webnovel

Lubang di dalam hati

Panggilan berakhir. Seketika sunyi. Tak terdengar lagi suara Jatayu—adik lelakiku—ataupun bunyi embusan napasnya dari seberang sana. Mulutku terkunci rapat, sebab lidah yang terasa kelu. Benarkah apa yang dia katakan tadi?

"Pulanglah, Kak. Ibu terus menanyakanmu. Sepertinya, dia sangat berharap bertemu denganmu."

Senyum yang semula tersunging di bibirku, berangsur surut. Rasa gembira karena ditelpon oleh satu-satunya adik yang kumiliki itu berubah menjadi rasa tak nyaman. Aku merasa seperti kena 'prank', disuguhi sepiring nasi goreng dengan tampilan menggugah selera, namun ternyata adalah makanan basi yang membuat perut mual dan ingin muntah.

"Apa urusanku? Tidak ada pentingnya aku pulang. Lagipula, itu bukan rumahku. Jadi, sebenarnya aku tak punya tempat untuk pulang!"

"Kak!" hardik Jatayu, menginterupsi cerocosanku. "Apa pun kenyataannya, dia adalah ibu kita!"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com