webnovel

Chapter 225 (Display Cat)

Pagi membuat matahari muncul, sinar nya masuk ke celah tirai jendela kamar hotel dan mengarah ke ranjang besar di tengah tengah ruangan.

Neko yang tertidur di sana menjadi membuka mata perlahan, dia merasakan Felix memeluk nya dalam tidur saat Neko membelakangi nya.

Dia lalu bangun duduk dan menoleh ke Felix yang bahkan masih tertidur. Dia menatap wajah Felix yang sepertinya tertidur dengan tenang.

"(Dia hanya membuang waktu)" Neko menoleh ke jam dinding, dia ingat harus bertemu seseorang secepatnya, ketika akan keluar dari ranjang.

Tiba tiba saja dia tertarik, tubuhnya langsung tertarik tangan Felix membuat nya terbaring. "Ah!" Neko terkejut dan terbaring begitu saja dengan tangan Felix memeluk nya.

"Hei, pergilah dari ku, apa kau lupa kita harus melakukan pertemuan ini secepatnya"

"Hm.... Lupakan itu sebentar, aku baru saja mendengar dari pengutus, bahwa dia tak bisa bertemu pagi ini maupun siang ini, dia bisa nya nanti malam" Kata Felix.

Seketika Neko terdiam kaku, dia malah menjadi kesal. "(Cih, merepotkan....)" Neko tetap ingin bangun, dia bahkan mendorong wajah Felix dan berhasil keluar dari ranjang membuat Felix membuka mata menatap.

"Paling tidak, kau harus membuat hari mu sibuk" Kata Neko sambil merapikan bajunya, dia lalu berjalan ke kamar mandi.

Kalimat tadi membuat Felix berpikir sebentar, tapi kebetulan ponselnya berbunyi di samping nya, dia mengambil nya sambil duduk di samping ranjang dengan tangan nya yang memundurkan rambutnya yang berantakan. Lalu menempelkan ponsel itu di telinga nya.

Di sisi Neko, dia melepas semua bajunya dan melihat kamar mandi yang luas itu, bahkan bak mandinya juga besar sama seperti milik di rumah Felix.

"(Pasti ada sesuatu)" Dia menatap curiga sambil berpikir tapi ia mencoba menggeleng melupakan.

Kemudian melepas semua bajunya hingga telanjang dan membuka kran air di bak mandi itu ke air yang dingin. Setelah di rasa cukup, dia berjalan masuk dan berendam di sana.

"Begitu dingin...."

Sementara itu, Felix ada di balkon kamar itu, dia ada di luar balkon sambil masih terhubung ponsel pada yang menghubunginya dan merokok, bahkan dia masih telanjang dada dan hanya memakai celana panjang nya.

"Yah, jika itu memang yang harus dilakukan, aku akan melakukan nya... Mencoba membujuknya" Itu kalimat Felix setelah melakukan beberapa pembicaraan tadi lalu menutup panggilan dan dia menjauhkan ponsel itu dari telinga nya dengan masih adanya rokok menyala di selipan jari tangan nya.

Dia lalu melihat ke arah lain, tepatnya dia melihat sebuah gedung yang sangat tinggi, bahkan sampai terlihat dari tempat nya, sudah jelas itu adalah gedung yang selama ini di bicarakan miliknya.

Kemudian, dia terpikirkan sesuatu yakni Neko yang membuat nya mematikan rokoknya dan berjalan masuk, tepatnya dia membuka pintu kamar mandi membuat Neko yang masih berendam itu menoleh dan terkejut.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Memastikan kau tidak akan terpeleset" Kata Felix, dia bahkan masuk sambil menutup pintu kamar mandi membuat Neko waspada.

Dia melepas celana nya membuat Neko terkejut dan langsung membuang wajah mencoba tak melihat nya.

Falix berdiri di bawah shower dan mengambil sabun di sana, dia mandi di sela Neko yang berendam.

Tapi ia menoleh ke bak mandi Neko. "Apa kau menggunakan air dingin?" Tatapnya.

"Yah, memang nya kenapa" Neko menatap kesal.

"Itu tidak baik untuk bayi kita, kau harus menjaga nya untuk tetap hangat di dalam perutmu" Kata Felix sambil menggosok tubuhnya sendiri.

"Yang dingin kulitku, bayi nya tidak akan ikut kedinginan" Neko menatap keras kepala. Lalu Felix melirik dan berjalan mendekat membuat Neko terkejut waspada..

"Mau apa?!" Dia menutupi dadanya dengan tangan nya.

Tapi siapa sangka, Felix masuk ke dalam Bak mandi dan duduk di hadapan Neko.

Bak mandi itu sangat besar tapi kaki Felix harus menyentuh Neko.

"Hei, singkirkan kaki mu!" Neko menendang kakinya.

"Kenapa tidak ke sini saja, bak mandi itu tidak sangat besar untuk ku" Kata Felix, dia bahkan menarik tangan Neko membuat Neko tertarik dan mendekat padanya.

Mereka kini berendam bersama dan Neko di pangkuan Felix saling menatap.

"Cih" Neko hanya membuang wajah.

"Aku bahkan bisa merasakan tubuh mu sudah dingin di sini" Tatap Felix.

"Memang nya kenapa? Aku harus menjaga kulit ku agar tetap dingin dan tidak kusam"

"Oh, jadi itu rahasia milik mu karena punya tubuh yang sangat menggoda layak nya kucing Russian yang tidak bisa dikalahkan"

"Aku tidak bilang begitu" Neko melirik tajam.

"Yeah, setidaknya perut mu baik baik saja bukan" Felix tiba tiba mengangkat Neko untuk melihat perutnya membuat Neko terkejut.

"Hm.... Tak terlihat sama sekali" Felix tak melihat perubahan Neko yang harus nya membesar.

". . . Apa kau tak bisa melihat, perut ku lebih ke depan beberapa centi" Neko melepas tangan Felix untuk tidak mengangkatnya.

"Hm.... Aku tak berpikir begitu" Felix menatap tidak yakin membuat Neko hanya bisa menghela napas panjang.

Tapi mendadak Felix mengangkat nya tepatnya menggendong nya di dada membuat Neko terkejut bahkan mereka berdua masih telanjang.

"Apa yang kau lakukan! Turunkan aku!" Neko menatap kesal.

"Kupikir berendam selama itu sudah cukup untuk mu" Felix keluar dari kamar mandi membawa Neko yang terdiam dengan wajah yang begitu agak malu.

Kemudian terlihat Neko duduk di samping ranjang dan hanya memakai handuk yang ia pakai, handuk persegi panjang itu yang melingkar menutupi tubuhnya, Felix juga memakai handuk yang sama, hanya saja handuk itu hanya melingkar di pinggang nya.

Neko dari tadi bingung melihay Felix yang berjalan di meja agak jauh mengambil suatu kotak dan kotak itu adalah barang yang di berikan seseorang tadi malam yang datang dan yang menerima nya adalah Felix sendiri ketika Neko tertidur.

"Apa itu?" Neko menatap bingung.

Felix membuka kotak itu dan meletakan nya di samping Neko, Neko bisa melihat bahwa itu adalah handbody yang terlihat sangat mewah membuat Neko terdiam melihat itu.

Lalu Felix mengambil botol itu. "Ini salah satu produk yang paling di banggakan negara sini, terbuat dari mutiara dan bahan bahan lembut, dan aku ingin kau mencoba nya" Kata Felix.

"Aku tak butuh itu"

"Jika kau ingin bertemu dengan bajingan itu, kau harus menggunakan benda ini, aroma tubuhmu akan dua kali lebih harum dari aroma tubuh mu sebelumnya" Kata Felix.

Lalu dia berlutut di depan Neko membuat Neko terdiam. Felix membuka penutup botol itu dan mengeluarkan krim putih itu di tangan nya, kemudian mengusap nya di kaki Neko, kaki bawah sampai paha Neko membuat Neko terkejut. "Ah, dingin sekali..."

"Dingin? Bukankah temperatur nya sana seperti air yang kau rendami tadi" Tatap Felix.

"Maksudku.... Itu tadi hanya reflek rasa dingin" Neko membuang wajah dengan muka agak memerah.

Hingga ketika di kaki sudah selesai.

"Kemarinan tangan mu" Felix mengulur tangan lalu Neko memberikan kedua tangan nya. Neko terus menahan dengan wajah merah nya, dia bahkan tak bisa menahan hal itu.

Hingga kemudian, tak berselang lama, Neko memakai bajunya, dia menatap dirinya di kaca di ruangan itu sementara Felix kebetulan masuk dari luar, dia terlihat sudah menggunakan mantel nya tapi entah kenapa dia masuk dari luar.

Neko menoleh dan membuat mereka saling menatap.

"Kau sudah selesai menggunakan bajumu, Nona?" Felix menatao bercanda. Neko hanya tampak kesal.

"Baiklah, waktunya turun, kita harus sarapan" Tambah Felix sambil menatap jam tangan yang ia pakai.

"Memang nya kita akan kemana? Bukankah kita hanya harus menunggu nanti malam" Neko melirik.

"Tak mungkin kau membuanh waktu mu di sini hanya di ruangan ini seharian, lebih baik jalan jalan dan biar aku tunjukan bahwa rusia lebih baik dari apapun" Kata Felix sambil berjalan keluar duluan membuat Neko terdiam mendengar kalimat nya tadi. "Cih, memang nya apa bagus nya...."

Kemudian mereka terlihat sarapan di lantai bawah hotel itu, benar benar begitu mewah.

Tapi Neko terus menatap Felix yang dari tadi tidak bisa makan nyaman karena ada asisten nya yang terus datang memberitahu informasi, entah itu sebuah kertas, atau bahkan pesan yang harus di baca.

Contoh nya, ketika Felix akan memakan sesuap, tiba tiba ada lelaki datang. "Tuan Felix, dari perusahaan barat rusian, meminta persetujuan anda soal kontrak yang kemarin di batalkan, dan dia juga meminta tanda tangan"

Felix juga tidak jadi memakan, dia mengambil bolpen nya dan menandatangani kertas yang di bawa.

Kebiasan itu membuat Neko kesal, padahal dia hanya tinggal makan dan tak perlu peduli dengan itu.

Tapi mendadak, dia mendobrak meja sambil berdiri.

Brak!

Membuat Felix dan asisten nya tadi menoleh.

"Kau tak suka makanan nya?" Felix langsung bertanya begitu.

"Aku tidak selera karena kau terus di ganggu oleh orang yang seharusnya tidak mengganggu makan" Neko melirik ke asisten Felix tadi yang langsung dapat sindiran keras membuat nya terdiam ketakutan.

Lalu Felix membalas Neko. "Aku sudah lama tidak ada di sini, perusahaan perusahaan yang dulu terikat oleh nama ku, mereka pasti nya harus mendapatkan mulut dari ku paling tidak dapat kabar bahwa aku kembali ke rusia, itu tidak akan lama dan aku pastikan, itu tak mengganggumu" Kata Felix.

"Itu memang tidak mengganggu ku, tapi yang mengganggu ku adalah ketidaknyamanan mu" Neko langsung mengatakan itu dengan wajah kesal.

Seketika Felix yang mendengar itu menjadi terdiam dengan mata tak percaya, bagaimana tidak karena Neko seperti mengkhawatirkan nya.

Tapi itu membuat Felix tersenyum kecil.

"Kalau begitu kemarilah, suapi aku sarapan dan aku bisa mengerjakan nya cepat" Kata Felix, mendengar itu Neko menjadi terkejut.

"Apa?! Aku meminta mu untuk menyingkirkan orang pengganggu itu, tapi kenapa kau meminta ku begitu!" Neko protes.

"Jika kau tak mau kenyamanan milik ku di ganggu, maka kau harus peduli padaku" Balas Felix membuat Neko berwajah merah sekaligus kesal.