webnovel

Chapter 131 (Trusted Guard)

2 tahun yang lalu, projek museum dan kuasa departemen tertinggi milik Neko telah diambil oleh Beum, Dia lah yang menjadi berkuasa atas segalanya. Menyerahkan projek museum pada adiknya Matthew, tapi ada sedikit kendala di sini.

"Kenapa aku harus ikut dengan mu? Aku lebih baik duduk di rumah dan melamun terus menerus!" Kata Matthew yang memberontak pada Beum.

Beum menatap tajam. "Kau pikir aku melakukan ini untuk apa, aku melakukan ini untuk marga Jyoun juga!! Marga kita di kenal sebagai marga yang memiliki kekayaan maupun jabatan besar, jangan menolak begini, Matthew, atau kau harus aku paksa lagi, hanya cukup jaga museum, dapat uang, kau akan senang"

". . . Aku tak peduli soal uang, aku hanya ingin Neko" Matthew menundukkan pandangan kecewa.

Seketika Beum terkejut mendengar kalimat itu. "Kau ingin gadis itu?! Lebih baik kau memegang jabatan, aku sudah bilang kan bahwa dia itu sudah mati di apartemen B03!"

"Tapi firasat ku, dia tidak mati" Matthew menatap, dia bergantian melemparkan tatapan tajam membuat Beum semakin kesal.

"Terserah padamu, aku akan tetap memegang kuasa ku di sini sebagai viktor, jika kau tak mau memegang museum, coret saja nama marga mu" Kata Beum, dia lalu berjalan pergi.

Hal itu membuat Matthew terdiam. "(Ini semua tidak akan berakhir, kecuali dia menemukan Neko dan menganggap bahwa ini semua terlalu berlebihan untuk gadis se cantik Neko, lalu dia akan memaksa Neko menjadi milik nya ketika dia tahu bahwa Neko tak pernah menjadi gadis yang putus asa untuk hidup)" Matthew mengepal tangan lalu menghela napas panjang. Dia memutuskan memegang museum.

Alhasil, dia lah yang kembali memegang museum, dia yak jadi mengajukan diri untuk keluar.

Sementara Beum sendiri memegang kuasa departemen besar dan organisasi sindikat yang berhasil Ia rebut dari Ketua sindikat. Dalam kabarnya, sepertinya kabar dari duka ketua sindikat telah di ketahui banyak orang.

Termasuk asisten Shang, dia menatap laporan kertas yang ada di tangan nya. "(Ketua sindikat, telah mati, aku benar benar sangat kecewa, apa dengan begini, organisasi ini akan kacau... Tak ada yang bisa menghentikan Beum, dia hampir menyaingi Kota Seoul dan distrik ini....)"

Ketua sindikat telah mati dalam adu tembak bersama Beum sendiri. Tanpanya tak akan ada penerus yang ia pilihkan, jadi Beum yang mengambil kuasanya. Seharusnya yang memegang kekuasaan itu adalah Neko sendiri, karena dia sudah jelas adalah pilihan dari ketua sindikat, tapi mau bagaimana lagi, Beum telah merubah semuanya.

Selama 2 tahun terakhir Dia mengubah organisasi itu menjadi organisasi Viktor, dia sendiri yang menamai dirinya bernama Viktor.

Organisasi itu bekerja sama di atas banyak nya preman maupun mafia mafia lainnya yang bertugas mencari informasi untuk nya. Anggota anggota dari Viktor begitu mudah di kenali.

Orang orang yang memiliki sebuah tato hurupkapital dari Viktor maupun nama resmi tato di lenganya, dia termasuk dalam kelompok organisasi dalam tingkat yang masih kecil ketika memiliki nama Viktor. Jika tingkat besar maka akan ada tato Huruf kapital Viktor di dada mereka masing masing. Termasuk Matthew yang memiliki tato tingkat tinggi.

Selama 2 tahun juga projek maupun kekuasaan Beum semakin bertambah karena dia juga bekerja sama bersama mafia. Semuanya sudah ditanganya, tak ada yang bisa melawanya.

Tapi, dia sepertinya sudah sangat berpikir lain.

"(Ini soal gadis itu, kenapa aku terus terhantui bahwa dia masih hidup? Kira kira ketika dia masih hidup, dia bersama siapa, mungkin bersama assisten nya itu karena ketika aku juga memburu mereka, mereka bertiga tak ada, mungkin kabur dan tak merawat gadis itu, tapi firasatku mengatakan bahwa dia memang masih hidup)" Dia berpikir seperti itu, seperti nya dia memang teringat pada Neko.

Saat ini dia memiliki rencana untuk kembali ke apartemen B03 tempat dimana dia meninggalkan Neko terakhir kali.

"Aku sudah meninggalkannya 2 tahun disana, pastinya tubuhnya sudah membusuk" Kata Beum.

Begitulah perjalanan cuplikan singkat selama 2 tahun.

--

". . . Huh..." Yohan membuka mata dari ranjang sebuah rumah sakit kecil. Ia terdiam menatap langit langit putih.

"(Rasanya aneh sekali, kapan terakhir kali aku melihat langit langit putih begitu, jelas tidak ada selama aku membuka mata... Tapi... Aku hampir ingat semuanya)" Pikirnya.

Lalu tak sengaja menoleh dan melihat samping ada Neko tertidur di sampingnya. "Nuna.." Yohan bangun duduk.

Dia terdiam menatap Neko, posisinya menunjukan kepala nya, dia menutupi wajahnya tertidur meletakan kepalanya di samping ranjang milik Yohan itu.

"(Dia terlihat sangat menawan, dengan rambut panjang hitam nya yang sangat lembut dan panjang)" Yohan tersenyum sendiri lalu memegang kepala Neko dan mengusap nya perlahan.

"(Ini sangat lembut, bahkan aroma harum nya sampai sini... Aku tak tahu apa yang terjadi dan apa yang aku lakukan sekarang tapi aku benar benar tak bisa mengendalikan tubuh ku untuk nya, aku ingin sekali berada di samping nya... Tapi mau bagaimana lagi, aku pastinya akan menjadi pengawal yang tidak terpercaya)" Yohan menjadi memasang wajah kecewa dengan pemikiran nya itu tadi.

Neko yang merasakan itu menjadi terbangun tiba tiba dengan mengangkat kepala nya dan menatapnya. "Kau baik baik saja?" Ia mendekat. Tatapan nya seperti agak khawatir.

"[Rasanya sungguh sakit..] Eh... Ya, aku baik baik saja, terima kasih telah membawaku kemari" Kata Yohan sambil mengelus pipi Neko.

"Kau yakin kau baik baik saja? Kau banyak kehilangan darah"

". . . Jangan khawatir, ini sudah baik baik saja, ngomong ngomong bagaimana cara mu membawa ku kemari, Nuna?" Yohan menatap.

"Orang orang itu yang melakukan nya, dia membawamu ke klinik ini, untung nya kau baik baik saja karena dokter bilang, tusukan itu sangat dalam" Tatap Neko.

"I... Ini baik baik saja, terima kasih, maafkan aku, aku malah jadi beban begini"

"Siapa yang bilang kau beban, bukankah kau sudah menyelamatkan ku tadi? Jika tak ada kau, aku akan terluka dan aku akan menganggap mu sebagai pengecut tapi kau benar benar berani" Kata Neko.

Yohan menjadi tersenyum agak tersipu malu. "Hehe.... Bi... Biasa saja... Hehe...."

"Jangan khawatir, Aku akan membalaskan orang yang telah menyakitimu" Neko langsung memegang tangan Yohan untuk menahanya tetap dipipinya.

"Nuna... Jangan lakukan, kau tak bisa melakukan itu, tak perlu sampai melakukan itu" Yohan menatap.

". . . Kenapa kau mengatakan itu? Sudah jelas kita harus balas dendam padanya dan mempertanyakan padanya bagaimana dan dengan siapa dia bekerja sama, kita tentunya harus melakukan itu"

"Jika dia tidak membuka mulut untuk satu kata pun?"

". . . Kita harus membunuh nya" Balas Neko langsung membuat Yohan terpaku.

Ia menelan ludah lalu menggeleng. "(Lupakan saja, aku tak akan menganggap perkataan itu akan dilakukan) Nuna, Aku sepertinya bermimpi sesuatu tentangmu" Yohan menatap lalu Neko terdiam.

"Nun--

"Sust" Neko langsung menyela membuat Yohan terdiam, Neko memang meminta Yohan diam tadi.

"Ada apa?" Tatap Yohan.

"Tak usah bicara soal mimpi apalagi kau bermimpi soal aku"

"Tapi.... Ini penting, aku tak tahu ini benar atau tidak"

"Ha.... Baiklah, terserah"

"Aku bermimpi, Seperti akan ada orang yang datang"

"Siapa?" Neko menatap.

"Entahlah, mungkin akan berbahaya untukm"

"Seperti apa orang nya?"

". . . Viktor?"

Seketika wajah Neko terkejut kaku mendengar nama itu. "Bukankah nama itu digunakan oleh Beum?"

"Iya, apa kalian punya suatu masalah? Apa soal masa lalu mu itu?"

". . . Yeah, mungkin benar, sepertinya dia memang tidak akan pernah puas untuk mengganggu ku, tapi aku tidak percaya padamu, dia pastinya berpikir bahwa aku telah mati jadi tak akan kembali maupun datang" Tatap Neko dengan tajam.

"Apa?! Kenapa kamu tidak percaya, aku juga bermimpi dia memiliki rencana yang sangat buruk, bagaimana jika kau terancam bahaya, bahaya!! Bagaimana jika dia menyakiti mu!?" Yohan benar benar sangat panik.

". . .Kau terlalu mengada ada" Neko melepas tangan Yohan.

"Nuna, aku mohon percayalah padaku, itu sangat bahaya"

"Jika itu bahaya, memang nya apa tugas mu?" Neko menatap tajam, hal itu membuat Yohan benar benar terdiam.

"Sudahlah, Sebaiknya aku pergi sekarang" Lalu dia berjalan pergi.

"Nu... Nuna.." Yohan akan menghentikanya tapi lukanya menjadi menghentikanya. Ia kesakitan memegang perutnya tak jadi keluar dari ranjang.

"[Ugh, sakit sekali, apa yang kupikirkan, Dia seperti gadis yang kuat namun seperti terkena masalah mental]" Ia terdiam sendiri.

Lalu melihat ada kaca di depan nya, kaca tembok, dia menatap wajahnya dari jauh dan terpaku pandangan nya pada bekas luka di bibirnya.

Goresan yang membuat garis disatukan di bibirnya seperti tanda silang. "(Aku mendapatkan luka ini karena sebuah kecelakaan yang di bilang tidaj terlalu penting, jika di ingat lagi, aku benar benar tak mengerti, mungkin luka ini memiliki hubungan kenapa bentuk ataupun tanda nya seepeti itu)"

--

Beberapa tahun yang lalu, nampak beberapa anak anak sedang berlarian bermain.

Mereka tampak sangat bahagia tapi ada satu masalah yang begitu penting. Yakni seorang lelaki kecil yang menatap dirinya di aliran sungai, menatap dengan melamun hingga salah satu teman nya memanggil.

"Yohan!!"

Hal itu membuat nya menoleh.

"Kenapa tidak bermain bersama! Kematilah!" Mereka mengajak nya tapi Yohan terdiam dan menggeleng.

"Aku takut"

"Takut!? Kenapa harus takut?"

"Di sana berbahaya, aku dengar, di sana tempat preman yang membunuh banyak anak anak" Yohan menatap takut.

"Halah, jangan khawatir... Jika kau tidak ikut, kau pengecut" Mereka meninggalkan nya membuat nya terdiam.

Lelaki kecil itu terdiam dan kembali menatap ke sungai. Sangat lana hingga ia mengepal tangan dan memutuskan menyusul teman teman nya itu, tapi, siapa sangka, dia terdiam kaku, gemetar, tak tahu harus apa karena dj depan nya banyak nya mayat dari pembunuhan anak anak kecil itu.

Ia terpaku, hingga ada beberapa orang dewasa mengepung nya. "Hei, kau, anak kecil itu harus nya di surga wkwkwk" Mereka tertawa.

Yohan terpaku gemetar, lalu salah satu dari orang itu mengambil batu dan akan memukulnua dekat di kepala Yohan, tapi Yohan menoleh dan seketika batu itu melukai bibirnya.

"Wihh.... Lihat itu, dia pasti sariawan... Bibirnya sobek...."

Yohan menutup mulutnya dengan banyak nya darah mengalir, dengan cepat, dia langsung berlari pergi.

"Hei tunggu!! Kau harus mati!!" Mereka mengejar tapi untung nya, Yohan sangat lincah, dia berhasil kabur dari mereka.