webnovel

The Black Moon (Bulan Hitam)

"Akhirnya.. aku menemukanmu Luna." Hanna gadis lugu yang tidak tahu apa-apa mengenai werewolf maupun magic. Namun kehidupannya yang tragis dari keluarga angkatnya, berakhir menjadikannya seorang tumbal bagi generasi keluarga mereka. Namun siapa sangka? Pangeran kegelapan yang seharusnya membunuhnya ternyata adalah seseorang yang ditakdirkan untuknya. Tapi status Hanna yang hanya manusia biasa, mampu kah bersatu dengan takdirnya? Dan bisakah Hanna menerima takdirnya yang memang bukan di dunia manusia utuh? Simak ceritanya di sini!

Kasih_Kurnasih · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

Bab 2 Tumbal

Hanna POV

"Tidak, aku harus pergi sekarang. Aku tidak mau menjadi tumbal mereka."

Ternyata firasat tidak enakku sejak tadi pagi memang benar, perubahan mamah yang seratus delapan puluh derajat itu memang memiliki tujuan tertentu. Pantas saja ia tiba-tiba baik padaku bahkan menyuruhku untuk beristirahat seharian, ternyata ini tujuan mereka. Menjadikanku sebagai tumbal?

Ini benar-benar gila! Aku sangat shoock ketika tidak sengaja menguping pembicaraan ibu dan ayah tadi sore di dapur. Hatiku hancur, bahkan sampai saat ini pun aku masih harus mempercayainya bahwa mereka melakukan hal setega itu padaku. Apa belum cukup dengan menyiksaku selama bertahun-tahun ini? Dan sekarang? Mereka justru malah menumbalkanku untuk pangeran kegelapan?

Tidak, aku tidak mau, bagaimanapun aku harus pergi dari sini. Ini adalah kesempatanku untuk melarikan diri.

Seharusnya aku tahu sejak awal tepatnya saat gerhana bulan pertama, pasti mereka sudah menargetkanku sebelumnya. Dan dengan bodohnya, aku lupa kalau sekarang sudah menginjak gerhana ke dua.

Sesuai dengan adat masyarakat di sini, bahwa setiap gerhana bulan tiba maka harus ada satu orang gadis dari setiap generasi kepala keluarga di desa yang ditumbalkan ke hutan terlarang untuk pangeran kegelapan. Dan malam ini adalah giliran keluarga Chandrick untuk menumbalkan.

Aku sendiri tidak mengerti, bahkan di jaman modern ini  mereka masih percaya dengan hal-hal seperti itu?

Persetan dengan adat masyarakat ini! Yang jelas aku harus pergi sekarang.

Aku yakin keluargaku pasti sedang berkumpul di ruang tengah. Aku harus melalui jalan belakang untuk menghindari mereka.

Sekarang aku sudah berada di bawah tangga, tepatnya di balik dinding yang menyatukan ruangan tengah dan dapur. Untung saja ruangan ini memiliki penyekat sehingga membuatku bisa bersembunyi diam-diam dibalik pembatas ini.

Suara keluargaku mulai terdengar jelas dari sini. Dan tebakkanku memang benar, aku melihat semua keluargaku sedang berkumpul di ruang tengah. Ayah dan ibu serta kedua adik perempuanku bahkan paman dan bibiku juga ada di sana.

"Biarkan dia tidur nyenyak sekarang, tepat jam dua belas nanti baru kita akan membawanya ke tangah hutan terlarang."

"Iyah. Biarkan dia menikmati tidur terakhirnya malam ini."

"Aku juga tidak sabar melihatnya didandani dan menjadi santapan pangeran kegelapan."

"Wah mah, boleh aku melihatnya nanti? Sebenarnya aku juga sedikit penasaran dengan pangeran kegelapan. Mungkin saja dia tampan kan?"

"Jangan sembarangan kamu Key, apakau mau pangeran kegelapan membunuhmu? Masih untung ada Hanna yang menggantikan posisimu malam ini. Jika tidak, mungkin kau yang akan mati."

Apa? Jadi yang seharusnya ditumbalkan malam ini adalah Keyla adikku? Lalu kenapa harus aku yang menjadi penggantinya? Apa aku sudah tidak ada artinya untuk mereka? Lalu apa artinya pengambdianku selama ini? Inikah balasan mereka untukku? Aku benar-benar tidak menyangka mereka tega melakukan itu. Sekarang aku semakin yakin, bahwa aku bukanlah bagian dari keluarga ini.

"Mamah jangan menakutiku seperti itu.. memangnya mamah tega menumbalkanku?"

"Dasar bodoh! Jika mamah tega, sekarang juga mamah sudah melemparmu jauh ke hutan terlarang!"

"Ish! Mamah tega sekali mengatakan itu. Bagaimana pun aku ini anak kandungmu mah, tidak seperti si Hanna jelek itu yang hanya anak buangan."

"Kapan otak bodohmu itu berkembang hah? Justru karena itu kau adalah anakku makanya aku tidak akan membiarkan mu mati sia-sia. Apakau pikir dengan bertemu pangeran kegelapan hidupmu akan berubah huh?"

"Iya iyah, lagipula tidak masalah jika aku tidak melihat pangeran kegelapan, meskipun dia tampan.. tapi siapa juga yang mau padanya. Untung saja Hanna menggantikanku kalau tidak-"

"Diamlah Key, jangan sampai ada orang yang tahu kalau Hanna menggantikan posisimu. Jika sampai ada yang mengetahuinya mereka pasti akan menyeretmu paksa ke hutan."

"Tidak, aku tidak mau."

"Makanya diam! Biarkan orang-orang mengira bahwa Hanna memang tumbal berikutnya dari generasi keluarga kita. Toh, dia juga memang bukan bagian dari keluarga ini. Jadi tidak perlu khawatir jika dia mati nanti."

Kejam! Mereka benar-benar kejam! Ternyata selama bertahun-tahun ini aku hanya dimanfaatkan? Lalu apa gunanya hidupku selama ini?

"Mah! Sebentar lagi jam dua belas tepat, apa tidak sebaiknya kita memeriksa persembahan istimewa kita?"

"Lisa benar, sebaiknya kita melihat Hanna sekarang."

"Ide bagus."

Oh tidak, mereka menuju kesini. Aku harus segera pergi, mereka pasti mengamuk saat mengetahui kalau aku tidak berada di kamar.

Untung saja pintu belakang terbuka, jadi sekarang aku bisa segera pergi dari sini. Melihat ada kesempatan, aku pun sesegera mungkin berlari keluar dari rumah. Dan berhasil menginjakkan kakiku hingga di taman belakang yang gelap.

Aku mencoba menyisir sekitar dengan kedua tanganku, takut jika aku akan menabrak sesuatu. Hanya dalam beberapa langkah ke kiri akhirnya aku sudah mampu melihat cahaya kembali. Sedikit remang-remang namun itu sangat membantuku untuk melihat jalan di depan rumah.

"Aku harap tidak ada yang melihatku."

Aku segera berlari keluar pagar, namun disaat yang bertepatan tubuhku menghantam sesuatu yang begitu keras sehingga membuat tubuhku kembali terhuyung kebelakang.

"HANNA!?"

Oh tidak!

"Pa-paman?"

Oh Tuhan.. Bagaimana paman bisa ada di sini? Bukankah dia ikut kelantai atas tadi? Bagaimana ini..

"Aw!"

"Mau kemana kau? Mau melarikan diri huh?"

Cengkraman tangan paman sangat kuat. Dan ini rasanya sakit sekali.. "Lepaskan aku paman!"

"Lepaskan? Huh! Kau pikir setelah kau mencoba untuk kabur, aku akan berbaik hati melepaskanmu? Mimpi!"

"Tidak paman! Lepaskan aku!"

"Kembali ke dalam! Atau aku akan memukulmu sekarang!"

"Aku tidak mau, kumohon paman.. aku tidak mau ditumbalkan!"

Astaga aku keceplosan!

"Darimana kau mengetahuinya hah? Apakau tadi menguping pembicaraan kami?"

Eratan tangan paman semakin kuat mencengkram tanganku. Bahkan aku sama sekali tidak mampu berkutik lagi.

"Paman.. aku tahu kau orang baik, jadi aku mohon lepaskan aku.  Aku tidak mau jadi tumbal pangeran kegelapan. Ku mohon...."

PLAK!

"Lancang!"

"Dengar Hanna, karena kau sudah terlanjur tahu, maka persembahan ini akan segera kulakukan."

"Tidak! Paman ku mohon aku tidak mau kesana.. Paman lepaskan aku! Biarkan aku pergi-"

"DIAM! Kau akan tahu akibatnya sekarang karena sudah berani membantahku."

Ya Tuhan bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa melepaskan cengkraman kuat dari pamanku, bahkan sekarang dia sudah berhasil menyeretku kembali ke dalam rumah. Kali ini mereka pasti tidak akan melepaskanku.

"Apa yang sebenarnya kalian lakukan hah!? Menjaga satu perempuan saja tidak becus! Dasar bodoh!"

BRUK!

"Ah!" Pantatku sakit sekali..

"Lihat! Dia hampir saja kabur!"

Aku yakin ibu dan ayah tidak akan segan untuk memukulku lebih keras sekarang. Dilihat dari ekspresi mereka saat ini sangat jelas bahwa mereka begitu marah padaku.

"Maaf merepotkanmu Robeth, kita benar-benar tidak menyangka jika gadis bodoh ini akan kabur. Ternyata kau punya nyali besar juga yah Hanna?"

"Ayah.. maafkan aku. Kumohon lepaskan aku.. aku tidak mau dijadikan tumbal.."

"Apa? Bagaimana kau-"

"Dia sudah mengetahuinya Hans. Sepertinya dia menguping semua pembicaraan kita tadi."

"Apa!? Dasar kau gadis kurang ajar!"

PLAK!

"AH!"

"Ini tidak seberapa, jika kau kembali membangkang maka aku akan menambah pukulan ini berkalilipat lebih menyakitkan!"

"Ayah..."

"Bawa dia! Segera berangkatkan dia ke hutan, aku tidak mau jika dia kembali kabur. Atau rahasia kita akan diketahui orang lain."

"Siap yah.. biar aku saja yang mengganti bajunya."

"Tidak perlu! Kita langsung bawa dia ke mobil."

"Tapi yah-"

"Jangan membangkang! Cepat ikat dia!"

"Tidak! Tidak! Aku tidak mau! Ayah jangan lakukan ini.. aku masih ingin hidup.."

"Bungkam mulutnya dengan kain!"

Ya Tuhan.. aku sudah tidak berdaya lagi.. apakah ini adalah akhir dari hidupku? Mati di tangan pangeran kegelapan? Tidak! Ini tidak adil! Aku bahkan belum tahu siapa kedua orang tuaku yang sebenarnya. Hidupku terhabiskan hanya untuk melayani keluarga kejam ini. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Emm..mmmm."

"Sudah yah. Apa perlu kita menggontongnya sekarang?"

"Biar paman Robeth yang melakukannya. Kalian segera ke mobil satunya. Kita akan segera berangkat."

"Baik yah."

"Andai saja kau tidak membangkang, mungkin saat ini kau sudah didandani sangat cantik Hanna. Tapi sayangnya kau yang menginginkan hal ini. Jadi maafkan aku jika aku melakukan hal yang lebih kejam padamu."

Maaf? Akan ku ingat seumur hidupku, bahwa aku tidak akan pernah memaafkanmu dasar laki-laki bajingan! Bukan hanya kau bahkan seluruh keturunanmu aku tidak akan pernah memaafkannya.

"Hans, mobilnya sudah siap. Biar aku yang membawanya."

"Baiklah. Aku akan ikut di mobilmu."

"Tidak masalah. Selama anak dan istrimu di mobil yang satunya, semua pasti aman. Hanya saja.. pastikan mereka tidak jauh dari pandangan kita. Aku takut mereka tersesat karena jalan menuju hutan terlarang penuh dengan ilusi. Jika mereka lemah maka mereka akan terjebak di sana."

"Kau tenang saja. Itu tidak akan pernah terjadi. Lagi pula kita sudah punya tumbalnya kan? Jadi bukan masalah besar jika tiba-tiba pangeran kegelapan menghalau kita di jalan."

"Kau benar. Pangeran kegelapan pasti akan senang dengan persembahan kita kali ini."

"Tentu saja. Apalagi Hanna masih perawan, aku yakin pangeran kegelapan akan senang dengan hal ini. Aku yakin, Hanna akan menjadi santapan terlezatnya."