webnovel

The Black Diamond Unit

Jauh di masa depan manusia telah masuk ke era galaxy, dan di waktu ini juga manusia membentuk persekutuan humanoid dengan mahluk asing di tepi galaxy bima sakti yang bernama Valecy Federation. Erik adalah seorang anggota satuan kusus Intelijen dengan code The Black Diamond distrik 15, di bawah pimpinan langsung Jenderal Sieghart komandan tertingi militer Federation, yang tugas utamanya memastikan kemenangan perang dengan musuh negara.

GreedFoxNV · Sci-fi
Not enough ratings
1 Chs

Distrik 15

Angin menghembuskan dedaunan pohon, cukup sejuk bila di rasakan oleh kulit.

Pagi cerah, menyinari daratan dan langit biru di udara cukup menenangkan, yah setidaknya inilah hayalan oleh mereka yang rindu bumi, tapi bukan disini tempatnya.

Hanya lapisan kaca tebal yang terlihat sejauh mata mendang, tepat di luarnya itu diisi oleh kegelapan berbalut bintang terang di setiap bagiannya, khas suasana luar angkasa.

Ada sebuah benda luar angkasa yang mengorbit di sebuah planet layaknya satelit, kecepatan rotasinya cukup cepat hingga menyentuh belasan ribu km/jam, walaupun begitu tapi orang yang didalamnya itu terkesan biasa saja layaknya hari seperti di bumi, ini adalah setasiun luar angkasa, kalo berbicara ukurannya mungkin sebesar kota bandung di bumi atau mungkin seukuran kota tokyo tapi yang jelas ukuranya kurang lebih sebesar kota, luar angkasa memang bergeravitasi 0 yang dimana orang-orang wajarnya akan melayang, hanya saja tidak demikian disini.

Bila bertanya bagaimana bisa?, maka jawabnya ada pada sepatu mereka dimana pada bagian bawah sepatu itu dilapisi oleh magnet yang cukup kuat untuk mampu menempelkan objek sebesar manusia pada permukaan besi di bawahnya, namun juga lemah hingga bisa di angkat oleh sedikit tenanga manusia untuk berjalan, walaupun tidak sebesar geravitasi bumi dipermukannya tetapi alat ini cukup membantu manusia untuk mampu beradaptasi di angkasa, hal ini cukup penting karna bila tidak, mungkin manusia akan kerepotan dengan masalah melemahnya jaringan otot akibat geravitasi 0 di luar angkasa.

Setasiun luar angkasa berukuran kota ini di namakan Distrik 15 lengkap dengan gedung-gedung tempat manusia bermukim, bila melihat sekilas gambaran besar mayoritas bangunan berbentuk kotak di lengkapi dengan semacam jaringan trasportasi, disini juga ada lahan hijau yang ada dua yaitu sebgai baisi pasokan oksigen dan hiasan tapi tidak sebagai lahan pertanian, untuk kota angkasa sebesar ini akan sangat kurang efesien bila membuka lahan pertanian, lalu bagai pasokan makananya?, maka jawaban itu sudah jelas bagi siapa saja yang mau meluangkan beberapa detik waktunya untuk berfikir, Impor lah jawaban, distrik 15 100% bahan makanan hasil impor baik dari koloni asteroid maupun dari planet.

Satu hal lagi alasan kenapa Distrik 15 makmur walaupun 100% impor tidak lain tidak bukan karna disini adalah basis utama perdagangan tata surya, lengkap dengan fasilitas semacam pelabuhan kapal luar angkasa.

Dimana ada kota besar yang sterategis, maka pasti disitu akan ada pangkalan militer yang kuat, cukup kuat untuk menjaga tatasurya ini dari invasi musuh, itupun bisa mereka bisa sampai di tatasurya ini.

Pada salah satu gedung, ada seorang pria berambut putih, umurnya sekitar 24 sampai 27 tahunnan, masih mudah dan penuh semangat walaupun hanya ada didalam hatinya, bukan di luar.

Meski begitu pria ini cukup dingin bila kita membicara sorot muka dan sikapnya selama ini, tapi kalau membicarakan apa yang ada didalam maka itu akan rumit.

Kita tidak tau apa yang di dalam hati manusia bukan.

Pria ini bernama erik, seseorang yang sosoknya lumayan berotot tapi tidak sebesar binaragawan, komposisi tumbuh sangat sempurna.

Setelah erik puas memandang sisi luar jendela diaman kesibukan perkotaan begitu terasa, tidak bisa di bedakan antara siang dan malam mengenai kesibukanya, erik duduk di kursi kantornya sambil mengembuskan nafas kecil " huff".

" Baiklah, sekarang ada laporan apa lagi hari ini".

Didepan erik sekarang ada sebuah layar hologram yang memperlihatkan banyak data-data dari berbagai macam hal.

Hologram ini berwarna biru redup, dan bila tangan berupaya mengampai maka itu akan menembus sisi lainya, lalu untuk alat ini memerlukan kaus tangan, kaus ini di fungsikan sebagai pengendali dimana tiap gerakan saat menghadap ke hologram, maka algoritma perogram akan mengenalinya sebagai titik kordinat dan sisi tengah di antara tangan kanan dan kirinya sebagai titik pusat dari sumbu X,Y, dan Z, teknologi ini responsif sehinga cukup nyaman untuk digunakan.

Erik sekarang sedang memeriksa begitu banyak laporan yang masuk kedalam akunnya.

" owh, apa ini, aku baru tau ada laporan lengkap tentang perang pembebasan baru-baru ini"

Meneguk teh yang sedari tadi ada di sampingnya, erik membuka file itu.

"Mari kita lihat fakta sebenarnya, dari rumor yang beredar saat ini tentang pertempuran itu".

Membaca dan terus membaca, kalimat dari kalimat serta bukti foto didalamnya, ada sesuatu yang menarik perhatian erik.

"Ooooh... pahlawan kah, sejujurnya apa laporan ini tidak berlebihan, gambaran kepahalawannya terlalu ideal untuk menjadi kenyataan, tapi mengingat yang mengirim ini dari wanita itu maka mungkin bisa di percaya"

Erik agak dilema soal laporan ini, dalam benaknya banyak pertanyaan antara memilih rasionalitasnya dengan kepercayaan si informan.

"Seorang Ace dari satuan intelejen pusat seharusnya bisa percaya,....ya baiklah aku jadikan informasi ini sebagai fakta".

Yang sedang erik bicarankan saat ini adalah seorang ahli di antara para ahli, didalam tubuh militer federasi ada sosok legendaris dimana setiap misi selalu berhasil di selesaikan secara sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun.

Bahkan dirinya pun tidak bisa sebanding dengan orang ini.

Yah, karna erik pernah bertemu dengan wanita ini bahkan sampai latih tanding denganya dimana erik tidak pernah satu kalipun menang, sehingga erik tau betul bagaimana pesentase kebenaran yang di parparkan olehnya.

Hampir setengah laporan erik baca, tapi itu di hentikan oleh semacam pangilan telefon.

" baik, siapa ini?"

Menekan tombol untuk membuka vidio call.

Membuka vidio call, disana ada seorang pria berbaju militer lengkap dimana seragamnya di dominasi oleh campuran warna abu-abu, biru tua, dan putih, tapi jelas bila melihatnya ini bukan bukan di desain untuk bertempur melainkan hanya untuk acara semacam upacara kenegaraan dimana acuan utamanya adalah soal keindahan bukan efesiensinya.

Seperti layaknya kebudayaan militer, dimana seorang yang pangkatnya lebih tinggi akan di hormati, dan yang pasti ini menandakan pangkat erik lebih tinggi ketimbang orang yang menelfon.

Yap, pada dasarnya erik adalah seorang komandan.

"Siap pak, ini saya brian dari korp lapis baja ingin melapor,".

"Silakan".

" Perbaikan di hangar ketuju mengalami kendala pa, ini mengenai profesor Lia helford".

" Apa lagi masalahnya, apa yang dia mau saat ini", menjawab itu, sambil sedikit agak kesal menagapinya.

Bagi seorang prefeksionis macam erik, ganguan yang tak berarti itu harus segera di hapuskan.

" Dia memaksa ingin bertemu dengan anda, [segera kesini atau kalo enga ku buang rongsokan ini] begitu katanya pak".

Maka hanya satu-satunya pilihannya saat ini dalam nentukan keputusan.

" baik-baik laporan saya terima, bilang padanya aku akan kesana".

Segera setelahnya, erik bagun dari kursi dan menuju lemari pakaian.

Pakaian santainya di ganti oleh jaket hitam sepanjang lutut dengan kemeja putih dasi hitam didalamnya.

Keluar dari ruangan, lalu berjalan di koridor panjang, sesekali ketika berpapasan dengan seseorang maka salam hormat dan ucapan " selamat pagi pak" erik terima, dan selalu seperti ini setiap hari.

Keluar dari gedung, hendak menuju kesetasiun kereta hyperlope, biasanya ketika ada orang biasa ingin masuk akan diperiksa oleh petugas di sana tapi tidak untuk erik, erik hanya perlu ngangkat tanya sebagai isarat seakan-akan mengatakan " sesuatu yang penting terjadi" kepada petugas di sana, pada akhirnya memberikan salam hormat ke erik.

"selamat pagi pak"

"iya, selamat pagi".

Tiap-tiap setasiun akan bisa sampai hanya dalam kurun waktu beberapa menit saja, ini karna teknologi hyperloop ini memungkinkan untuk bergerak sangat cepat, sehinga tidak butuh waktu lama erik lokasi yang dia tuju.

Hangar kapal terletakpada tepi distrik 15, areanya cukup luas bahkan jauh lebih besar dari sebuah pelabuhan, tidak heran soalnya ukuran kapal luar angkasanya juga besar, bila kita bandingkan kapal ukuran medium maka akan lebih besar dari pada sebuah kapal pesiar terbesar sekalipun, belum lagi untuk ukuran sekelas battleship yang saat ini tengah singah di distrik 15.

Untuk menghindari masuknya ruang hampa ke dalam kota, setiap kapal harus masuk ke ruangan besar dulu untuk kemudian menutup gerbang luar, moment ini ibarat pintu air yang di buka lalu kemudian ditampung kedalam wadah besar bila dibayangkan oleh orang dari masa lalu, tapi bagi orang-orang di jaman ini sudah biasa, hangar kapal ada dua tipe yang pertama adalah hanggar komersial dimana kegitan eksport impor terjadi dan satu lagi kusus basis kemiliteran tempat erik tuju saat ini.

Menaiki lift kebawah, lalu terbuka di tempat yang dia tuju.

" Ara-ara~, Honey akhirnya kau sudah datang" yang mengatakan itu adalah seorang wanita.

Wanita berparas cantik memakai kemeja putih dengan rok mini seragam Lab miliknya, rambut hitam panjang sebahu, mata birunya ketika berkedip itu sangat mengoda pria manapun, dan bila melihat di tengah mungkin itu ukuran D.

Keluar dari liftnya erik pun berkata.

"ada masalah apa lagi lia?"

Pertanyaan erik di balas lia pake senyum nakalnya, pria manapun yang tidak kebal godaan mungkin akan menghampiri lia dan bersujud di hadapnya sambil menyodorkan cincin nikah.

Walaupun nanti bila selain erik akan dia tampar didepan umum.

" Tidak ada apa-apa aku hanya rindu kamu, aku tau kamu akan datang kalo kubilang seperti itu bukan"

Mengahampiri erik sambil memasang wajah gembiranya, layaknya seorang istri yang menahan rindu selama bertahun-tahun, walaupun mereka berdua tidak ada hubungan semacam itu tapi suasana yang ditunjukan demikian.

Memeluk erat erik, sambil sedikit mengoyangkan tubuhnya dan menanam dalam-dalam mukanya ke dada erik.

" Aku suka bau mu~, Kamu harum, bolehkah kita seperti ini untuk waktu lama"mengatakan itu sambil sesekali mengelus-ngelus mukanya di dada erik yang hangat.

"Sudahlah hentikan, kita lakukan ini nanti, sebelum itu mari bahas perkembaganya".

"sebentar, sedikit lagi kumohon".

Diruangan yang luas ini bukan hanya ada erik dan lia saja melainkan banyak sekali orang, ruangan ini bukan hanggar kapal, karna bila melihat ke kanan kekiri dari posisi lia dan erik maka di tiap sisinya tersusun rapih robot-robot besar, ada yang di perbaiki , ada yang sedang di buat, dan bahkan ada yang masih baru jadi.

Rungan ini lebih tepatnya hanggar ini bukan hanggar biasa melaikan sebuah pabrik robot militer, mungkin inilah yang namnya mecha dimana nanti pada tiap unitnya akan ada rungan kokpit pilot untuk di masuki, rata-rata dari robot ini besarnya kurang lebih 10 sampai 15 meteran tergantung jenisnya, dan warna mereka di dominasi hitam,biru dan silver.

Dan inilah unjung tombak pasukan infantry di jaman ini, dimana robot-robot mengambil peranan penting untuk manusia dari segala bidang.

Bila manusia membayangkan kedamaian di masa depan maka itu pasti hanyalah kedamaian semu, karna di setiap ada mahluk berakal akan selalu ada konflik yang menyertainya, dan bukti jelasnya adalah robot-robot bersenjata ini tidak lain tidak bukan di tunjukan untuk berperang.