Plak!
Maya terjatuh dengan wajah menengok ke samping kanan. Semuanya terkejut menatap Dewa yang dengan kasar menampar Maya.
"Sayang, nggak apa-apa?" Dewa memegang kedua bahu Rere dan menelusuri wajah Rere dengan matanya.
Rere mengerjap menatap mata Dewa, kemudian menatap Maya yang sedang meringis. Bolehkah Rere tertawa di atas penderitaan orang lain? Rere mengangguk pelan menjawab pertanyaan Dewa. Hatinya bersorak-sorai melihat si kuntilanak menatapnya tajam.
"Dia tuh mirip kuntilanak nggak sih?" ucap Rere.
Mereka bersepuluh berjalan menyusuri koridor kampus yang ramai. Tentunya dengan Dewa dan Rere di depan sebagai pemimpin.
Muhi mengernyitkan dahi mendengar ucapan Rere.
"Wewe gombel lebih pantes dong," jawab Dewa.
Khrisna menoleh ke arah Muhi, lelaki yang memiliki senyum manis itu ikut menoleh. Mereka berdua serempak menggelengkan kepala. Hal yang sedang di bahas bos mereka adalah hal yang di luar nalar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com