webnovel

Chapter 19 (My Model)

"Kau punya sesuatu yang kelam Neko, dan aku tahu kau telah ikut dengan Cheong bukan?" Kata Ketua Sindikat.

". . . Aku melarikan diri saat sudah renggang penjagaan. Dia hanya membuatku menggantikan pekerjaanya..." Neko membalas sambil membuang wajahnya.

"[Gadis harimau ini, memangnya Kau bisa menyembunyikan semua ini dariku. 5 tahun yang lalu sebelum Aku menemukanmu, Kau tak pernah terlihat seperti gadis kecil yang manis. Bukanya terlihat seperti kucing kau malah terlihat seperti harimau kelaparan]" Ketua melirik sambil mengelus pipi Neko

Neko terdiam ketika ketua mengelus pipinya. Lalu teringat soal pemikiranya.

"(Kau bisa menyentuhku sesukamu, kau bisa memintaku menjadi apapun sesukamu, ini sudah menjadi ke biasakan ku)"

Ketua juga terdiam ketika Neko menutup mata merasakan sensasi tangan

"(Aku ingin membawanya ke ranjang)" Ketua mengkerut kan alis. Tapi ia menjadi membuang wajahnya.

"Sepertinya Direktur Ezekiel itu ingin menemuimu lagi....Meskipun Kau tidak mau tapi Kau harus kesana sebelum Dia yang kesini dan tahu apa pekerjaanmu..."

". . . " Neko masih terdiam cemas

"Aku masih bingung, bagaimana Cheong tahu kalau kau bukanlah gadis kecil..." Ketua menatap, seketika Neko terkejut. "[Itu dia], Aku harus pergi..." Neko berjalan cepat pergi

"Hei, Kau mau kemana, jadwal penerbanganmu akan muncul sore nanti...."

"Bisa ku urus.." Neko membalas.

Saat ini Cheong sedang keluar dari mobilnya dan tak disangka sangka berpapasan dengan Neko yang berjalan didepannya. Neko berhenti dan menatap dingin. Cheong tersenyum padanya. "Ada apa, apa Kau mau bertemu denganku?"

"Ya..."

Seketika Cheong terkejut.

Mereka kemudian berdua berbicara di sebuah bar.

"Tidak biasanya dan suatu momen langka bisa berbicara denganmu bukan, gadis manis.." Tatap Cheong.

Neko hanya fokus pada minuman nya yang ia minum perlahan. Mereka duduk bersebelahan.

Tapi tiba tiba muncul pria menodongkan pistol tembakan ke kepala belakang Neko, Neko hanya berwajah biasa sambil meminum minumannya.

"Turunkan itu, jangan mengganggu dulu..." Kata Cheong lalu pria itu menundukan badan dan berjalan pergi.

"Aku tidak mau berlama lama, katakan padaku siapa orang tuaku?" Neko melirik dingin padanya.

Cheong terdiam, "Kau menemuiku hanya untuk bertanya it.."

"Jawab saja, Aku sedang tidak ada waktu..."

"Hmp, gadis kecil..." Cheong berdiri dan menarik leher Neko membuatnya terkejut.

Cheong membantingnya ke bawah.

"Ugh.."

"Dengar gadis, Kau itu seharusnya melayaniku, Aku ingin sebuah balas budi darimu. Dari awal Kau yang telah melarikan diri padahal Aku yang membuatmu seperti sekarang bukan..." Ia mengatakannya dengan sangat kesal.

"Hmp... Kau pikir Aku juga mau seperti ini, Aku hanya ingin kau mengatakan yang Kau tahu tentang diriku ini.." Neko membalas dengan wajah biasa.

Lalu Cheong melepas nya dan berdiri.

"Salah satu jawabannya, hanya perlu kau cari tahu sendiri, dari mana Kau mulai menjadi gadis yang tidak punya apa apa...." Cheong berjalan meninggalkannya pergi. Neko terdiam sambil berdiri.

"[Kalau begitu sudah jelas, Aku harus pergi ke Seoul]"

Terlihat Neko berjalan ke studio Matthew, Matthew sedang membuat gambaran dan Ia menoleh ke pintu saat ada yang membuka pintu.

Ia terkejut ketika itu adalah Neko.

"Neko... Kenapa Kau kemari, ini bukan jumat malam" Ia mendekat.

"Aku tidak peduli, Aku hanya ingin..." Neko terdiam, saat ini dia berhenti melangkahi turun tangga, ia tampak di atas Matthew yang terdiam di anak tangga bawah nya.

"(Ini sangat susah, setelah dia membuat ku membenci nya dalam semalam, entah kenapa rasa tidak benci yang begitu banyak ini langsung membuat ku ingin sekali melakukan sesuatu....) Ia tiba tiba langsung menarik kerah Matthew membuat Matthew naik tangga dan Neko mengigit leher Matthew.

"Dengar, Aku akan pergi beberapa bulan, mungkin Aku tidak akan bisa datang kemari setiap jumat malam, jadi Kau harus cari model lain..."

"Apa yang kau bicarakan, Aku sudah bilang padamu, aku hanya ingin membuat model darimu"

"Aku mengerti tapi ini tidak seperti yang kau pikirkan, tapi Aku tidak bisa membuat keputusan sendiri, siapapun yang mengatakan itu akan kuturuti... Sampai jumpa...." Neko berbalik dan berjalan pergi. Matthew terdiam dan menatapnya pergi.

"[Neko, Dia masih menyembunyikan sesuatu... Apa yang terjadi, Dia seperti sebuah boneka..]" Ia menoleh ke bawah, di sana ada suatu patung yang tertutup kain.

Sudah jelas itu patung pahat model dari Neko yang tertutup itu. "(Dia bahkan tidak menoleh ke sana...)"

-

"Boss, kami sudah menemukannya" Hyun dan Jun mendekat ke meja Neko. Jun memberikan selembaran promosi sebuah vila besar di sebuah pulau terpencil.

"Apa maksud ini...?"

"Tempat itu bisa dijadikan tempat santai untuk Anda, kami dengar Jeounju tidak se sepi yang Anda kira, di sana mungkin banyak orang juga"

"Ha... Sejak kapan kalian berpikir bahwa sebuah desa itu seperti hutan, tentunya juga akan ada orang, tapi tidak seramai di sini"

"Tapi Boss, Vila destinasi itu lebih baik dari segalanya"

"Hm...Kalian sangat baik ya, tapi Aku tidak bisa.. Aku harus pergi ke Seoul menemui seseorang"

". . . E...Apa maksudnya, apa Kau akan meninggalkan kita boss?" Mereka terkejut.

"Ya mungkin begitu, Aku hanya ingin mempercayai kalian saja menjaga tempat ini" Neko membalas dan berdiri lalu berjalan melewati mereka yang masih tidak percaya.

-

"Ini obatmu Neko..." Dokter Kikiyo memberikan obat padanya. "Apa Kau mengerti istilah titisan?" Tambah nya.

". . . Tidak" Neko membalas dengan wajah biasa.

"Haiz.. Itu artinya keturunan Kau bodoh, mungkin Kau bisa menemukan titisan dari darahmu"

". . . Heh... Itu tidak masuk akal, lebih baik Kau tidak perlu ikut campur"

"Sebelum Kau mengetahui segalanya, Kau juga harus bisa menangkap segalanya secara mental, Neko" Kata Kikiyo dengan tatapan serius. Membuat Neko berhenti berjalan.

"Dari awal, Aku juga mengetahuimu, siapa yang tidak bisa mengenalmu lebih banyak kecuali jika Kau selalu datang menggigit leher wanita. Hanya hal itu saja yang Kau lakukan pada semua wanita, apa Kau tak mau melakukanya denganku" Tatap Kikiyo.

Neko menoleh sedikit dan mengatakan sesuatu.

"Kau cemburu?"

". . . Tidak, siapa yang bilang begitu"

"Oh astaga, ini bukan romansa lesbi, aku bukan lesbi, aku hanya menggigit leher wanita, apakah itu termasuk dalam kategori trans seks?" Neko menatap.

"Kau mungkin berpikir begitu, tapi orang yang tak sengaja melihat mu pastinya juga begitu dan wanita yang telah membuat mu berpikir seperti ini, dia akan menganggap ini semua benar" Kata Kikiyo.

"Huh, aku memang suka pada wanita, tapi bukan berarti aku memiliki kelainan, aku juga sadar dengan apa yang aku lakukan..." Neko menatap kesal dengan taring yang ia tunjukan itu.

".... Ha... Baiklah, Entah karena apa, Aku masih mempelajari gen mu Neko, entah karena apa semuanya menjadi tertarik padamu dan Kau hanya bersikap kosong seperti itu. Sama seperti ingatanmu yang kosong, memaksa otakmu untuk menerima semua tekanan nanti" Kata Kikiyo sambil menulis sesuatu di meja dengan posisi masih berdiri.

"Aku hanya ingin tahu semuanya"

"Aku mengerti, jika Kau sudah tahu semuanya maka semuanya akan berubah dan Kau terpaksa akan mempelajarinya lagi, jika Kau tahu semuanya lagi dengan mempelajarinya lagi maka semuanya akan berubah menjadi lebih berbeda" Kikiyo menyela.

Lalu Neko menghela napas dan berjalan mendekat padanya. Neko juga menjadi ingat perkataan Matthew jika Dia menunjukan hal yang berbeda setelah Neko pulang nanti.

"Jika Aku mengalami hal seperti itu, lebih baik Aku terjun dari jurang. Karena Kau mengatakan sesuatu yang selalu tak bisa ku gapai" Ia menatap dingin lalu berjalan pergi.

Setelah pintu tertutup, Kikiyo menjadi menurunkan tubuhnya hingga jatuh di lantai. "Uh...Dia sangat dekat..." Ia berwajah merah. Rupanya kikiyo juga tertarik dengan gadis bertubuh manis itu.

-

"Aku ingin bertemu Neko" Matthew berdiri didepan Hyun dan Jun yang ada di rumah Neko.

"Sepertinya boss sedang tidak ada..." Mereka berdua membalas.

"Ada apa, Matthew" Neko tak disangka datang dari luar.

"Neko, Aku ingin.... Mengatakan sesuatu" Matthew mendekat, lalu mereka berbicara di dalam.

"Aku tidak mengerti, entah ini akhir atau tidak pertemuan kita, dan, Aku tidak ingin berpisah denganmu, ingatlah kataku saat itu, Aku menyukaimu..." Matthew mengatakannya dengan sedikit panik.

Lalu Neko memegang dada kiri metthew. "Aku tidak layak di cintai, kau tidak menyukaiku, ini hanyalah sebuah ilusi saja, Aku tidak bisa menghentikan ini juga Matthew, tunggulah Aku saja. Tunggu saja, ini bukan perpisahan, aku juga akan kembali nanti"

". . . [Dia tidak membalasnya] Kalau begitu pakailah ini" Matthew menunjukan sebuah kalung berlambang setengah hati berwarna hijau terang. Neko menatapnya dengan bingung.

"Aku pernah bilang padamu, bagaimana jika Aku nanti datang dengan wajah berbeda padamu. Aku mohon pakai selalu kalung ini"

"Kalung?"

"Ini kalung penyatu, Aku membuatnya sendiri, sama seperti milikku" Matthew melepas kalung yang Ia pakai, kalung yang Ia pakai berwarna merah setengah hati.

"Kalung ini akan menyatu saat didekatkan" Ia mendekatkan 2 hati itu dan yang benar saja, seperti magnet yang bersatu.

"Itu...Hebat...Apa yang terjadi selanjutnya"

"Biarkan aku memakainya untukmu" Matthew memasangkan kalung hijau itu padanya.

"Aku tahu Kau suka pada hijau jadi Aku membuatnya berwarna hijau, dan warna merah ini adalah mata milikmu..." Ia memakai kalung itu sendiri.

"Matthew.." Neko menunduk membuat Matthew menjadi bingung, Ia menjadi terkejut ketika sesuatu menetes dari wajah Neko.

"Neko... Apa Kau..." Ia mengangkat kepala Neko.

"Menangis.." Ia terkejut melihat Neko menangis.

"Ap...Apa..Aku, Tidak menangis...." Neko masih berwajah bingung.

"Kau menangis itu sudah jelas, katakan semuanya padaku, Neko"

Seketika Neko memeluknya membuat mereka berdua terjatuh ke lantai. Matthew yang jatuh di lantai memeluk pinggang Neko yang ada di atasnya.

"Aku tidak akan bertanya apa apa, ini juga bukan yang harus Aku urus bukan" Kata Matthew sambil menatap langit langit. Sementara Neko masih memeluknya. Pertama kalinya gadis yang terlihat sangar itu menangis didekatnya.

"Neko...[Itu memang benar, Dia harusnya dari awal mengeluarkan semua ini, semua air yang seharusnya membasahi wajahnya]" Matthew memeluknya dan disaat itu kalung itu menyatu diantara leher mereka berdua.