webnovel

126. Telepati

Napas Julian ngos-ngosan, dia terbangun dari tidurnya karena mimpi. Sosok wanita berambut perak yang biasanya dilihat dari belakang, kali ini wajahnya pun terlihat, tetapi hanya bentuk senyumnya saja. Mata, hidung serta yang lain tidak terlihat. Julian mengerang frustasi. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul dua malam dan bergegas menuju kamar penyekapan Lavatera.

Tiba-tiba hatinya tergerak dan merasa empati terhadap keadaan gadis tersebut. Dia merasa bersalah dan berpikir jika perbuatannya berhasil membuat Lavatera merasa sakit. Rasa yang sulit diartikan antara cinta atau sekadar kagum menyebabkan sikap Julian pada Lavatera menjadi seperti ini.

"Aku sangat bersalah, apa aku terlalu kejam padanya? Tapi jujur, aku tidak berniat menyakiti dia, aku hanya ... argh, ingatan sialan!" makinya pada diri sendiri.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com