dari tadi.

Felix duduk di kursi meja kantornya, ia lalu menatap ke Kim. "Katakan padaku, di mana aku harus tahu mengenai hubungan Cheong dan Amai?" Tatap nya. Seketika Kim terkejut mendengar itu. "E.... Kenapa Anda bertanya seperti itu?"

"Kau tinggal mengatakan nya pada ku saja, rahasia Amai harus menjadi rahasia ku juga karena mau bagaimana pun dia sudah menjadi miliki" Kata Felix. Ia seperti memojok kim dengan perkataan nya membuat kim menelan ludah.

"(Apa aku harus menceritakan semuanya, aku mengetahui ini dari kedua pengawal Nona Neko yang hilang itu)" Pikir Kim yang memikirkan Jun dan Hyun yang saat ini sudah tak terlihat.

"Jika kau tak mau mengatakan nya, aku akan mencari tahu sendiri dengan caraku" Kata Felix. Ia berdiri dan tak di sangka sangka, ia mengeluarkan sebuah pistol dari pinggang nya membuat Kim terkejut terkaku tak bisa apa apa, karena ia mengira Felix akan memojok dengan menembaknya jika Kim tak mau menceritakan soal tadi.

"(Mau bagaimana lagi, aku memang sudah mempercayakan rahasia Nona Neko pada Tuan Felix, tapi ini.... Semoga tidak membuatnya membunuhku) Sebenarnya setelah Nona Neko pergi dari rumah nya dari Pria yang mengadopsi nya, dia bertemu dengan Tuan Cheong. Di tengah siksaan jalanan yang membuatnya lari dan terus berlari, itu membuatnya menerima permen putih dari Tuan Cheong. Tuan Cheong berkata akan merawat dan membesarkan Nona Neko dengan baik, namun dia mendidik Nona Neko dengan menjadikan nya sebagai budak yang bisa di perintah. Bukan sebagai budak rendahan, tapi Nona Neko juga di latih dalam pertahanan diri, membuatnya terlihat seperti melindungi Tuan Cheong, dan dari sana Tuan Cheong memiliki rasa pada Nona Neko. Tapi ikatan kontraknya dengan seorang wanita lain membuatnya terhalang untuk bersama Nona Neko.

Hal itu membuat Nona Neko harus lari pada orang lain, yakni ketua sindikat yang dulu Nona Hishe, kakak dari Nona Sheo jin. Dia memandang Nona Neko sebagai apa yang di lakukan tuan Cheong, menjadikan nya budak atas dan sebagai gantinya, dia menjadikan Nona Neko sebagai kandidat penerus organisasi. Tapi semenjak hal itu, semenjak Tuan Cheong mengetahui bahwa Nona Neko telah lari ke sana, ia mulai menjalin kontrak dengan wanita lain dan menghasilkan seorang Putri yang bernama Choka.

Tapi istrinya tiada saat melahirkan Putrinya, dari saat itu, Tuan Cheong masih terngiang Nona Neko. Ia mengejarnya hingga ia sendiri lelah dan mengaku kalah dalam pertarungan nya bersama Nona Neko" Kata Kim. Ia menceritakan nya dengan sangat detail.

Felix yang mendengarkan itu dari tadi menjadi terdiam, ia lalu menoleh ke meja belakang nya dan mengambil dokumen di sana sekaligus membukanya.

"Bisa aku memberimu sebuah tugas?" Tatap nya.

". . . Katakan pada ku, Tuan Felix" Balas Kim dengan Nada bersedia.

"Temukan di mana lokasi cargo penjualan obatan itu yang merupakan milik Cheong" Kata Felix.

"U... Uh baik" Balas Kim meskipun agak ragu, ia lalu membungkukkan badan dan berjalan pergi.

Lalu Felix meletakan kembali dokumen itu, ia menatap ke jendela kantor dan melangkah ke sana melihat ke luar. Ia memikirkan syal tadi. "(Di mana dia meletakan syal itu?)" Pikirnya, ia rupanya memikirkan sebuah syal yang dulu pernah di buat oleh Neko yang sekarang sudah tak terlihat lagi.

Tapi di sisi lain, saat Neko menidurkan Hwa, lebih tepatnya meletakan Hwa di ranjang bayi. Ia lalu berjalan mendekat ke lemari dan membukanya. Ia mengambil sebuah kotak mika dan meletakan nya di meja dekat sofa, ia duduk dan membuka perlahan kotak itu.

Rupanya itu adalah sebuah syal yang di pikirkan Felix. Syal yang memiliki corak dan motif yang bagus meskipun hanya mencakup dua warna saja yakni biru dan merah.

Ia mengambil syal itu dan melihat motifnya dan tak di sangka sangka, di syal panjang itu tertulis kan rajutan nama seseorang dengan warna biru di antara benang merah. Nama itu adalah nama 'Felix' Neko terdiam, ia lalu membuang wajahnya dari syal itu yang rupanya ia sedang merona, merah akan wajahnya memikirkan Felix.

"(Sebenarnya aku berbohong saat aku pertama kali membuat syal ini, aku bilang padanya bahwa syal ini untuk Hwa, tapi bukan... Syal ini untuk nya... Karena aku sudah mengukir nama nya di sini, tapi aku benar benar tidak bisa memberikan ini padanya, entah kenapa aku menjadi sangat malu untuk memberikan ini)" Pikir Neko. Rupanya syal panjang itu memang sudah lama jadi, tetapi Neko tak punya keberanian untuk memberikan syal itu pada Felix.

Satu minggu kemudian, Nampak Neko terbangun dengan posisi Tengkurap tubuhnya. Ia lalu bangun duduk di samping ranjang. Ia terdiam dengan wajah yang tidak senang, ia menoleh ke belakang dan rupanya tak ada Felix. "(Akhir akhir ini.... Dia kemari malam hari dan hanya mampir untuk tidur dengan ku... Tapi kenapa kita tidak terbangun bersama, aku yakin dia benar benar menjaga kesunyian saat dia pergi agar aku dan Hwa tidak terbangun, tapi jika begini caranya ... Aku juga ikut bekerja memikirkan nya)" Pikir Neko. Ia menganggap Felix sudah sangat sangat sibuk dan hanya memiliki sedikit waktu.

Tapi ia tak tahu bahwa Felix saat ini tengah bersiap siap di kantor nya akan pergi ke suatu tempat. Sebelumnya ia dapat panggilan dari Kim yang terbilang. "Tuan Felix, aku sudah menemukan lokasi cargo dari obatan yang telah di sewa oleh Tuan Cheong, sesuai dari informasinya, dia akan datang di jam 10 pagi ini dan akan singkat pergi karena dia sangat sibuk dan hanya kemari untuk melihat saja. Jadi sudah di pastikan hanya bawahan nya buang akan menyebarkan obatan obatan itu"

--

Felix tersenyum kecil. "(Tidak heran jika Amai mempercayakan semua nya pada Lelaki itu, dia benar benar hebat dalam mencari informasi secara detail, apa dia belajar atau malah di ajari oleh Amai?)" Pikir Felix yang sedikit terkesan pada kemampuan Kim yang dengan cepat menemukan lokasi cargo obatan Cheong hanya dalam waktu kurang dari satu minggu.

Ia lalu berjalan pergi dari kantor rumah, tapi siapa sangka, Neko berjalan di depan agak jauh di lorong itu, ia lalu berhenti berjalan sambil menyila tangan nya menatap ke Felix.

Felix tidak Melewatinya, ia berhenti di depan Neko dan memegang dagu Neko. "Aku akan kembali nanti, tunggulah aku di sini" Tatap nya layaknya Pria baik lain nya. Tapi balasan Neko hanya wajah datarnya itu, ia mendorong tangan Felix untuk pergi. "Kemana kau akan pergi? Apa lah kau pergi soal pertanyaan mu kemarin itu? Aku peringatkan kau, Cheong sudah tak memiliki hubungan apapun dengan ku, kenapa kau malah mencari urusan dengan nya?" Tatap Neko.

"Aku tahu itu, tapi aku hanya waspada soal hal yang akan datang nantinya. Tetap lah tunggu di sini dan biarkan aku mengatasi Pria yang sudah menyakitimu"

"Dia tidak menyakitiku!! Sebaiknya kau berhenti sekarang dan jangan pergi kemanapun!!" Teriak Neko. Ia seperti mencegah Felix agar tidak berurusan dengan Cheong.

Tapi Felix malah meliriknya. "Aku akan melakukan apapun, apapun agar kau bisa membangun sesuatu yang baik dengan ku" Kata Felix.

Lalu ia berjalan pergi dan neko menjadi mengepal tangan kesal. "(Jika kau ingin membangun sesuatu yang baik bersamaku, kenapa kau harus mengurusi orang lain yang sama sekali tidak mengganggumu)... Aku akan pergi!! Aku pastikan aku akan muncul di sana!!" Teriak neko. Hal itu membuat Felix berhenti berjalan, ia lalu menoleh pada neko dengan tatapan serius dengan alis yang tebal. "Pergi saja, jika kau memang bisa... dapatkan hatimu pada Pria ilegal itu.. Aku akan memaksamu menangis di depan nya untuk berhenti melakukan semua itu" Kata Felix. Ia lalu berjalan pergi. Di saat itu juga Neko terdiam kaku mendengar perkataan Felix dengan aura yang mengerikan. "(Pria itu... Tengah meremehkan ku)" Ia mengepal tangan dengan kesal.