webnovel

Chapter 117 (Caged The Beast)

Di ruangan Direktur Utama departemen museum. Tampak Neko tertidur di sebuah meja kantor. Ia terlihat membuka mata dan melihat sekitar.

"[Semuanya begitu mudah kulewati... Tapi ada sesuatu yang sangat kurang, Aku bahkan membutuhkannya]" Ia menengadah mengingat Matthew.

Tiba tiba seseorang membuka pintu dan ternyata itu Pei Lei.

". . . " Neko menatap dingin padanya.

"Kau... Kau bisa seperti ini, kenapa Kau membohongi kita semua!!" Pei Lei mendekat ke meja Neko hingga mendobrak nya.

"Aku tak membohongi kalian, ini adalah pekerjaanku, Kau tak berhak mengurusinya" Neko membalas.

"[Dia tak tahu apa yang Dia hadapi, Aku juga tak mengerti... Jadi ini semua memang lah sebuah permainan] Luna... Kenapa bisa jadi begini... Aku benar benar tak percaya bahwa kau bukan hanya gadis biasa" Tatap Pei Lei, dia menatap mata merah Neko.

"Kau sudah membaca artikel pembaruan bukan, di sana ada banyak fakta tanpa kau harus bertanya padaku.... Mulai hari ini, aku memberikan departemen museum padamu, selanjutnya kau bisa bekerja sama dengan pemilik museum yang masih kosong karena aku tak memiliki kabar ada dimana Matthew sekarang, jikalau kau juga memegang museum, aku akan beruntung" Kata Neko.

"Tapi.... Bukankah itu milik mu?" Pei Lei menatap.

"Itu memang milik ku tapi dari awal aku membenci pekerjaan ku, hanya karena soal balas dendam, aku memang melakukan ini semua..." Balas Neko membuat Pei Lei terdiam.

"Aku mungkin juga tak akan lama disini" Ia memegang pipi Pei Lei.

"Apa maksudmu?"

"[Dia akan memburu ku, itu sudah jelas, Beum juga pastinya memiliki pembalasan dendam padaku, aku mungkin akan di bunuh olehnya karena melakukan ini]" Neko menggigit bibirnya sendiri lalu menghela napas panjang.

"Luna, berhati hatilah" Tatap Pei Lei. Neko mengangguk pelan.

Lalu Pei Lei tersenyum dan menundukkan badan. Ia lalu berjalan pergi keluar tapi di depan pintu kantor, ia berpapasan dengan Kim.

Kim yang menatap itu menjadi terdiam bingung sementara Pei Lei berwajah mengingat Kim saat mengancam nya itu. "Haiz... Kau rupanya pengawal Luna, pantas saja dari awal sikap mu sangat aneh" Tatap nya.

"Ya, begitulah, ada apa? Apa ini sebuah masalah untuk mu kawan?" Kim menatap dengan lirikan sombong nya.

"Katakan pada ku sebenar nya siapa gadis itu?" Pei Lei menatap.

"Ada apa? Aku tak berhak memberitahu mu" Kim menatap.

"Tapi dia menyuruhku untuk kau memberitahu ku" Balas Pei Lei.

"(Sungguh?) Baiklah, aku akan menemui mu nanti" Kata Kim lalu mereka kembali berjalan melewati masing masing.

"Nona Neko" Kim berjalan masuk melihat Neko yang berdiri membelakangi nya menatap jendela.

"Aku sudah mengerjakan semua nya" Kata Kim, dia berdiri menatap nya dari jauh, tepat nya di depan meja.

Lalu Neko menoleh. "Sudah mengurus semuanya? Termasuk keturunan yang bisnis yang lain nya?"

"Ya, semua kekayaan maupun bisnis dari Direktur Geun sudah menjadi milik anda, di ambil alih 100 persen" Balas Kim.

"Baiklah, kalau begitu, gadaikan semuanya"

"Apa?!" Kim langsung terkejut.

"Yeah, gadaikan semuanya, harap harap ada yang mau memeganh nya karena aku tak mau memegang nya"

"La... Lalu anda mau apa?!"

"Aku akan leha leha di apartemen ku" Kata Neko dengan senyum kecil.

". . M e... Ba.. Baiklah... (Aku baru pertama kali dengar dia tak mau memegang satu perusahaan sekaligus)"

"Baiklah, kau bisa pergi" Balas nya dengan wajah biasa tapi Kim terdiam ketika melihat wajah Neko yang pucat.

"Nona neko... Apa anda belum meminum darah yang biasa nya di berikan Seu?" Kim menatap dengan wajah terlihat sedikit khawatir.

"Aku belum menginginkan hal itu" Neko membalas sambil memegang kening nya. "Lagi pula, kenapa kau bertanya?"

"Aku hanya melihat anda pucat, aku mengerti, setiap hari anda memang terlihat pucat, tapi tidak selelah ini" Tatap Kim.

Lalu Neko menghela napas panjang. "Apa kau masih ingat saat aku menjadikan mu sebagai anjing yang setia?" Lirik Neko yang duduk di kursi nya.

"Aku masih sangat ingat akan hal itu"

"Itu bagus, karena sekarang aku lupa" Kata Neko seketika kim terdiam.

"(Apa dia lupa? Nona Neko lupa?! Bagaimana bisa... Padahal itu adalah momen terbaik untuk ku bisa menjadi asisten nya sampai saat ini) A... Apa maksud anda?"

"Sama seperti sekarang, aku lupa darah mana yang paling enak karena aku tidak lagi mendapatkan aku yang aku inginkan soal hal ini, aku sudah bosan dengan darah yang aku minum dari orang yang sama"

"(Apa ini karena Tuan Matthew, Nona Neko tidak meminum darah nya sangat lama...) Dokter juga bilang, bahwa darah adalah makanan tetap nya, itu karena gangguan psikologis nya)" Kim menjadi terdiam.

"Haiz sudah lah, aku ingin pergi hari ini"

"Tunggu Nona Neko, bagaimana jika anda... Meminum darah ku?" Tatap Kim. Seketika suasana menjadi terdiam.

"Pf hahaha" Neko menjadi tertawa menundukkan wajah nya ke meja.

Kim hanya terdiam merasa bingung.

"Kau serius menyerahkan hal itu padaku bagaimana jika aku bilang tidak enak huh" Tatap Neko.

"Tak apa jika darah ku bukan lah pilihan mu tapi paling tidak darah yang kau rasakan adalah darah baru, bukan darah dari orang orang yang telah kau rasakan"

Lalu Neko terdiam mendengar nya. ". . .Kemarikan tangan mu" Tatap nya lalu Kim memberikan telapak tangan kanan nya.

Neko menarik tangan nya untuk mendekat ke bibir nya dan akan menggigit jari telunjuk Kim. Ia sudah siap membuka mulut nya memperlihatkan gigi kecil tajam manis nya.

"(Nona Neko akan menggigit ku, meskipun ini kedua kalinya tapi ini tetaplah momen epik karena dia akan meminum nya)" Kim menjadi tak sabar dalam hatinya.

Tapi Neko berhenti karena ada yang mengetuk pintu dari luar. Seketika wajah Kim menjadi kesal. "(Sialan.... Mengganggu!!)"

"Boss, anda memanggil ku untuk menghantarkan anda?" Kata suara dari luar yang rupanya Hyun.

Lalu Neko berdiri akan pergi.

"Tu...Tunggu Nona Neko, bagaimana dengan ini tadi?" Kim mengejarnya.

Saat akan masuk ke mobil, Neko menoleh dan terkejut karena Matthew berada di depannya. Ia menatap Matthew dengan wajah yang terlihat sedih. Matthew mendekat perlahan.

"Kau hebat membuat semua ini, tapi Beum tak bisa memaafkan ini, Aku juga tak ada niatan membantumu" Kata Matthew.

Neko terdiam dan berjalan mendekat perlahan. "Matthe--

"Tolong, jangan sebut nama ku" Matthew menyela seketika Neko terkejut mendengar itu.

"Aku tak pantas di sebut oleh mu, dan aku hanya ingin memberitahu mu agar kau selalu waspada akan hal ini, ingat lah...Aku bukan pendukung, maupun penolak" Kata Matthew lalu ia berjalan pergi.

Mendengar itu Neko benar benar terkaku. "(Apa... Apa maksud mu? Kenapa kau bersikap begitu padaku, bukankah aku sudah membantu mu... Aku sudah mmebantu mu melakukan keinginan mu... Kenapa kau mengatakan hal itu...) Matthew!!" Neko berteriak memanggil, Matthew terdiam berhenti berjalan dan menoleh perlahan.

"Apa yang kau maksudkan, kau payah! Aku sudah berusaha menyelesaikan masalah mu juga, kau sudah tak bisa di suruh suruh kenapa kau mengatakan itu padaku!! Apa masalah mu membuat ku harus mengatakan bahwa kau juga membenci ku!!" Tatap Neko dengan kesal.

". . . Pikirkan sekali lagi Neko, bahwa... Kau tidak akan menang bahkan ketika melawan Beum sekalipun, kau sudah berpikir bahwa kau akan dijatuhkan olehnya lagi dan dengan berani, mencari masalah dengan nya, jika di saat dia memojok mu nantinya, aku juga tak akan menolong mu, karena ini adalah masalah mu sendiri..." Kata Matthew, lalu dia berjalan pergi membuat Neko terdiam tak percaya.

"(Alasan yang sangat tidak masuk akal, Matthew, kau sialan... Jadi kau memang menginginkan membunuh ku... Jika ini mau mu, kau boleh menyiksa ku dalam keadaan perintah Beum)"

"Boss, apa ada masalah?" Hyun menatap.

"[Ini sudah berakhir]" Neko menatap atas lalu terjatuh tak sadarkan diri. "Boss.." Hyun menjadi sangat terkejut.

Pei Lei tak sengaja menjatuhkan sebuah dokumen yang akan Ia letakan di mejanya. Ia jadi harus mengambilnya, lalu Xun berdiri didepanya. "Pei Lei, ada apa?"

"Luna..."

"Ada apa?"

"Dia benar benar bisa memegang museum... Dan milik Tuan Beum sebagainya" Kata Pei Lei dengan masih tidak percaya.

"Aku juga merasakan ke anehan, dari awal dia ingin sekali bertemu Direktur Beum dan sekarang ini adalah tujuan utama nya"

"Apa ini hanya permainan yang di buat oleh nya, tapi kupikir dia akan senang hati menjalin kerja di sini, dan semua karyawan di sini sudah menganggap nya" Tatap pei lei dengan masih tak percaya.

"Yah begitulah, ngomong ngomong apa kau sudah melihat artikel yang di buat oleh ku?"

"Aku sudah membaca nya tadi, kau membuat artikel pasal Seorang pria penting yang kembali ke Korea dari Rusia, dia akan menghancurkan segala nya di sini. Penagih hutang itu akan datang... Pastinya" Balas Pei Lei.

"Siapa sebenarnya orang itu?, aku membacanya terus tapi tidak paham maupun tidak kenal sama sekali, apa kau tahu dia siapa?"

". . . Park Choisung, dia di sebut sebagai mafia juga, bisnis yang dia lakukan adalah bisnis murni darinya sendiri tanpa bantuan maupun pekerja sama apapun, dia mendapatkan uang tambahan dari pemerasan uang yang meminjam padanya, dia termasuk kejam" Balas Pei Lei.

Sementata itu Neko berada du mobilnya yang di kendarai oleh Hyun. "(Aku tidak berpikir sejauh itu, kenapa Matthew mengatakan itu padaku, aku bahkan sudah mengatakan bahwa aku akan membantunya untuk membebaskan nya dari Suzune, sekarang dia sudah bebas bukan, hanya perlu melihat Beum menyelesal, semua kekayaan nya sudah hilang, dia sudah kembali seperti dulu kan, kenapa malah mengatakam kalimat itu padaku, aku bahkan tidak diperbolehkan untuk memanggil nama nya...)" Neko terdiam, dia lalu meraba lehernya dan memegang liontin kalung nya. Kalung itu bahkan masih dia pakai sari Matthew.

Lalu Hyun mendadak bicara. "Boss... Anda sudah tahu seseorang yang begitu penting akan datang ke distrik? Dia merupakan Tuan Besar sekaligus Penagih hutan swasta" Kata Hyun.

". . . Siapa?" Neko bingung.

"Tuan Park Choisung" Balasnya. Seketika Neko mengingat nama itu ketika dia bersama Acheline.

"(. . . Hah?! Jadi, Acheline adalah matador milik orang yang di sebut berbahaya itu?)"