webnovel

Chapter 113 (Caged The Beast)

Neko kembali berjalan pulang kembali akan ke apartemen. Dia benar benar pergi begitu saja meninggalkan Matthew yang terdiam.

"(Jangan salahkan aku jika aku harus bersikap seperti ini padamu, Matthew... Kita memang memiliki suatu hubungan yang begitu akrab Tapi tetap saja.... Dari awal aku sama sekali tak tersentuh dengan apa yang kau punya maupun apa yang kau berikan meskipun aku akui bahwa darah miliknya sangat enak... Darah nya tak ada yang tergantikan, kecuali.... Orang yang aku cari cari di masa lalu.... Lihat saja nanti, aku akan menemukan orang dengan darah yang lebih enak dari pada miliknya...)" Pikirnya, sepertinya dia memang sudah tak mau lagi bersama Matthew karena dia sudah sangat begitu banyak melihat hal yang tidak dia inginkan. Mulai dari Matthew ikut Beum, dia hanyalah menjadi budak suruhan, begitupun juga pada Suzune yang benar benar mengganggu.

"(Sialan mengingat itu semua...)" Dia hanya memasang wajah kesal dari tadi.

Tapi dia bertemu dengan seseorang secara kebetulan lagi, yakni manajer Jin. Hal itu membuat mereka sama sama berhenti berjalan.

Manajer Jin memakai pakaian wanita biasa dengan tas belanja, sepertinya dia memang berbelanja. "(Kebetulan sekali bertemu, aku baru saja dari supermarket membeli bahan bahan dan rupanya bertemu dengan nya, ini adalah suatu kebetulan) Ah.... Halo" Sapa Manajer Jin membuat Neko terdiam, dia hanya tak peduli dan langsung berjalan melewatinya.

"Ah tunggu" Manajer Jin menghentikan nya dengan memanggil nya hingga Neko berhenti dan menoleh.

"Maafkan aku mengganggu, tapi... Bagaimana perasaan mu, apa kamu baik baik saja setelah hal kejadian kemarin, di kafe?" Manajer Jin menatap.

". . . Yeah, aku baik baik saja..."

"Kalau begitu, bagaimana masalah mu dengan gadis yang melempar air itu"

"Dia sudah pergi ke Seoul bersama tunangan nya..."

"Oh, rupanya dia mau menikah, tapi kenapa kemarin dia tampak kesal padamu?" Tatap manajer Jin membuat Neko agak terganggu. "Ha... Ini bukan urusan mu, jika kau tak ada kata penting yang di sampaikan, sampai jumpa" Neko akan berbalik.

"(Hah.... Aku harus apa!? Dia tak bisa langsung pergi begitu...) E.... Sebenarnya nya.... Aku ingin mengembalikan baju mu" Manajer Jin menatap, membuat Neko kembali terdiam.

"(Kenapa membicarakan baju ku yang sengaja aku tinggal di kafe karena aku sudah tidak butuh, memang nya aku hanya punya satu baju, tapi jika dia bilang mengembalikan.... Itu berarti...) Jangan bilang, kau merawat baju itu?" Neko menatap.

"Um... Ya, ketika kamu keluar, aku lupa memberikan mu plastik untuk baju mu, kupikir kau akan membawa baju mu tapi setelah aku lihat lagi, baju mu ada di kamar mandi, jadi aku mencucikan nya, sekarang ada di kafe, berharap kamu ke sana untuk mengambil baju mu" Kata manajer Jin.

". . . Sebenarnya, aku tak butuh baju itu, kenapa aku harus mengambil baju yang tidak begitu penting karena aku punya banyak, anggap saja itu sebagai pengganti baju yang aku pakai... Tepatnya baju minim itu... " Balas Neko membuat Manajer Jin terdiam dan mengangguk.

"Jika ada waktu... Bisa kita bertemu lagi?"

"Kecuali jika aku masih hidup" Neko langsung membalas, lalu dia berjalan pergi membuat manajer Jin terdiam.

"(Sebenarnya apa yang terjadi... Kenapa dia seperti banyak masalah... Mulai dari dia tersirat air itu, dia bahkan hanya berwajah tenang dan menyalahkan dirinya sendiri. . . Hanya orang tertentu yang tahu pola pikirnya itu yang begitu unik...)"

--

Neko berhenti berjalan, dia lalu mengambil ponsel. "Lebih baik aku menghubungi seseorang untuk menjemput ku agar aku tidak bertemu dengan orang orang yang begitu mengganggu" Gumam nya lalu ia mengeluarkan ponsel, dan melihat kontak Kim.

Ia akan menghubungi Kim tapi ia terdiam belum menekan nya. "(Tunggu dulu... Kim sekarang mungkin sedang ada pada Beum... Aku tak bisa mengganggu nya)"

Sementara itu, Kim meletakan dokumen di meja lalu dia duduk di kursi itu sambil menghela napas panjang. "Ha.... Gara gara rapat tuan Beum dan Direktur Geun di hentikan, aku jadi harus membuat pekerjaan ku dobel... Sudahlah, aku juga tidak niat untuk mengerjakan" Dia akan membuka dokumen itu tapi tiba tiba ada yang membuka pintu ruangan nya membuat nya menoleh dan langsung berdiri.

Rupanya Beum, dia datang dengan menyilanh tangan. "Kim, kemarin kau tidak ada kenapa? Untung nya rapat nya tak jadi dengan Direktur Geun karena dia tak ada, sebenarnya kau kemana? Jangan bilang kau pergi tanpa izin dari ku" Beum menatap serius, kini tatapan nya benar benar serius dan begitu kesal.

"(Aku semalam menemani Nona Akai.... Mengurus dua direktur itu) E... Maafkan aku Tuan Beum, tadi malam aku sakit, jadi... Aku tak sempat membuat kabar untuk anda" Dia terpaksa beralasan.

"Kau yakin? Bagaimana aku bisa percaya padamu? Kau kemarin sehat dan sekarang sehat juga, masa sakit mu hanya sehari?"

". . . Ini..." Kim mengeluarkan sesuatu yakni sebuah obat bertuliskan nama milik nya dan rumah sakit tercantum.

". . . Oh, itu pill obat dokter... Baiklah, aku percaya.... Kembali bekerja" Kata Beum, dia langsung berjalan pergi membuat Kim terdiam tapi ia tertawa kecil. "(Pft... Kebohongan ini memang tak pernah gagal...)" Dia hanya menggunakan kebohongan pil itu, dia tidak mungkin pernah sakit dan mendapatkan pill dokter.

--

Di sisi lain, Neko masih ada di tempat nya, jarena tak jadi menghubungi Kim, ia lalu mencari kontak lain dan menemukan kontak nama dari Jun.

Dia lalu menghubungi nya. Sementara itu, Jun duduk di kursi di pabrik tua tadi malam.

Di sisi lain, Hyun ada di luar pabrik mengelap mobil hitam nya. "Hm... Sangat buruk" Dia menatap goresan di bagian pintu mobil itu. "Bagaimana bisa aku membiarkan goresan ini ada di sini.... Jika bukan karena ini mobil nya Boss, aku juga akan melindungi mobil ini, pastinya goresan nya akan lebih buruk, aku akan beruntung jika Boss tidak melihat ini" Dia terus mengusap.

Lalu selesai melakukan nya, mobil itu menjadi bersih. "Haha... Ketika aku dipercaya memegang mobil mahal ini... Aku selalu bersemangat karena ini mobil yang begitu mahal... Haha..." Ia tertawa sendiri menikmati mobil itu, mau bagaimana lagi, selain penjaga, dia juga supir.

Lalu ia mendengar sesuatu yakni dari pintu pabrik, Jun berdiri sambil berbicara di ponsel. "Ah, ya, Bos... Kami akan melakukan nya" Kata Jun lalu dia menoleh ke Hyun yang bingung.

"Jemput bos" Tatap Jun.

". . . Baiklah..." Hyun masuk ke dalam mobil dan pergi dari pabrik itu, dia tidak membawa Jun karena Jun bertugas mengawasi Direktur Hao dan Direktur Geun di sana.

--

Tak lama kemudian, Neko berjalan masuk ke pabrik itu dan melihat Direktur Hao dan Direktur Geun

Neko menatap mereka dengan tatapan datar. "Bagaimana perkembangan informasi dari rekaman CCTV akses milik kantor museum Beum?" Tatapnya pada Jun.

"Bos, aku sudah mencoba mengakses CCTV ruangan dalam kantor museum, bersama di bantu Kim dari jauh, dia memberitahu ku bahwa tempat nya sangat dekat dengan museum, pengawasan nya ketat kecuali kita bisa membuat Tuan Beum masuk ke brankas nya sendiri dan mengurungnya di sana, kunci dari hal itu adalah mengakses CCTV ke laptop maupun komputer yang kami pegang, tapi ada satu masalah... Sandi dari keamanan tak ada yang tahu dan kami tak bisa mendapatkan nya" Kata Jun.

". . . Jadi kalian sudah bisa mendapatkan pengawasan CCTV kecuali sandi dari keamanan nantinya" Tatap Neko lalu Jun mengangguk.

"Bagaimana dengan Kim, dia tidak mengetahui nya?" Neko menatap.

". . . Dia tidak mengetahui nya, dia hanya mengetahui peta map dari brankas itu" Balas Jun.

"Kalau begitu... Bagaimana dengan mereka" Neko menatap Direktur Geun dan Direktur Hao yang terdiam kaku.

"Nona Neko, maafkan aku, aku tidak tahu soal hal itu" Tatap Direktur Hao.

Tapi di sini yang diam hanyalah Direktur Geun. "Aku juga tidak"

". . . Direktur Hao, jangan khawatir.... Aku percaya padamu... Karena kau baru saja tidak berbohong, tapi di sini pastinya yang tahu ada" Neko melirik ke Direktur Geun yang tampak gemetar.

"Apa... Kenapa melihat ku begitu... Aku sudah bilanh aku tidak tahu sandi akses nya!! Aku bahkan tak tahu kalau Beum punya dokumen milik nya di brankas itu" Kata Direktur Geun.

Tapi mendadak suasana terdiam. Direktur Geun tampak terkejut, dia tak percaya dengan apa yang dia katakan. "(Sialan... Apa aku baru saja mengatakan....)"

"Oh..." Neko langsung menyela membuat Direktur Geun tampak gemetar terkejut mendengar itu.

"Jadi Beum punya dokumen miliknya sendiri di brankas itu, kalau begitu jika aku mengambil dokumen itu dan membakarnya, lalu mengganti nya dengan milik ku, otomatis, museum akan menjadi milik ku juga, aku akan meminta para artikel membuat bahwa pemilik museum yang sesungguhnya sudah kembali, jadi di sini kita tahu, siapa yang tahu akses sandi dari brankas itu selain Beum yang tahu" Kata Neko.

"(Sialan.... Aku tak bisa memberi tahu nya begitu saja...) Aku tak akan memberi tahu nya padamu..." Direktur langsung menyela.

"Ah baiklah, kalau begitu biarkan aku berpikir dengan apa aku mengancam mu.... Oh benar, kau punya seseorang yang sangat kau sayang bukan, yang kau sayang sampai dia terlalu manja" Tatap Neko seketika direktur Geun memikirkan putrinya, yakni Suzune.

"Tunggu..... Tunggu!! Jangan apa apakan putri ku!! Aku akan memberikan apapun padamu!! Tolong jangan sakiti dia!!" Direktur Geun memohon. "Kau benar benar sialan... Kenapa ingin museum saja!! Kenapa kau tidak meminta pada kami sesuatu yang lebih besar dari museum saja dari pada kau susah susah mendapatkan museum!!" Tambah nya dengan marah.

"Direktur Geun, apa kau tidak mengerti dari awal... Ini bukan soal harta, kekuasaan dan juga bisnis besar, tetapi ini soal balas dendam. Uang bisa di cari tapi balas dendam tak bisa dua kali"

Kata Neko, lalu dia berbalik dan berjalan pergi membuat Direktur Geun masih terdiam tak percaya.

"Direktur Geun, apa anda masih belum percaya dengan apa yang aku katakan, dia adalah seorang pendendam, balas dendam harus dilakukan oleh nya" Kata Direktur Hao tapi Direktur Geun masih gemetar tak percaya. Mereka juga tak bisa apa apa karena sedang terikat di kursi.