webnovel

Chapter 109 (Caged The Beast)

"(Aku lupa pada tugas yang aku berikan pada Seu)" Neko terdiam di sofanya.

Di sisi lain, Seu keluar dari pangkuan Tuan Geun. "Baiklah, ini yang terakhir kali ya, Direktur" Tatap Seu dengan menggoda.

"Ya, tapi Seu, bisa aku bertanya sesuatu?" Direktur Geun menatap. Dia menunjukan gelas minuman yang ada di mejanya. "Kenapa kau selalu memberikan suatu obat larutan padaku?"

"Oh, aku sudah bilang dari awal kan, itu obat yang membuat anda kuat.... (Amit amit.... Pria tua...)" Seu membalas. Rupanya di hatinya, dia berpikir lain dan wajahnya mengerikan.

"Tapi, kenapa akhir akhir ini rasanya tubuh ku sangat tidak nyaman, rasanya seperti agak aneh, jantung ku juga selalu berdegup kencang maupun pelan di saat yang bersamaan" Tatap Direktur Geun.

"(Hmp... Bodoh, sudah tahu obat itu yang membuat mu begitu, masih saja bodoh) Ah, mungkin anda harus ke dokter, siapa tahu sakit beneran, kalau begitu aku pergi dulu Tuan Geun, jangan menyewa ku lagi ya... Aku ada pesewa baru" Seu langsung berjalan pergi dengan santai tanpa bersalah.

Tuan Geun terdiam, tapi mendadak, ia memegang dadanya. "(Akh soal.... Rasanya lebih sakit dari sebelumnya, sebenarnya apa yang terjadi... Aku harus ke dokter)" Dia langsung berjalan pergi dari tempatnya.

--

"Maafkan aku Direktur Geun, tapi, aku tak bisa menemukan obat dari penyakit anda... Mungkin.... Kematian yang bisa" Kata dokter seketika Direktur Geun terkejut mendengar itu.

"Apa yang terjadi?? Kenapa tak bisa!!??"

"Ini mungkin karena suatu zat yang tak bisa aku deteksi, jika kamu datang ke beberapa dokter sekalipun, tetap saja jawaban nya akan sama seperti ku" Kata dokter sekali lagi.

"(Tidak..... Ini tidak mungkin.... Tidak mungkin...) Berapa lama lagi waktu ku?" Direktur Geun menatap dengan masih gemetar.

". . . Sekitar 8-10 tahun"

"Meskipun dia di bilang lama tapi, rasanya akan terus sakit hingga kematian ku" Gumam Direktur Geun.

Hingga ia kembali di kantor Tuan Geun, Ia menatap suasana luar dari jendela kacanya. Lalu ponselnya berbunyi. Disana tertulis Neko. "Ada apa Nona Neko, Kau menghubungiku, sudah lama anda tidak terlihat apa karena bangkrut" Kata Tuan Geun dengan nada sombongnya.

"Tidak juga Tuan Geun, Aku hanya memberitahumu, hidupmu akan berada diambang kematian..."

". . . Apa maksudmu?" Tuan Geun menjadi bingung.

"Kau menyewa Seu bukan, Dia meracuni mu saat itu. Mungkin dalam beberapa jam akan bereaksi" Kata Neko, rupanya Ia ada di atap gedung menatap Tuan Geun dari jendela yang sangat jauh.

"Hah, dari mana Kau tahu? Dari mana kau tahu aku menyewa wanita dan racun itu??? (Apa jangan jangan, wanita yang selalu aku sewa itu yang melakukan nya... Sialan....)"

"Aku yang memintanya" Kata Neko seketika Direktur Geun terkejut.

"(Sialan, rupanya di suruh olehnya, karena itulah aku berpikir tidak mungkin pelacur meracuni ku, rupanya gadis ini yang memintanya, sialan....) Kau, dasar kurang aja....ugh..." Tuan Geun tiba tiba mati rasa dan berlutut jatuh.

"Apa yang Kau katakan Tuan Geun, Aku sama sekali tidak mendengarnya" Kata Neko dengan senyuman kecilnya, Ia menatap Tuan Geun dengan puas.

"Jika Kau ingin sembuh, datanglah padaku nanti malam" Ia menambah lalu menutup telepon.

"Ugh..." Tuan Geun menjadi lemah tak berdaya.

Neko menutup ponsel dan berbalik badan melihat Kim yang rupanya ada di belakang nya.

"Nona Akai, apa yang terjadi?" Kim menatap.

"Yeah, malam ini, aku akan datang mengambil hak ku" Balas Neko.

"Tapi..... Itu akan berbahaya, bagaimana jika anda terluka, bagaimana jika anda--

"Jika kau berpikir begitu, kenapa kau tidak lakukan tugas mu saja" Neko menyela membuat Kim terdiam.

Malamnya, Neko berjalan masuk sendirian ke dalam pabrik tua yang sudah terbangkalai. Terlihat banyak sekali orang orang penjaga, dan di tengah mereka ada Tuan Geun yang duduk menatapnya.

"Kau terlalu penakut, membawa semua ini, Kau pikir Aku juga akan seperti ini" Neko menatap dingin.

"Cepat serahkan obat itu padaku" Tuan Geun mendekat.

"Obat? Aku tidak bilang kalau Aku akan membawa obat bukan?" Neko membalas dengan wajah yang biasa tanpa rasa takut.

"Kau mau membodohiku..." Tuan Geun berteriak tiba tiba Ia menjadi lemah dan lemas. "Ugh..."

"Jangan paksakan dirimu Tuan Geun, Aku hanya ingin meminta satu jawaban darimu... Kenapa Kau menghianati kontrak kita, Kau malah memilih Beum"

"Ugh.... Karena itu adalah masalah untukmu yang bukan harus Aku urusi, Beum yang memiliki museum itu, Dia membuat kontrak besar denganku"

"Kalau begitu, bagaimana jika Aku yang punya museum itu, apa Kau mau mengembalikan kontraknya"

"Hmp... Itu mustahil saja. Tanda tangan dokumen mu sendiri aku bawa di tangan ku, mana mungkin bisa dijadikan bukti jika kau tidak mengambil dokumen itu padaku" Tuan Geun menatap sombong.

Neko terdiam dan menghela napas panjang. "Dari awal, kita bekerja sama karena kau tahu bahwa yang memegang museum adalah aku, tapi Beum menawari permintaan yang lebih besar sehingga kalian berdua merencanakan bahwa menyembunyikan dokumen asli tanda tangan museum adalah milik ku, dan kau yang menyembunyikan nya sehingga kau bisa melakukan terus kontrak nya dengan Direktur Beum"

"Kau tidak mengerti! Aku melakukan ini juga karena putri ku, aku sangat sayang padanya, dia meminta ku untuk memiliki hubungan dengan adik dari Direktur Beum, yakni Matthew, hingga sekarang aku bekerja sama dengan Direktur Beum dengan jaminan adik nya menjalin hubungan dengan putri ku" Kata Tuan beum.

Tapi Neko tersenyum kecil. Ia mengeluarkan ponselnya membuat Direktur terdiam. "Apa yang kau lakukan, jangan mencoba mengalihkan pembicaraan---

Ting!  Tiba tiba ponsel Direktur Geun berbunyi membuat nya melihat ada pesan masuk foto dari Neko.

Ia terdiam bingung, tapi masih menatap waspada pada Neko yang tersenyum kecil merencanakan sesuatu.

Direktur membuka foto itu dan begitu terkejut nya dia ketika melihat bahwa itu adalah beberapa foto bukti bahwa putrinya, Suzune, berjalan bersama banyak pria maupun lelaki, bahkan tak ada sama sekali foto nya bersama Matthew, hanya bersama lelaki lain, ada yang sedang mencium, berpelukan bahkan berjalan dekat bersama.

"Apa?! Apa ini?! Dia bukan Suzune, Suzune tidak seperti ini" Direktur Geun tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"(Sebelumnya aku sudah bicara pada Matthew, karena dia selalu melihat Suzune jalan dengan orang lain, dia jadi memfoto semua itu dan mengirimkan nya padaku agar aku percaya padanya bahwa hubungan dengan Suzune tidak bisa di anggap apa apa kecuali dia menjadi salah satu dari lelaki yang dirayu Suzune) Bisa kau lihat disana, Direktur Geun, bahwa putri mu, adalah pelacur yang sesungguhnya" Kata Neko.

"(Aku benar benar tidak tahu dia punya kebiasaan ini)" Geun sangat tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Lalu Neko melemparkan sebuah dokumen. Tuan Geun melihat dokumen itu dan terkejut karena dokumen itu berisi artikel publik soal putrinya, artikel yang sudah di buat dan siap dikirim agar semua tahu bahwa putri Direktur yang memiliki banyak bisnis besar rupanya seorang wanita kotor.

"Ba... Bagaimana bisa??? Jangan buat artikel!!" Ia berteriak kesal.

"Apa kau lupa aku bekerja dimana? Pastinya membuat artikel seperti ini akan mudah, akan langsung terkirim kan di publik, dan mereka tahu kan hal ini, sehingga bisnis mu berpengaruh dan hancur" Kata Neko, dia benar benar berhasil memojok Direktur Geun yang sekarang tak bisa apa apa.

Hingga ia hampir pasrah dan mengatakan sesuatu. "Apa yang harus aku lakukan padamu agar artikel ini tidak kau publikasikan" Tuan Geun menatap.

Lalu Neko kembali tersenyum kecil. "(Sangat mudah sekali....) cukup berikan padaku dokumen itu, dokumen yang asli milik ku, tanda tangan darah ku sendiri, maka museum itu akan menjadi miilikku, gampang bukan" Kata Neko.

"Bagaimana aku bisa memberikan nya padamu! Aku tak akan melakukan nya!! Bagaimanapun juga itu sudah kesepakatan ku dengan Tuan Beum...."

". . .Yeah... Bagaimana ya jika kau tidak mau.... Sepertinya aku harus berpikir cara lain" Neko berjalan mendekat dan tiba tiba saja ia menodongkan belati hitam di leher Direktur Geun yang menjadi terkejut.

"Hoi!!" Semua pengawal akan mendekat tapi mereka sadar bahwa Tuan Geun menjadi tawanan, Neko bisa saja menusuk lehernya.

"Cepat berikan padaku, mereka tak berani mendekat sekarang bukan" Neko menatap tajam.

"Ce... Cepat ambil dokumen itu" Direktur Geun meminta yng lain, lalu salaatu dari pengawal itu memberikan dokumen berwarna merah gelap ada Neko yang menerima nya dan menarik kembali belatinya, lalu berbalik badan.

"Terima kasih, kerja sama nya" Kata terakhir nya berjalan pergi.

"Cih, tangkap Dia, kalian tak berguna..." Tuan Geun berteriak. Seketika semuanya mengepung Neko. Tak ada jalan keluar karena mereka sangat banyak. "Sepertinya Aku akan jadi tikus diantara kucing tak berguna" Kata Neko yang masih memasang wajah tanpa takut.

Tiba tiba akan ada yang menyerang. Tapi suara tangkisan muncul membuat orang tadi langsung terpental.

Direktur terkejut dengan kekuatan itu dan melihat lagi, rupanya bukan Neko, tetapi Kim, dia melindungi Neko dengan muncul di antara mereka.

"Serahkan padaku ya, Nona Akai, aku akan melakukan tugas ku" Tatap Kim. Neko tersenyum kecil dan berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

"Ayo maju sini, cecenguk!!" Kim menantang membuat semuanya menyerang nya secara bersamaan.

Beberapa jam kemudian Direktur Geun terdiam gemetar menatap apa yang ada didepanya.

Semua orangnya mati di depannya sendiri, dan Kim berdiri dari jauh dengan baju yang berlumur darah, Ia bernapas lelah. "[Huf...Huf... Ini merepotkan]" Ia menghela napas lalu menoleh ke Tuan Geun, Ia menjadi tersenyum kecil. "Baiklah, sepertinya tugas ku audah selesai" Tatapnya dengan sombong.

"Ba.... Bagaimana bisa.... Kau hanyalah penjaga biasa... Dan satu orang melawan banyak penjaga yang aku percayai kuat!! Aku sudah membayar mereka, tentunya mereka kuat, memang nya berapa dia membayar mu!!" Direktur menatap kesal.

"Ahahaha... Direktur, ini bukan soal uang, tapi ini soal kesetiaan yang tanpa batas"