Sikap Emma membuat Kei tertawa geli. Sambil mengusap ujung matanya yang berair, Kei menjawab, "Memenangkan banyak pertarungan membuatmu sangat sombong. Namun aku yakin kau akan menyesal menantangku ketika nantinya kau sudah merasakan bagaimana bertarung denganku."
"Ah.. Apa yang harus aku katakan? Kau terus mengingatkan betapa sombongnya diriku namun sejak tadi kau-lah yang terus membesarkan dirimu sendiri." Sahut Emma. "Berhentilah membual. Kita akan mengetahui siapa yang lebih hebat ketika pertarungan ini selesai."
Satu alis Kei terangkat. "Baiklah jika kau sebersemangat itu."
Emma menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kedua mata coklatnya terus menatap tajam pada Kei, sekilas-kilas memperhatikan kedua kaki dan tangannya.
Sejujurnya, Emma tidak pernah sedikit pun meremehkan Kei Matsumoto. Meski ia belum pernah bertarung bersama Kei atau sekedar melihatnya bertarung, instingnya mengatakan bahwa Kei adalah seorang petarung yang hebat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com