webnovel

Chapter 151 (Flashback Kim)

Setelah itu, tepatnya pada malam hari. Kim berdiri di luar gedung, menatap kolam ikan kemarin, dia lalu menyalakan rokok. "(Di sini, cukup gelap....)" Pikir nya.

Lalu ponselnya berbunyi dari adik nya, tepatnya itu pesan. == Kakak, kau tak akan percaya apa yang terjadi padaku ==

Seketika Kim terkejut tak percaya. Dia berpikir bahwa adik nya dalam bahaya, seketika ia berlari dan menuju ke hotel mereka. Ketika membuka pintu dengan terengah engah, dia melihat Chay menangis membelakangi nya duduk di ranjang.

"Chay... Chay.... Kenapa?" Kim menatap tak percaya, dia berjalan mendekat dengan gemetar, dia mengira adik nya sudah kenapa napa.

Hingga ketika sudah mendekat, adik nya mengejutkan nya. "Ba!! Lihat ini hehen!" Dia menunjukkan kertas di tangan nya dengan tatapan senang haru.

Kim terdiam bingung dan menghela napas panjang. "Astaga, kupikir apa, kau benar benar pandai menakutkan ku"

"Hehe, lihat ini kakak" Chay menunjukkan kertas ujian yang rupanya dia mendapatkan nilai lulus di atas rata rata yang akan membuat nya mendapatkan peluang melanjutkan pendidikan nya.

Seketika Kim menatap tak percaya, terpelongoh dan seketika berteriak senang. "Ahahaha!! Kau benar benar begitu pintar, adik ku sangat pintar" Dia langsung menyeranh Chay yang terkejut.

Dia memeluk Chay di ranjang dan mereka sama sama tertawa.

"Kau benar benar sangat hebat sayang!"

Tapi tiba tiba saja ada yang membuka pintu, seketika mereka terkejut bersamaan sambil menoleh. Siapa sangka, itu adalah Neko yang menatap datar mereka.

Kim langsung beranjak keluar ranjang, Chay juga merapikan tubuh nya keluar dari ranjang.

Suasana masih terdiam karena Neko melemparkan tatapan tajam.

Lalu Chay menyenggol lengan kakak nya sambil ber telepati. "(Kakak, cepat bicara padanya, panggil nama sebutan nya!!)"

". . . (Aku belum pernah memanggilnya....)" Kim terdiam, lalu menghela napas panjang dan bicara. "Nona Neko, apa yang terjadi? Apa yang membuat mu kemari?"

". . . Aku datang untuk mengecek kalian berdua yang rupanya memiliki hubungan lebih--

"Tunggu tidak!" Kim dan Chay langsung mengatakan nya bersamaan.

"Percayalah pada kami, kami hanya kakak adik!"

"Kakak tidak mungkin memiliki tipe yang begitu, tipe kakak adalah wanita dewasa yang punya tubuh besar!!" Adik nya menambah, seketika, kalimat dari Chay itu membuat suasana terdiam.

"Chay!!!" Kim menjadi menatap kaku.

"Oh, jadi tipe mu wanita seperti Seu? Wanita yang seperti Seu"

"Seu? Siapa?"

"Itu aku!!" Tiba tiba Seu langsung datang di belakang Neko, masuk begitu saja dengan ceria.

Seketika Kim terkejut dan langsung menggeleng. "Percayalah, aku bukan yang seperti itu"

"Lalu apa? Kau Ga--

"Tidak!! Hentikan ini!" Kim memberontak. "Aku tidak menyukai apapun, hidup tertekan yang membuat ku begini! Jadi jangan memutuskan apapun padaku!!" Tambah nya lalu berjalan pergi melewati mereka membuat suasana diam.

"Kakak" Chay menjadi khawatir menatap sikap Kim.

"Nona Neko, apa yang harus kita lakukan?" Seu menatap khawatir juga.

Tapi Neko menatap ke Chay yang terdiam, dia lalu bertanya sesuatu. "Apa benar kalian berdua tidak memiliki orang tua dari kecil?" Tatapan yang membuat Chay terkejut.

"Um...." Dia menjadi ragu.

"Tak apa, katakan saja, aku butuh informasi ini untuk merekrut kakak mu itu yang begitu egois" Tatap kembali Neko.

"Um... Baiklah, jika itu memang perkataan mu, kami tidak memiliki orang tua yang baik. Sejak kakak kecil, dan ibu masih mengandung ku, kami memiliki ayah yang keras dan tegas, dalam artian yang buruk, dia memaksa kakak untuk mencari uang melewati jalur kekerasan, atau bisa di katakan... Taruhan perkelahian, dan kakak ku menjadi objek nya, dia menang beberapa kali, tapi tubuh nya selalu luka, lebam dan yang lain nya, hingga aku lahir.... Ayah kami masih tetap melakukan itu, tapi meskipun mereka keras pada kakak ku, mereka meninggikan ku, aku yang selalu dimanja, dan mereka mengatakan bahwa 'adik mu harus sepenuh nya di jaga, tak peduli kau terluka, tak boleh ada luka di adik mu sampai dia menemukan orang yang tepat' sampai sekarang, kakak benar benar protektif pada ku" Kata Chay membuat Neko terdiam dan mengangguk mengerti.

"(Masa lalu yang buruk sekali.... Aku harap kau bisa menyembunyikan maa lalu bahkan milik mu sendiri....) Seu" Neko menoleh ke belakang, tapi tak ada seu sama sekali membuat suasana terdiam.

"Dimana dia?" Ia mencari sambil melihat ke belakang terus menerus, Chay pun baru tahu bahwa Seu juga tidak ada.

"Ck, sudahlah, jadi bagaimana jika kau dalam bahaya? Bagaimana dia tahu nantinya?"

". . . Aku tidak tahu, tapi ketika aku mengalami sesuatu yang buruk bahkan sampai menyakiti diri ku sendiri, dia akan ikut merasakan nya dan terus mengatakan maaf di ikuti kata dia tidak bisa menjaga ku padahal itu tidak buruk sama sekali.."

"Lalu, kau bergantung padanya?" Neko menatap tajam membuat Chay kembali terkejut dengan perkataan itu.

"Ini bukan karena aku ingin, tapi karena aku sudah sangat terbiasa, dengan kata lain, mereka yang membuat ku begini termasuk kakak sendiri" Balas Chay.

Lalu Neko terdiam dan menghela napas panjang sambil menggeleng. "Mulai sekarang, kau harus bisa menjaga diri mu sendiri, jika bisa, jangan beritahu padanya dan buat dia tidak khawatir pada mu" Kata Neko.

"Tapi, bagaimana cara ku melakukan nya?"

"Untuk hal ini, cobalah jangan menceritakan apa yang kau alami padanya, jika kau terluka, menangis lah sendiri tanpa mengadu padanya, jika kau mengalami hari yang buruk, tak perlu bercerita pada siapapun, dan jika kau terlalu bergantung padanya, kau juga tak akan mandiri. Bagaikan kepala mu menunduk dan menjadikan bahu nya sebagai penopanh kepala mu, tapi ketika dia pergi, leher mu patah" Kata Neko membuat Chay terdiam, dia benar benar ragu sekaligus khawatir.

--

Sementara itu, Kim menatap laut yang luas di sebuah dermaga yang dekat dengan tempat gedung pelatihan pengawalan.

Dia memegang pagar pinggir laut dengan kuat dan mengeluarkan semua kekesalan nya melalui genggaman tangan itu sehingga ketika dia melepasnya. Pagar besi itu agak bengkok dan tangan nya memerah.

Dia menghela napas panjang dan menatap langit yang malam. "(Kenapa.... Kenapa!! Kenapa hidup ini benar benar sangat berat!! Aku tak bisa menikmati sesuatu sejak aku kecil, aku di siksa sejak aku kecil dan ini yang terjadi padaku...)" Ia menatap kecewa.

Tapi mendadak ada suara, suara motor besar membuat nya menoleh ke belakang.

Motor itu berhenti dengan membelokan setir nya dan standar kaki turun. Kedua tangan melepas helmet. Tak di sangka sangka, itu adalah wanita rambut pirang dengan terkuncur kuda. Wanita tinggi dan terlihat begitu kuat seperti lelaki.

Dia melepas jaket nya dan merentangkan tangan nya. "Huaaa... Benar benar sungguh sangat melelahkan" Ia lalu kebetulan menoleh dan dia terdiam ketika melihat Kim.

Siapa sangka, wanita itu adalah Acheline. Tapi Kim dalam posisi tidak mengenalinya.

"Oh, halo" Acheline menyapa dengan akrab. Hal itu membuat Kim terdiam dan menghiraukan itu, dia kembali menoleh lautan.

Tapi Acheline terdiam dan berjalan mendekat. "Apa kau pengawal?" Tatapan nya.

Kim terkejut dan menoleh. "Bagaimana kau tahu, tidak, maksud ku, kenapa kau berpikir begitu?"

"Karena orang yang kemari hanya seseorang seperti kita"

"Kita?"

"Ya, pengawal, oh, benar, aku pengawal juga haha.... Cukup susah mengikuti orang yang lebih besar dari ku" Kata Acheline sambil ikut menatap laut.

Kim terdiam menatap nya. "Bagaimana seorang wanita seperti ku adalah pengawal?"

"Haha.... Aku menjadi seperti ini karena aku harus banyak melakukan dendam, pekerjaan seperti ini juga tidak main main gaji nya, sebenarnya, bos ku hanya di sini sebentar, dia asal dari rusia, dia super sibuk dan melelahkan"

"Seperti apa atasan mu itu?" Kim menatap.

"Haha, kau tahu kan, harusnya pengawal seperti mu tahu karena salah satu sifat atasan yang sama hanya satu, yakni ketika kita tak bisa melakukan apa apa, mereka akan mengamuk. Begitulah aku mengartikan nya"

"Lalu, kau menganggap itu hal yang wajar?"

"Ya tentu saja, kita dapat uang juga dari mereka, memang nya kenapa? Apa kau ada masalah dengan atasan mu?" Acheline menatap.

"Hanya sedikit, dia tidak mau mengakui ku sebagai pengawal nya"

"Itu baik baik saja sekali kau fokus mengembangkan diri mu, mempelajari fisik mu, begitu dia kebetulan melihat, dia akan mengira mu bahwa kau mampu dan mulai di anggap" Kata Acheline membuat Kim terdiam memikirkan kata itu.

Acheline juga mengatakan itu tadi sambil merokok.

"Apa kau tidak pernah khawatir pada irang terdekat mu jika kau harus ikut atasan mu kemana pun?" Kim menatap.

Acheline terdiam sebentar dan menghela napas panjang melalui asap rokok nya.

". . . Sebenarnya aku tak punya siapapun, aku tak ada siapapun yang harus di khawatirkan, jadi, ya, hanya loss saja... Tidak perlu khawatir pada apapun yang penting aku memikirkan bagaimana aku kedepan nya di depan bos ku sendiri.... Dan juga, ada masalah di sini, Bos meminta ku mencari seseorang yang ia cari, agak susah sekali karena ini Thailand"

"Lalu apa kau menikmati pekerjaan mu?"

"Yah, begitulah" Acheline kembali membalas.

Hingga tak lama kemudian, rokok Acheline habis. Dia lalu berbalik badan. "Baiklah, aku pergi dulu, jangan terlalu lama di sana, nanti ada cewek cantik datang" Kata dia.

"Ha, kenapa bisa begitu?"

"Tidak tahu, haha, hanya bercanda" Acheline memakai helmet nya dan meninggalkan nya pergi dengan motornya membuat Kim masih terdiam menatap laut.

Lalu ia menghela napas panjang. "(Kapan aku bisa mencerna kalimat nya tadi? Oh benar, aku lupa tanya nama nya)" Sampai saat ini, Kim tidak tahu nama Acheline.

Tapi tiba tiba ada yang memanggil. "Tuan Kim"

Hal itu membuat Kim menoleh yang rupanya itu Seu. Kim terkejut ketika seu datang karena dia berpikir perkataan Acheline benar.

"Apa... Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku hanya bilang, bahwa... Tak perlu mengeluh dengan semua ini, aku tahu kau bisa" Tatap Seu sambil berjalan mendekat.

". . Memang nya apa yang kau tahu tentang ini?"

"Karena aku juga punya adik yang cantik, sama seperti adik mu, aku melakukan apapun demi menjaga nya termasuk meninggalkan nya hanya karena ikut mencari uang bersama None Neko" Kata Seu membuat Kim terdiam tak percaya. Dia juga dapat banyak penerangan.