webnovel

Chapter 138 (Trusted Guard)

Di jalan nya akan menemui Matthew, Neko melihat ada seorang gadis berpakaian SMP sedang menunggu di lampu merah akan menyebrang sembari menunggu menggunakan ponselnya. Neko bahkan sampai terdiam melihat itu.

"(Di sini, banyak sekali kasus kecelakaan besar hanya karena hal yang sama, yang dilakukan oleh nya, dia hanya akan menatap ponsel nya terus menerus)" Pikirnya.

"(Apa yang harus aku lakukan?)" Dia menatap dingin gadis itu dari seberang.

Tak lama kemudian gadis itu melihat arah depan dari ponselnya. Ia lalu berjalan menyebrang di jalanan itu. Namun tiba tiba sebuah truk melaju kencang, karena lampu masih hijau sementara lampu untuk menyebrang masih merah, gadis iru mengira itu waktunya menyebrang, tapi, siapa yang menyangka bahwa truk tersebut menabraknya sangat kencang, ini karena lampu pejalan kaki masih merah.

Sekarang banyak orang berteriak, melihat darah mengaliri bagian jalanan. Mayat itu akan segera di angkut dan keluarga akan berduka. Kelalaian karena sebuah ponsel.

"(Aku terlambat berpikir)" Neko menatap biasa lalu melanjutkan jalan nya, itu memang bukan urusan nya. Tapi mendadak ada seseorang mengikuti nya di tengah keramaian rusuh itu.

Tapi Neko terdiam berhenti, dia menatap ponselnya rupanya ada pesan dari Kim.

== Nona Neko!! Anda kemana?! Kenapa tidak ada di apartemen!? Apa anda sedang pergi bersamaku Yohan?! ==

Lalu di susul Yohan yang mengirim pesan juga. == Nuna!! Dimana kamu!! Kenapa tidak ada di apartemen lagi?! Apa kamu pergi bersama Sunbae Kim?! ==

"Astaga, benar benar lebay sekali... Aku lebih memilih pergi sendiri karena aku tak mau mereka terlibat dalam hal ini, bisa repot jika ini terjadi, lebih baik aku pergi sendiri" Gumam nya sambil membalas pesan mereka dengan kalimat yang sama.

== Aku baik baik saja, hanya menikmati udara segar dan segera kembali ke distrik ==

Lalu kembali menyimpan ponselnya. Di jalan agak jauh, ada yang mengikutinya di lihat dari kaki besar.

Neko tak menyadarinya dengan masih berjalan biasa sambil mengambil permen yang di saku. Ia juga akan membuka bungkus permen itu tapi mendadak ada sesuatu memukul kepalanya dari belakang membuatnya tak sadarkan diri. Permen itu bahkan belum masuk ke dalam mulutnya malah jatuh begitu saja hingga pecah di bawah.

"(Sialan.... Seharusnya aku lebih waspada.... Aku telah di tangkap, atau ini adalah perangkap?)"

--

Neko membuka mata, ia bangun dengan batuk sedikit. "Cough! (Sialan... Aku pusing...)" Ia mencoba membuka mati tapi ia rupanya terikat berdiri di tiang sebuah pabrik kotor. Terikat di sana dengan posisi berdiri dan hanya sendirian yang terikat di sana.

Ia melihat sekitar ada banyak orang menatapnya berdiri di sana. Bukan sembarang orang melainkan orang orang suruhan. Tidak di sangka sekali, Neko tidak sendirian di pabrik itu melainkan banyak orang menunggunya bangun.

Neko terdiam serius melihat satu orang bertubuh kuat duduk di depannya agak jauh. "(Dia Pria Inggris, jangan jangan Matthew itu yang meminta mereka)" Neko menjadi terdiam. Lalu Pria yang duduk itu berdiri dan berjalan mendekat padanya.

"Aku bisa melihat stylemu... Memakai baju putih dan celana hitam panjang sesuai dengan rambutmu, Hitam yang sangat lembut" Dia memegang gengaman helaian rambut Neko lalu mengendus dan mencium nya.

"Dan aku hanya ingin tahu kenapa kau melakukan ini padaku" Neko menatap dengan wajah menantang. Tanpa takut sama sekali, padahal sudah terlihat, pria itu tampak mengerikan.

"Tak ada yang harus diberitahu, aku hanya akan bilang dia meminta kami menelanjangimu berkali kali dan layani kami dengan tubuh manismu" Dia membalas seketika semua orang yang ada di sana tertawa beberapa kali.

Neko sempat memasang wajah kesal nya tapi ia menjadi tersenyum kecil.

"Ouh... begitukah.... Kalau begitu biarkan aku mulai duluan dari lepas dari sini" Kata Neko seketika ia menendang Pria itu dengan ikatan tubuhnya yang telah lepas. Dia sangat mudah melepas ikatan kencang itu yang membuat semua orang terkejut.

"Ugh!" Pria itu mundur selangkah memegang tubuhnya yang di tendang oleh Neko tadi. Neko tampak akan melarikan diri.

"Cih tangkap dia..." Pria itu berteriak seketika semua orang yang ada disana menyerangnya satu persatu.

"(Cih.. Persetanan)" Neko mengambil sesuatu dari punggungnya tapi ia terdiam terkejut karena ia tak membawa apapun.

"Hei... Cari ini" Pria yang tadi menunjukan belati hitam yang selalu menjadi senjata penjagaan Neko. Senjata itu selalu di gunakan Neko untuk jaga jaga dan sekarang, dia tak membawa senjata apapun.

"Cih.... Kembalikan itu" Neko akan berlari menyerang tapi tiba tiba satu orang menangkapnya dengan mengunci badan nya dari belakang. Orang itu mengangkatnya membuat Neko terangkat dengan posisi menghadap depan.

"Haha hanya kucing kecil rupanya" Kata mereka. Salah satu dari mereka juga memegangi kedua kaki Neko yang terus memberontak.

Neko terkunci tak bisa apa apa. Namun ia teringat sesuatu yang membuat mata miliknya berwarna merah menyala.

"Dasar cecenguk" Ia berteriak seketika satu kakinya lepas dari pria itu dan ia menendangnya, dengan kuat ia menjungkir balikkan orang yang mengunci tubuhnya. Semua nya tercengah. Tak hanya sampai disana Neko mengambil pipa besi dan mulai melawan mereka.

Sementara itu Matthew menatap lembaran kertas yang ada di meja. Itu adalah kertas kontrak hutang Neko dan museum yang sudah di serahkan padanya.

Lalu ia melihat ke jam dinding. ". . . Kemana dia... Kenapa tidak datang? [Bukankah aku menyuruhnya kemari?]" Ia terdiam lalu mulai menghubungi Neko.

Kebetulan ponsel Neko dibawa pimpinan orang orang tadi.

"Siapa ini" Dia menatap bingung ponsel Neko dengan masih adanya keributan ini.

Namun saat ia kembali menoleh ke pertarungan, ia menjadi terkejut dan tercengah karena orang orangnya sudah tumbang dikalahkan oleh seorang gadis saja. Jika dilihat dari darah yang ada, mereka semua telah mati dengan menyisakan darah yang mengotori baju Neko.

Neko menatap dingin padanya dan mendekat perlahan sementara pria itu gemetar sambil menjatuhkan dirinya. Ia benar benar terlihat takut setengah mati.

Neko mendekat dan rupanya ia mengambil ponselnya. Ia melihat itu dari Matthew.

"Kau monster...." Pria itu berteriak.

Mendengar itu Neko langsung tersenyum tajam. "Haha... Monster katamu.... Haha aku lebih dari itu" Ia menatap dengan mata merahnya seketika mengangkat pipa yang masih ia bawa dan memukul pria itu, itu tidak membuat apapun hingga Neko mengambil belati nya dari tangan pria itu lalu mengayunkan nya dan membunuh pria itu di tempat.

"Aku Iblis...."

--

"Cih dia tak mengangkatnya" Matthew kembali menghubungi Neko dan kali ini Neko benar benar mengangkatnya. Terlihat Neko duduk bersandar di dinding dalam pabrik itu dengan tubuh yang kelelahan. Ia juga agak memar dan terluka, bernapas cepat dan menghela napas terakhir lelah nya. "Ha... Sangat menjengkelkan"

"Neko.... " Matthew memanggil dari ponsel.

". . . Bicara saja" Neko membalas dengan nada biasa.

"Kenapa kau tidak datang kemari... Kau sudah membuatku menunggu"

"Huf... Ini mulai tidak nyaman, kau tahu... Kau harus mulai memperhatikan siapa yang kau suruh, orang orangmu terlalu lemah untukku. Berani nya kau melakukan ini semua setelah kau mengatakan kau tidak akan menggunakan perangkap apapun" Kata Neko, suaranya benar benar agak lemas.

"Apa maksudmu? Apa yang terjadi padamu? Kau baik baik saja? Ini tidak seperti yang aku pikirkan saat kau terlambat datang begini kan?" Matthew menjadi bingung.

"Kau mengunci ku di gudang tua ini bersama para mayat tak berguna, sekarang kemarilah dan lihat siapa yang menang"

"(Dia... Dalam bahaya, tunggu, tapi ajh tak melakukan apapun, aku tak melakukan, ataupun mengunci nya)" Matthew menjadi terkejut lagi dan segera mengakhiri ponsel dan bergegas pergi. Pemikiran Neko salah, Matthew bukan orang yang mengirim mereka untuk menangkap Neko.

Neko menjatuhkan ponselnya dari lengan yang lemas. Tiba tiba di diamnya, muncul aliran darah mengalir dari matanya. Mata nya mengalirkan air mata darah.

"(Kenapa dia ini melakukan ini padaku... Ini benar benar mulai menjengkelkan. Dia membunuh dirinya sendiri dan sekarang ingin membunuhku... Persetanan, kau benar benar sialan Matthew)" Ia mengusap air mata merah nya dengan kedua tangan nya. Dia menangis tidak wajar, yang seharusnya mengeluarkan air mata tapi malah mengeluarkan air darah.

Lalu Neko berdiri perlahan namun ia mendengar suara pintu gudang besar itu terbuka.

"(Bagus....Sialan itu cepat sekali datang, aku ingin meminta jawaban darinya bahwa ini semua memang benar benar menjengkelkan)" Ia mengira itu Matthew tapi saat pintu itu naik ke atas Neko melihat kaki banyak sekali. Itu artinya ada banyak orang. Ia menjadi terkejut karena yang datang adalah orang suruhan lagi yang akan menangkapnya. Mereka memang tidak memiliki jumlah banyak seperti orang tadi tapi tubuh mereka terlihat lebih mengerikan seperti preman maupun gangster yang hidup atas suruhan tertentu.

Orang orang suruhan itu melihat Rekan rekanya mati dibunuh Neko. Wajah mereka benar benar campur aduk di tambah merasa tak percaya dengan kekuatan Neko.

"Aku masih belum percaya seorang gadis membunuh mereka semua, sialan sekali gadis itu, benar benar sangat buruk sekali..... Dia bahkan mengalahkan banyak bawahan dan sekarang kita tak tahu apa yang terjadi di sini, lihat saja, mereka terluka sangat parah di titik vital mereka" Kata salah satu dari mereka.

"Kau benar, dari bekas luka mereka. Masing masing merek memiliki sayatan pisau, apa gadis itu membawa pisau?"

"Jangan banyak bicara" Tiba tiba pemimpin mereka yang paling bertubuh kuat menyela dengan suara tegas. "Gadis itu tak bisa di remehkan. Dia akan menggunakan banyak tenaga nya untuk di salurkan ke sebuah belati hitam yang selalu ia bawa... Jangan sampai kalian tertusuk begitu saja karena dia sedang bersembunyi sekarang" Tambah nya.

"Cari dia, pintu gudang ini terkunci pastinya ada di sekitar sini" Tambah nya. Kini sekarang Neko benar benar dalam bahaya karena kondisi tubuhnya dalam keadaan lelah dan terluka, dia juga sudah tak bisa melawan lagi. "Sialan"