webnovel

Chapter 216 (Display Cat)

Tapi Felix membawa Neko ke tempat seperti pemandian air panas di sana. Sudah ada pagar yang melindungi membuat uap di sana terasa hangat. Neko menjadi terdiam melihat itu.

"Ini yang aku tunjukan padamu, malam malam seperti ini memang enak jika harus berendam" Kata Felix, ia lalu menurunkan Neko.

"(Oh.... Kupikir kita akan melakukan nya....)" Neko menjadi tidak nyaman karena sebelumnya dia berpikir dan mengira bahwa Felix akan melakukan nya bersama nya, rupanya hanya akan berendam air panas.

"Baiklah, buka bajumu itu" Tunjuk Felix.

"Huh.... Apa harus telanjang?!"

"Tentu saja, jika kau memakai baju, kau tidak akan bisa merasakan rileks nya air panas" Tatap Felix, ia akan mendekat membantu Neko melepas.

"Hei, jaga sentuhan mu, Aku bisa buka sendiri" Neko langsung menutupi tubuhnya.

"Baiklah, aku akan menunggumu" Felix akan melepas bajunya sendiri dan itu membuat Neko terkaku melihatnya.

Tapi siapa sangka, ponsel Felix berbunyi membuatnya terdiam tak jadi melepas baju. "Ck.... Duluan saja" Kata dia sambil berjalan keluar dari sana.

Kini Neko terdiam di sana sendirian. "?.... (Apa aku harus duluan masuk?)"

Tak lama kemudian, Felix selesai dalam menghubungi orang, ia lalu masuk ke pemandian air panas tadi dan terdiam ketika melihat sesuatu yang membuat nya terdiam di tempatnya.

Ia melihat Neko yang sudah masuk ke air dan sekarang membelakangi nya, Felix semakin terdiam ketika melihat punggung dan bahu Neko yang licin dengan rambut yang panjang terurai sangat cantik di sana.

Sementara itu Neko tak menyadari sesuatu apapun karena dia menikmati air panas nya. "(Ini pertama kalinya aku melakukan ini, rasanya sangat nyaman)" Ia menutup mata nyaman.

Tapi tiba tiba ada yang merangkulnya membuatnya terkejut membuka mata dan menoleh ke samping. Rupanya Felix sudah di sampingnya dan ia telanjang dengan merangkul tubuh Neko di sana.

Permukaan air panas yang hanya se-menutupi dada Neko kini hanya terlihat menutupi perut bawah Felix karena tubuh Felix yang besar.

"Ba... Bagaimana bisa?! (Ini sudah kesekian kalinya aku tak sadar akan kedatangan nya... Padahal tubuh nya besar, tapi kenapa bisa jalan dengan tanpa suara apalagi dalam air)" Neko langsung mundur menjauh padanya.

Felix menjadi melirik terdiam bingung, ia mengisyaratkan Neko untuk kemari mendekat padanya dengan wajah tenang nya itu.

"(Sialan...) Apakah di sini tak ada pemandian satu lagi!?"

"Memang nya kenapa jika ada?" Tanya Felix sambil menyender menutup mata menikmati air panas nya.

"Gunakan tempat itu!!"

"Kenapa? Aku lebih suka menggunakan nya yang ini" Balas Felix.

"(Cih sialan....) Kalau begitu biar aku yang pakai yang lain" Kata Neko sambil berdiri tapi saat akan berdiri, ia terpeleset akan jatuh ke air. Ekspresi nya terkejut tak bisa apa apa tapi untung nya Felix menarik lengan Neko dan mendekat padanya.

Kini posisinya adalah di pangkuan Felix.

"Apa yang?" Neko terdiam berwajah merah. Buah dada miliknya bersentuhan dengan tubuh Felix.

Felix hanya memasang wajah tenang dengan senyum kecilnya itu membuat Neko semakin terganggu.

"Berhentilah memasang wajah itu" Tatap Neko dengan kesal sedikit menekan giginya.

Lalu Felix mendekat berbisik. "Kalau begitu tetaplah pasang wajah imut mu itu"

Seketika Neko terkejut dan langsung menjauh dengan mendorong tubuhnya.

"Keke setiap yang kau lakukan di saat tingkahmu salah itu adalah hal yang paling manis" Kata Felix sambil memeluk erat punggung Neko.

"Cih jangan salah, aku tidak pernah melakukan itu pada orang lain"

"Tentu saja karena siapa yang bisa membuat mu seperti ini kecuali aku seorang saja dan tetap menjadi aku sendirian saja, tanpa adanya campur tangan orang lain"

"Siapa bilang! Itu hanya kebetulan saja kau membuatku begini!"

"Kekeke gadis kecil, kau hanya tidak mau mengakuinya saja, lebih baik mulailah mencintaiku" Kata Felix sambil berbisik dan mencium telinga Neko membuat Neko terdiam di posisi yang masih sama.

Neko terdiam, dia lalu mendorong Felix tapi Dia malah mendekat dan menggigit leher Felix membuat Felix terdiam.

Gigitan itu tepat sasaran pada bekas gigitan nya. Hingga darah itu mengalir menetes ke air pemandian.

"Apa kau mau membuat darah ku habis di air ini?" Felix menatap.

"Aku memang menginginkan darah mu habis" Neko membalas sambil menjilat bibirnya sendiri sehingga itu menimbulkan pandangan godaan.

Felix yang melihat itu menjadi tak bisa menahan sesuatu. Ia langsung mendekatkan Neko dan mereka mencium bibir dengan masih ada tetesan darah mengalir dari lehernya Felix.

Neko menatap luka itu lalu menutup nya dengan tangan lembutnya.

"Bukankah kau tidak suka jika melakukan hal ini.... Apalagi di air...." Tatap Felix.

Tapi Neko hanya diam. "(Memang nya kenapa.... Terserah jika situasi memaksaku begini.... Toh kau juga bakal diam....)" Pikirnya. Namun siapa sangka, dia merasakan sesuatu di dalam air menyentuh pahanya.

Neko berwajah terkejut dan langsung menoleh ke bawah. "Apa ini.... Kenapa ada sesuatu yang keras muncul..." Dia mencoba meraba dengan tangan nya dan siapa sangka, itu adalah penis Felix yang sedang berdiri.

"Itu milik ku" Kata Felix. Seketika Neko menarik tangan nya dengan terpaku.

"(Sial....)" Dia terpucat.

"Izinkan aku untuk memasukkan nya..." Tatap Felix, seketika Neko tambah terkejut.

"A... Apa maksudmu.... Apa.... Apa maksudmu...."

"Aku sudah beberapa hari ini tidak memasukan nya.... Bukankah kau juga akan senang jika aku memasukan nya...."

"Tapi, tempat seperti ini...."

"Tak akan ada orang" Kata Felix, seketika dia langsung mengangkat Neko membuat Neko terangkat dan perutnya sampai di bahu Felix. Sekarang tangan Felix melemaskan vagina Neko sambil mencumbu tubuh Neko.

"Ah.... Hentikan.... Hentikan...." Neko tampak terpaksa.

Felix terus melemaskan vagina Neko membuat Neko harus menahan dengan wajahnya. "(Ugh.... Sialan.... Kenapa ini sungguh sangat panas..... Suasana dan airnya panas....)" Dia bernapas panas juga.

Hingga Felix menarik tangan nya membuat nya terkejut menutup mulutnya.

"Seperti nya kau sudah siap dengan vagina lembut mu" Kata Felix, dia membuka paha Neko dan memasukan nya dengan menekan pinggul nya untuk duduk.

"Ah.... Tunggu... Terlalu besar.... Ini sakit...." Neko mencoba menahan itu.

"Kau hanya perlu rileks..." Felix mendekat menjilat telinga Neko membuat Neko terkedut hingga penis Felix masuk lagi hingga setengah.

"Ah!" Neko terkejut membuka mulutnya

"Rasakan hal ini, di dalam mu benar benar sungguh begitu lembut dan ketat sekali.... Kau mau memotong penis ku yah..." Felix menatap, tapi ia terdiam ketika melihat Neko yang memasang ekspresi wajah lemas dengan napas panas.

"Hentikan... Ha.... Ha... Sakit sekali...."

"(Kenapa kau begitu merayu)" Felix menjadi tambah keras dan menggerakan pinggul Neko untuk ke atas dan ke bawah tapi tak semuanya masuk.

"Ah... Ah... Hentikan...." Neko meremas bahu Felix hingga ia tak bisa merasakan apapun dalam otak nya.

"(Astaga.... Sial.... Kepalaku pusing... Ini sungguh sangat panas....)" Ia memutar pandangan nya dan seketika jatuh akan ke belakang, tapi untung nya Felix menahan nya dan langsung memeluknya.

"Amai?" Dia menatap Neko yang pingsan karena panas, karena mereka melakukan nya di pemandian air panas. Felix menjadi terdiam melihat nya.

---

Tampak Neko membuka matanya dengan masih terasa panas. Dia terbaring di kasur futon di lantai dengan adanya selimut menutupi tubuh telanjang nya.

Ia merasakan kipas yang tergerakan manual dan mendadak ada kaleng dingin menyentuh pipinya.

"Ah!" Dia mengesampingkan wajahnya melihat ke atas yang rupanya itu Felix duduk di samping nya mengipasi Neko dan menempelkan kaleng dingin itu.

"Oh, bagaimana keadaan mu? Kau demam air panas, sebegitu lemahnya tubuh mu...." Tatap Felix.

"Ck, kau terlalu memaksaku" Neko bangun duduk tapi selimutnya turun membuat nya terlihat telanjang oleh Felix.

"Ahk!! Sial!!" Dia terkejut dan menarik kembali selimut nya, tapi Felix hanya terlihat memandang dengan terus meminum kaleng dingin tadi.

"Kau!! Kau sialan!!" Neko menatap kesal.

"Kenapa? Jangan salahkan aku hanya karena kau punya demam air panas" Felix menatap tak berdosa.

"Cih, aku tidak pernah seperti ini sebelumnya" Neko hanya membuanb wajah.

Tapi di saat itu juga Felix melihat sesuatu. "(Dia tidak memakai baju dan yang dia pakai hanya anting dan kalung itu yang terlihat cocok untuk kulitnya yang putih seperti porselen)"

Lalu ia melihat Neko menoleh padanya membuatnya terdiam dengan pandangan nya.

"Berikan minuman nya, aku juga ingin dingin" Neko mengulur tangan.

". . ." Felix menatap kaleng bekas ia minum tadi, lalu memberikan nya pada Neko.

Tapi Neko terdiam. "Lupakan saja, kau tak terbiasa minum dari kaleng" Dia malah menolak tidak jelas.

Felix kembali terdiam, tapi ia punya sesuatu hal yakni dia meminum semua minuman dingin yang ada di kaleng itu, lalu menarik tangan Neko membuat Neko menoleh padanya. Seketika dia mencium bibir Neko dan siapa sangka, air itu tersalurkan membuat Neko menelan minuman itu, tapi tangan nya juga berusaha mendorong Felix agar menjauh tapi dia akan tertelan dalam ciuman itu.

Hingga Neko terjatuh dan terbaring. Lalu ciuman itu lepas membuat Neko menutup mulutnya. "Kau sialan...."

"Kenapa? Bukankah tadi itu belum selesai?" Tatap Felix. Dia meremas dada Neko membuat Neko terkejut.

"Hng.... Hentikan...."

"Malam ini, kau harus menggantikan yang tadi, aku menunggu mu bangun sangat lama, jadi beri aku balasan...." Kata Felix dengan tatapan seringai membuat Neko terpaku.

--

Tampak Neko terbangun dengan perlahan dan tidak nyaman. Tempat yang dia tiduri terus saja bergerak membuatnya membuka mata dan langsung bangun.

Siapa sangka dia ada di bangku samping supir di dalam mobil, bangkunya sedang di tidurkan jadi dia tadi tidur lurus dan ia dengan panik dan tidak mengerti melihat ke Felix yang mengemudi di tengah malam sangat gelap.

"A... Apa yang terjadi?" Dia bingung, bahkan dia sudah memakai baju. "(A... Apa dia memakaikan ku baju....?!)"

"Kau sudah bangun?" Felix menatap.

"Eh, kemana kita akan pergi? Kenapa tidak esok hari saja?" Neko menatap.

"Aku ada pekerjaan besok rupanya, jadi aku harus pulang, tidurlah lagi karena perjalanan akan panjang" Kata Felix membuat Neko terdiam agak kecewa.

"(Apa apaan....)"