webnovel

Chapter 162 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

Tapi tiba tiba ia ingat pada Yohan yang mati di depan nya saat itu. "(Yohan.... Kenapa kau tidak kemari menolong ku saja)" Neko menjadi mengingat nya sangat keras dengan menutup mata.

"Hei.... Kau dengar aku, perlihatkan wajah mu itu padaku" Kata Felix yang masih menunggu Neko menoleh padanya.

Tapi Neko tak menoleh, dia hanya memperlihatkan bahwa tubuhnya sedang bernapas tidak karuan.

"Hei ada apa dengan mu" Felix langsung memegang Dagu Neko dengan satu tangan nya dan menariknya untuk menatap nya.

Rupanya Pipi Neko basah karena dia menangis. Tetesan demi tetesan mengalir tanpa mulutnya yang bersuara.

Felix terdiam tak percaya melihat itu, tapi ia malah tertawa kecil. "Ha... Haha apa yang aku lihat ini, bisa bisa nya kau menangis tanpa bersuara begini. Apa yang terjadi pada lidah mu itu sehingga kau menutupinya dengan mulutmu yang tertutup" Tatap Felix dengan sangat dekat.

Neko menjadi melirik dengan kesal tapi tiba tiba darah mengalir dari mulutnya perlahan. Seketika Felix berwajah agak terkejut.

"Kau menggigit lidah mu sendiri?" Ia menatap tajam pada Neko.

"Apa kau melakukan ini karena kau tidak mau bicara padaku, kau membuat kesakitan supaya aku tahu bahwa kau sakit jika bicara karena lidahmu kau gigit? Benar benar gadis yang cerdik sekali, tapi itu tidak bisa membuat ku terbodoh oleh mu"

"(Dia benar benar harus pergi!)" Neko hanya bisa memasang wajah kesal pada nya. Tapi tiba tiba Felix menarik baju Neko dan memutar tubuhnya sehingga Neko tengkurap dan Felix memeganginya dari atas.

"Ah...." Neko terkejut saat Felix melakukan nya karena Felix menarik lengan Neko kebelakang dengan satu tangan nya dan tangan nya yang satunya mendorong bahu Neko seperti siksaan untuk berteriak.

"(Sialan!!)" Neko tak bisa apa apa selain mencoba menahan sakit nya.

Tapi tiba tiba ia merasakan tangan Felix meraba dada miliknya.

"Ahhh....Apa yang kau lakukan!" Neko menjadi terkejut berteriak.

"Kupikir ada banyak lelaki yang telah melakukan hal sama seperti ini padamu, tapi bagaimana dengan mereka yang belum merasakan ini" Felix berganti memegang pinggang bawah Neko. Tepatnya bagian belakang Neko.

"(Apa yang terjadi....Di mana dia menyentuh?! Apa dia sedang melecehkan ku?!)" Neko hanya bisa terdiam kesal. "Belum ada yang melakukan nya!"

"Oh belum ada rupanya, itu artinya kau masih di katakan perawan bukan" Felix menatap, tapi lengan nya yang besar bisa mencubit paha Neko dengan sekali genggaman.

"(Ugh.... Tangan nya menyentuh kemana?!...) Kau.....!!! Jika kau ingin melakukan nya kenapa tidak lakukan cepat!!" Neko berteriak.

Lalu Felix terdiam, hal itu membuat Neko ikut terdiam bingung. Neko perlahan menoleh padanya yang memasang tatapan tajam. Dia terkejut melihat wajah Felix yang menjadi datar serius menatap nya.

"Apa kau baru saja menawari ku untuk tidur dengan mu?" Suara Felix menjadi sangat sinis dan seketika lengan nya menggenggam paha atas Neko dengan kuat membuat Neko terkejut. "Ack.... Hentikan, kau menyakiti ku" Neko mencoba memberontak, tapi tak ada yang bisa ia lakukan, karena setiap tubuh nya terikat semua tanpa terkecuali.

"Bagaimana ini bisa terasa, padahal kau memakai celana dan baju yang panjang bukan, setiap baju yang kau pakai akan terlihat cocok, pastinya" Kata Felix.

Neko menjadi gemetar ketika Felix menekan pinggang nya ke bawah dengan pelan.

"(Aku bahkan bisa merasakan tangan nya yang besar meraba ku dimana mana, tapi sejauh ini, kenapa dia tidak melepas baju ku, apa dia sengaja melakukan nya....)" Neko menjadi terdiam, tapi mendadak, dia kembali gemetar kesakitan dengan tubuh nya. "(Ugh.... Tubuh ku kembali mati rasa... Aku harus membuat nya melepasku....)" Neko tak bisa terjatuh karena Felix menahan nya.

Lalu Felix terdiam menatap tubuh Neko yang gemetar, dia lalu melihat wajah Neko yang kembali kesakitan menahan semuanya.

"Kau ingin memohon padaku, memohon saja, aku akan mengabulkan nya..." Felix menatap dengan senyum seringai.

". . . Le.... Lepaskan semua ikatan ini..." Neko menatap lemas.

Lalu Felix melepas Neko dan meletakan nya perlahan di bawah, dia membuat Neko terbaring membuat nya terdiam, Felix mengeluarkan pisau dan memotong tali kuat itu dan tak lama kemudian, Neko terlepas, dia tidak melarikan diri, dia mencoba bernapas normal terlebih dahulu.

Felix yang melihat dari atas menjadi menatap leher Neko yang masih terpasang kalung tadi. Lalu dia memegang pipi Neko. "Bagaimana cara mu bertahan hidup di antara banyak nya lelaki yang menginginkan mu" Tatap Felix.

Tapi di saat itu juga, Neko langsung membuka mata, dia langsung memegang kerah baju Felix membuat Felix terdiam, seketika langsung mengangkat tubuh nya untuk mendekat ke Felix, dia langsung membuka bibirnya dan menggigit leher Felix.

Tapi siapa sangka, dia harus membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan nya, tapi tetap saja. Kulit di leher Felix terlalu keras membuat nya kembali melepas bibirnya dan menjatuhkan dirinya, hal itu akan membuat kepala nya terbentur, tapi tangan Felix melindungi nya agar tidak terbentur.

Ia melihat Neko bernapas dengan bibirnya yang terbuka kecil dengan adanya gigi taring yang menjadi tumpul.

"Lihat lah bagimana cara nya memangsa hewan yang lebih kejam dari mu, karena kau sekarat kelaparan, aku akan membiarkan mu kenyang" Felix meraih pisau nya tadi lalu mengarahkan ujung pisau ke samping lehernya, dia menusuk nya hingga membuat luka yang tak bisa di bilang kecil.

Mendadak dia melepas pisau nya jatuh ke bawah, pisau penuh darah, dia menatap Neko yang hampir lemah.

Lalu dia mengangkat kepala dan pinggang Neko untuk mengangkat tubuh nya.

Felix duduk dan dia memangku Neko, hingga tiba tiba Neko langsung membuka mulut memakan luka di leher Felix.

"Yeah, lakukan saja.... Sesuka mu" Kata Felix yang membuat tubuh nya diam membiarkan Neko terus menghisap.

Neko dengan tak sabaran, dia melingkarkan tangan nya, dia juga meremas baju bagian belakang Felix sambil terus menghisap perlahan leher Felix.

Hingga ia selesai dan melepas bibirnya, ia tak sadar dirinya akan jatuh tapi Felix menarik nya dan memeluk nya.

Hal itu membuat Neko terdiam dengan darah mengalir di bibirnya, dia mengangkat perlahan wajahnya menatap luka di leher Felix yang masih keluar dan akan terus keluar, sekarang menodai baju yang dia pakai.

Neko masih terdiam, tapi ia merasakan tangan Felix mengusap bibirnya, mengusap darah dari bibir Neko.

Tapi Neko terkejut sadar dengan apa yang ia lakukan, ia langsung beranjak berdiri mundur menjaga jarak padanya.

Lalu Felix berdiri. "Setelah kau kenyang seperti hewan buas yang baru saja memakan sebagian daging ku, ini bukan berarti aku rusa untuk mu.... Sekarang, apa kau bisa mendengar ku sekarang, biarkan aku berbicara masalah ini" Felix mengambil kain putih di meja dan menekan luka di lehernya. "Harus kau tahu, hutang mu sangat banyak padaku, di tambah lagi, kau dengan berani nya mengambil darah ku, tapi itu tak apa, itu bukan suatu masalah, bagi ku, kau hanya menghisap beberapa mililiter saja..." Kata Felix. Di sini yang berbicara hanyalah dia seorang, sementara Neko terdiam menatap nya dari tadi.

"Kau bisa melunasi nya dengan cara lain pastinya, tunggu saja perkataan ku" Tambah nya, lalu dia berjalan pergi keluar dari pintu membuat Neko terpaku. Dia tak percaya dengan apa yang terjadi.

Tapi tak lama kemudian, Felix membuka pintu kembali dan terdiam menatap di ruangan itu. Benar benar berantakan semuanya dan Neko tampak bernapas cepat menatap nya.

"Oh, kau seperti kucing yang tak mau di tinggal di apartemen" Tatap Felix.

". . . Apa yang coba kau lakukan!! Mengunci ku dan meninggalkan ku di sini!!" Neko menatap kesal.

Felix kembali terdiam, dia lalu menjawab. "Aku tidak memiliki kunci ruangan ini, jadi, pintu ini tidak terkunci dari tadi" Tambah nya membuat suasana terdiam.

Neko mengepal tangan dan langsung berjalan ke pintu, dia akan membuka tapi Felix mengatakan sesuatu. "Usaha bagus, tapi tidak" Kata Felix, dia langsung memeluk tubuh Neko dengan satu tangan nya dan menahan nya.

"Lepaskan aku...." Neko memberontak, tapi ia di angkat dengan hanya satu tangan itu membuat nya terdiam tak percaya.

Felix berjalan ke sofa yang terguling, dia mengangkat sofa itu dengan satu tangan nya yang kuat hingga sofa itu berdiri kembali.

Ia meletakan Neko di sana. "Jadilah kucing baik dengan duduk di sini" Kata Felix, dia membuka bungkusan plastik yang ia bawa tadi dan rupanya itu sebuah tisu bersih, hal itu membuat Neko bingung dan rupanya Felix mengusap bibir dan wajah Neko yang terkena darah.

"(Apa yang sedang dia lakukan?)" Neko terdiam bingung, dia lalu tak sengaja melihat leher Felix yang tertutup penutup luka. "(Apa dia keluar juga untuk menutupi luka nya itu?)"

Setelah itu, Felix memegang kancing baju Neko membuat Neko terkejut dan langsung memegang kedua tangan nya. "Apa yang akan coba kau lakukan, mesum" Dia menatap tajam.

"Bukankah kau sudah melakukan nya dengan banyak orang, untuk apa malu" Felix langsung memegang kedua sisi baju Neko dan langsung menarik nya membuat baju itu rusak melemparkan kancing yang putus kemana mana membuat Neko terdiam kaku tak percaya.

Hanya terlihat dia memakai bra nya yang berwarna hitam. Tapi Felix tak melihat yang lain selain luka bekas ikatan tali yang terlihat di tubuh Neko, luka bekas itu karena ikatan tali tadi.

"Itu akan menarik kedepan nya" Tatapnya.

"Apa yang sedang kau lihat, kau tidak melihat hal yang macam macam bukan" Neko menatap.

". . . Tubuh mu banyak memar, apa aku harus menjelaskan lagi kenapa aku membuka baju mu, ingatlah ini, kau akan bekerja di bawah ku, anggap saja aku pemegang mu dan pekerjaan ini akan membuat mu mati hingga kau melunasi semua hutang mu padaku" Kata Felix membuat Neko kembali terdiam.

"(Aku benar benar sudah tak bisa lari dari pria ini)"