webnovel

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Lydia_Siu · Urban
Not enough ratings
439 Chs

Mobil Panas

"Itu adalah tempat yang sering aku datangi waktu kecil ketika aku ingin menangis." Jawab Calvin dengan tawa kecil yang malah terdengar sendu.

"Bolehkah aku melihatnya?" Tanya Emma.

"Tapi, mungkin saja kau akan merasa tidak nyaman. Karena itu adalah sebuah lapangan basket terbengkalai." Calvin menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Aku ingin melihat kenapa kau merasa nyaman menangis di tempat yang kau katakan bodoh itu." Emma tersenyum lembut.

Kemudian, mobil itu melaju ke sebuah lapangan yang hanya diterangi oleh dua buah tiang lampu yang cahayanya sudah sangat redup dan satunya berkedip-kedip. Entah mengapa lapangan basket itu tidak dihancurkan saja atau dirapihkan hingga menjadi seperti baru.

Calvin memarkir mobilnya di samping lapangan itu, "Lihatlah.. Tempat ini sangat sruram, kan?"

Emma mengangguk, "Apakah dulu sama seperti ini?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com