webnovel

Chapter 203 (Display Cat)

Suasana mobil menjadi terdiam dengan Felix yang terus menatap tajam ke Neko. "[Dia pikir bisa melakukan pelarian itu]" Dia menatap Neko yang bahkan tak mau menatap Felix.

Lalu terdengar suara. "Aku... Benci diriku sendiri" Kata Neko sambil menundukan wajahnya membuat Felix terdiam mendengarnya. Dia juga menatap Neko meremas bajunya di atas paha nya.

"Apa yang membuatmu membenci dirimu sendiri?" Tatap Felix. Neko hanya terdiam menatap kesal. "(Apa kau mau mencoba sok sok an mengobrol dengan ku, benar benar menjengkelkan)"

"Apa karena mata merahmu? ... Katakan padaku . .. Kau tersenyum dan akan menghancurkan semuanya, kau sangat keras pada dirimu sendiri. Apa kau setiap hari bekerja tak tersenyum, kau butuh orang yang tepat untuk pekerjaan itu"

"Aku bisa melakukanya sendiri..."

"Kau tidak bisa melakukanya sendiri, apa kau pikir bisa tersenyum pada orang yang salah, lebih baik hentikan rasa bencimu ini lebih dalam" Kata Felix sambil menyalakan rokoknya.

". . . Kenapa. . . Kenapa kau selalu memberitahuku seperti ini?"

". . . Karena aku lebih banyak mengalami semuanya lebih dulu darimu, apa kau mencoba masih belum mempercayaiku?" Tatap Felix, lalu Neko terdiam dengan rasa masih sedikit kesal.

"Dan lagi, jika kau coba coba melakukan pelarian itu lagi, aku tidak akan segan segan melakukan sesuatu yang lebih tidak kau sukai dari ini.. Jangan bilang kalau kau pergi hanya untuk menemui lelaki yang dulu bersama mu?"

". . . Cih.... Apa yang kau tahu tentang nya? (Kenapa dia jadi bawa bawa Matthew)"

"Hanya suatu kebencian dari hati mu, bisa aku rasakan" Kata Felix. Mendengar itu Neko terdiam meskipun masih sedikit kesal.

Lalu dia menatap rokok di tangan Felix. Dia langsung mengkerutkan alisnya dan membuang wajahnya. "(Aku tak mau..... Menjadi seperti dulu.... Hanya menjadi kucing pajangan.... Aku juga butuh melihat dunia luar.....)" Dia menatap jendela dengan mata yang sedikit berkaca dan pupil bergetar.

Felix melihat itu, lalu dia mematikan rokoknya dan menelan hembusan rokoknya membuat Neko menatap nya dengan lirikan.

". . . Aku mengenal mu lebih jauh, aku mencari tahu setiap informasi dan setiap apa yang kau lakukan pada seseorang... Dan apa yang sedang kau lakukan dengan seseorang... Lalu--

"Hentikan, itu, itu sungguh cukup jika kau memang ingin menjadi maniak" Kata Neko dengan menyela nya.

Felix menjadi terdiam, dia lalu mengatakan sesuatu. "Ada alasan yang lebih dalam, kenapa aku menjadi maniak hanya untuk mu dan kau harus mengakui, dari semua orang yang sama dengan ku, aku yang menang mendapatkan mu" Kata Felix.

Neko hanya menatap tajam. "(Dasar gila....)"

Tapi siapa sangka, tiba tiba Felix menariknya membuat nya terkejut dan hal itu membuat Neko terpangku oleh Felix di bangku tengah itu.

"A... Apa yang kau lakukan, pergilah dari ku" Neko mendorong nya membuat tubuhnya sendiri yang menjauh tapi Felix memegang tangan nya. "Aku sengaja mematikan rokok ku karena tahu kau sedang mengandung, sekarang kau harus membuat sesuatu untuk menggantikan rokok ku" Tatap Felix dengan sangat dekat membuat Neko menjauh darinya.

"Bukankah kau cukup bosan juga, perjalanan ini jauh" Kata Felix, siapa sangka bahwa dia memegang pinggang Neko membuat Neko terkejut.

"Ba... Baiklah, menjauhlah, aku akan melakukan nya tapi jangan sentuh aku...." Tatapnya membuat Felix tersenyum kecil.

Neko terdiam menelan ludah dengan ragu, dia lalu mendekat dan mencium bibir Felix, tapi mendadak, Felix membuka mulutnya dan memaksa Neko melakukan ciuman dalam.

"UMP! Ugh.... Uhm!!" Neko mencoba memberontak panik tapi Felix membuat nya menerimanya ciuman itu.

"(Perasaan apa ini... Benar benar sungguh panas...)" Neko terdiam, lalu Felix meletakan nya terbaring di bangku tengah itu dengan masih mencium bibir.

Hingga mobil berhenti di lampu merah, dari luar, semuanya dapat melihat bahwa mobil bergerak sedikit dengan tubuh Felix yang terus bergerak mencium leher Neko.

"Ha.... Ha.... (Kenapa di sini panas sekali.... Rasanya aku ingin melepas seluruh bajuku....)" Ia tampak gerah hingga ia merasakan Felix mengangkat bajunya dan mencium perut Neko membuat nya terkejut menutup mulutnya.

Lalu Felix mengangkat kepalanya melihat dari jendela. Ia hanya melihat sampai mana lalu menatap ke Neko lagi yang terlihat bernapas panas dan berkeringat.

"Kekeke.... Terlihat seperti kau sedang bergairah di sini" Tatap nya, tangan nya membelai kepala Neko dan ketika ibu jarinya berhenti di bibir Neko. Neko membuka mulutnya pelan dan mengigit ibu jari Felix hingga berdarah dan tetesan darah itu menetes ke dalam tenggorokan nya.

"Aku.... Haus.... Aku lapar...." Tatapan Neko sangat dalam dan begitu panas membuat Felix tak bisa menahan hal itu.

"Kau menginginkan ini secara buruk huh" Felix mengambil sesuatu dari bangku belakang dengan merogoh tangan nya. Lalu tangan nya muncul membawa pisau kecil, dia menyayat jarinya membuat Neko melihat itu.

Hingga darah mengalir dan dia meletakan nya tangan nya di bibir Neko, seketika Neko langsung memakan jari itu dan terus menjilat nya dengan wajah yang sungguh seksi. Ia menjilat luka itu hingga benar benar kering dan tak ada darah yang muncul.

"Bagaimana jika di sini..." Felix menggigit bibirnya sendiri membuat darah mengalir. Seketika Neko bangun dan memeluk nya membuat posisi Felix memangku Neko dengan mereka yang berciuman bibir.

"Tidak kah kau membaca atau mendengarkan apa yang dikatakan dokter soal memakan Darah yang sangat abnormal bagi manusia, apalagi bagi bayi kecil, apakah dia tidak muntah di dalam perutmu" Tatap Felix.

Tapi siapa sangka, dia melihat Neko menutup mata meletakan kepalanya di bahunya membuat Felix terdiam. "(Oh, begitulah cara nya melarikan diri dari hal ini....)"

-

Malamnya, Neko tidur dengan pulas dengan posisi menghadap atas dan diselimuti kain tebal di ranjang besar Felix. Di sisi lain, Felix duduk di kursi kantor di rumahnya itu dengan adanya Negan berdiri di samping mejanya.

"Apa ini?" Felix menatap kertas di tangan nya membuat Negan menjawab.

"Itu--

"Tak perlu menjawab" Felix langsung menyela membuat Negan terdiam Menyelotip bibirnya.

"Ini adalah hal yang harus di urus dan siapa wanita ini, apa dia bisa memenuhi kriteria?" Entah apa yang mereka bahas.

Tapi di bagian Neko, tiba tiba ia bermimpi sesuatu didalam mimpinya ia di gendong oleh Felix tapi Felix malah menjatuhkan nya, alhasil Neko Merasakan jatuh mimpi itu dan membuatnya berguling ke kasur hingga jatuh.

Suara jatuhnya sangat keras di diringi ia yang berteriak terkejut. "Akh... "

Felix dan Negan yang ada di ruangan kantor dalam rumah tentu saja mendengar itu.

"Apa itu tadi?" Negan menoleh dari tatapan nya karena sebelumnya ia membacakan dokumen di depan Felix yang duduk di kursi meja kantor.

Mereka lalu mendekat ke suara dan terdiam melihat Neko dengan mata terbuka terbaring di bawah ranjang dengan selimutnya.

Neko menoleh ke mereka dengan lirikan mata perlahan.

"Pft... " Negan menjadi tertawa sendiri sementara Felix menghela napas dan berlutut menggendong Neko meletakan nya ke ranjang lagi.

"Ada apa denganmu?"

"Berisik... Aku sedang mencoba tidur" Lirik Neko dengan kejam.

"Bagaimana dengan perutmu, apa itu jatuh duluan?" Felix menyentuh perut Neko dengan tangan besarnya membuat Neko terkejut dengan sentuhan itu.

"Hentikan.... (Ah tunggu.... Kenapa.... Sentuhan nya tadi seperti di sukai bayi ini.....)" Neko tampak terdiam.

"Hm, kenapa? Apa ini nyaman untuk mu atau untuk bayinya?" Felix menatap dengan tatapan yang sangat dekat membuat Neko harus mundur dengan wajah agak aneh.

"Ehem, sepertinya kau ada urusan penting lagi" Negan menunjukan ponselnya yang menandakan Felix harus melakukan rapat.

"Kau butuh sesuatu?" Kata Felix menatap Neko dengan tangan nya yang masih menyentuh perut Neko.

"Hanya, jangan berhenti" Neko menahan tangan Felix untuk tidak lepas dari perutnya membuat Felix tersenyum kecil. "Kau yang menyukai nya atau bayi nya yang menyukai nya" Dia menatap dekat.

"Itu bukan aku, tapi bayinya" Neko langsung menyela dengan ekspresi kesal.

"Ehem...." Negan kembali memberi isyarat pada Felix untuk segera rapat.

"Jika kau butuh sesuatu, aku akan panggil Arthur" Tatap Felix pada Neko.

"Aku tidak mau pelayan laki laki" Neko menyela dengan kesal. Lalu Felix dan Negan terdiam.

"Sepertinya wanita tadi masuk kriteria" Kata Negan dengan tatapan kosong.

---

"Ah..." Terlempar seorang wanita dengan banyak luka, dan dia adalah Seu yang terikat ketakutan di bawah. Di atasnya ada Beum yang menatap kejam.

"Kudengar kau sangat dekat dengan gadis itu dulu bukan? Kenapa tidak kau jemput dia dan bawa dia kemari" Tatap Beum.

"Aku mohon lepaskan aku..." Seu berteriak memohon.

"Aku dengar kau adalah pelayan wanita yang sangat terpercaya dari gadis itu bukan, bukan hanya pelayan, kau bisa menghilangkan nafsu darah nya saat pada situasi apapun" Beum menatap sangat mengancam, sepertinya dia menangkap Seu yang juga termasuk terlibat menjadi orang pembantu Neko.

"Apa yang sedang kau bicarakan?!" Seu menatap serius.

"Kau memiliki hubungan dengan Akai, aku heran kenapa dia lebih mengarah menuruti pada pelacur murahan sepertimu"

"Ini tidak ada hubungan nya apapun dengan nya, lepaskan aku sekarang juga!!"

"Aku bisa saja melepas mu jika kau bisa membawanya kemari, tepatnya membawa Akai padaku" Kata Beum seketika Seu terdiam. Pilihanya begitu sulit.

"[Nona Neko, aku tidak mungkin melakukanya, tapi aku bisa di bunuh disini]... Aku tidak akan melakukan itu... Sampai kapanpun, aku tak akan membawanya padamu!!!" Teriak Seu.

"Sungguh, apa kau tidak sayang nyawamu sendiri? Dia juga sampai sekarang tidak mencari mu bukan? Buat apa peduli, lebih baik beritahu aku saja di mana tempat nya dia berada sekarang" Tatap Beum dengan tatapan membunuhnya.

"Meskipun kau mengancam ku beberapa kali, aku tetap tidak akan mengatakan nya, dan lagi, Nona Neko tidak pernah melupakan ku"

". . Hahaha... Benar benar bodoh" Beum tertawa keras sambil mengarahkan sebuah pisau di tangan nya dan itu membuat Seu terkejut.

"[No- Nona Neko... Aku mohon]" Seu meneteskan air mata, sembari mengingat ketika dia bertemu dengan Neko.

Mungkin pertemuan nya bersama Neko adalah sesuatu yang sangat penting dan tak bisa dilupakan.