webnovel

Model

Seorang gadis tengah didandani oleh penata riasnya. Dia adalah Paola Anderson, model papan atas yang saat ini sedang terkenal. Bahkan wajahnya memenuhi televisi, media sosial dan juga baliho di jalanan.

"Nona cantik sekali," kata Ben.

"Poleskan sedikit lagi. Wajah aku terlihat sangat polos," perintah Paola dengan wajah datar.

"Nona, ini sudah sangat pas dan cocok untuk wajah Nona," balas Ben.

"Aku membayar kamu bukan untuk melawan aku," kata Paola sinis.

"Baik, Nona. Maaf," balas Ben sambil memoleskan blush on lagi di wajah Paola.

"Cukup," kata Paola.

Paola berdiri dan memandang wajah cantiknya sambil tersenyum miring.

"Paola, ayo kita keluar sekarang. Sudah saatnya kamu naik ke atas panggung," kata Rina.

Paola melangkah keluar dari ruang rias menggunakan gaun berwarna baby pink. Gaun itu memiliki kain penutup lengan yang dihiasi jahitan bunga-bunga membuatnya sangat pas di tubuh Paola dan membentuk lekukan tubuh perempuan itu. Rambut berwarna cokelat perempuan itu digerai bergelombang. 

Paola berjalan di panggung dengan kaki yang jenjang membuat semua orang yang di sana menatap kagum pada Paola Anderson. Beberapa kali dia berganti baju pasti semua yang dia kenakan hari itu langsung dibeli oleh orang-orang terkenal. 

Musik mengiringi jalan para model. Tepuk tangan begitu meriah. Banyak yang mengirimkan bunga dan hadiah pada Paola.

"Kita tutup acara pada hari ini," kata Ronald.

Paola dipanggil lagi untuk menemui pemilik acara fashion show. Dia menatap pria yang melangkah ke panggung dan melemparkan senyum manisnya.

"Mari kita sambut pemilik acara. Tuan Alder Bowie," kata Ronald.

Semua pengunjung bertepuk tangan. Paola memberikan penghormatan dan buket bunga untuk Alder Bowie.

"Silakan, Tuan," kata Paola.

"Panggil Alder saja. Terima kasih untuk hari menakjubkan ini," balas Alder.

"Sama-sama, Tuan," kata Paola tersenyum ramah.

"Terima kasih untuk semua tamu yang berpartisipasi dalam acara dan sangat antusias dengan peluncuran desain pakaian kami. Bahkan ada yang sudah memesan. Kami pastikan bahan dan kualitas terjamin. Kalian bisa mengembalikannya kalau tidak bagus," kata Alder.

Semua tamu bertepuk tangan dan berkomentar bahwa desain baju-baju itu sangat bagus.

"Mari saya perkenalkan desainer dari semua gaun yang sudah dipamerkan. Ini semua merupakan hasil karya dari Chelsea Fabiano," kata Ronald sambil menunjuk layar besar.

Semua foto baju dan foto sang desainer ditampilkan di layar belakang panggung. Alder menatap bangga pada gadis yang ada di layar.

"Sayangku, kamu berhasil. Aku nanti akan kasih kamu kejutan," gumam Alder.

Semua pengunjung bertepuk tangan lagi setelah penampilan slide di layar selesai. 

Paola menatap pria di sampingnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Maaf hari ini Chelsea Fabiano tidak bisa datang karena sedang sakit. Saya berterima kasih pada kalian semua yang menyukai desain pakaiannya bukan karena saya kekasih dia. Saya juga resmi mengumumkan bahwa Paola Anderson terpilih sebagai brand ambassador pakaian kami," kata Alder menggenggam tangan Paola.

Paola diminta berbicara oleh sang pembawa acara.

"Tuan Alder, terima kasih sudah mempercayakan saya untuk memakai gaun yang didesain oleh kekasih Tuan. Terima kasih juga untuk pendukung acara ini," kata Paola tersenyum lebar.

Acara ditutup dengan beberapa model yang keluar untuk berfoto-foto dan diakhiri acara makan bersama. Paola sudah kembali ke belakang panggung untuk menghapus riasan di wajahnya.

"Tuan, silakan masuk," kata Ben yang membukakan pintu.

Paola melihat siapa yang datang langsung berdiri.

"Tidak apa-apa. Maaf mengganggu waktu kamu," kata Alder.

"Tidak apa-apa, Tuan. Ada apa?" tanya Paola.

"Kekasihku mau bertemu dengan kamu. Dia sangat suka sama kamu," jawab Alder.

"Bukankah dia lagi sakit?" tanya Paola.

"Iya dia sakit, tapi maksa. Begitulah perempuan. Kalau sekarang bisa?" tanya Alder.

"Iya sekarang aku ada waktu. Kasih aku waktu untuk ganti baju dulu," jawab Paola.

"Terima kasih, Paola," balas Alder ramah.

Paola tersenyum dan mengangguk. Dia melihat Alder sudah keluar mengubah raut wajahnya menjadi datar.

"Chelsea Fabiano kekasih Alder Bowie," kata Paola dengan senyum mengerikan.

Paola pergi ke ruang ganti untuk berganti baju.

***

Alder yang berada di dalam mobil menelepon Chelsea setelah dia meminta asistennya menunggu Paola di depan ruang rias.

"Sayang, kamu sudah minum obat sama makan buburnya belum?" tanya Alder.

"Sudah. Sayangku bawel banget sih," jawab Chelsea.

"Aku bawel karena aku tidak mau kamu sakit lagi. Kamu sampai tidak bisa hadir di acara fashion show kamu sendiri gara-gara susah dibilangin," kata Alder.

"Iya maaf. Aku sebenarnya pengen banget melihat langsung, tapi aku malah cuma bisa menonton di televisi aja," balas Chelsea.

"Oh iya, bagaimana model Paola itu? Dia pasti sangat cantik, aku suka banget sama dia. Badannya bagus dan pembawaan dia tadi cocok banget," kata Chelsea.

"Iya, tapi tidak ada yang lebih cantik dibandingkan kekasihku," balas Alder.

"Kamu kerjaannya merayu saja. Kamu sudah jalan pulang?" tanya Chelsea.

"Sudah nih. Nanti aku kabarin kamu lagi, tunggu aku," jawab Alder.

"Iya aku setia menunggu kamu kok," balas Chelsea terkikik.

"Bagus. Sampai jumpa nanti," kata Alder.

"Aku mencintai kamu," balas Chelsea.

"Aku juga mencintai kamu," kata Alder.

Mereka mematikan sambungan telepon itu. Alder menatap ke luar jendela, dia melihat Paola berjalan ke arah mobil bersama asistennya.

"Terima kasih," kata Paola saat asistennya Alder membukakan pintu untuk dia.

Paola masuk ke dalam mobil. Dia duduk di samping Alder.

"Kita jalan sekarang," kata Alder pada asistennya yang menyetir.

"Baik, Tuan," kata Harry.

Mereka selama di perjalanan hanya diam hingga Paola akhirnya membuka suara.

"Maaf, apakah tempat tinggalnya jauh?" tanya Paola.

"Tidak, Paola. Oh iya, kamu panggil aku Alder saja. Usia kita tidak beda jauh," jawab Alder santai.

"Iya, Tuan. Aku merasa tidak enak, apalagi kalau memanggil nama saja saat nanti bertemu dengan kekasih Tuan," balas Paola.

"Wah, kamu hebat banget. Biasanya semua perempuan sangat senang saat aku suruh panggil nama. Mereka malah mikir aku memperhatikan mereka," kata Alder terbahak.

"Anda terlihat sangat percaya diri dan romantis sama kekasih sendiri," balas Paola.

"Enggak juga, tapi yang jelas aku ingin orang-orang tersayangku bahagia. Keluarga itu nomor satu bagiku, apalagi kekasihku ini sudah menjadi bagian keluargaku yang harus aku bahagiakan," balas Alder.

Paola menatap Alder dengan tatapan marah. Dia sangat kesal dengan Alder yang terlihat sangat bahagia, sedangkan dia merasa tidak bahagia karena keluarganya sudah dihancurkan keluarga pria itu.

"Kamu memang terlihat sangat bahagia karena semua anggota keluargamu masih utuh, tapi tanpa kamu sadari kamu sudah merebut semua kebahagiaan aku. Lihat saja nanti bagaimana aku akan membuat kamu beserta keluargamu menderita," gumam Paola sambil mengepalkan tangannya.

"Paola, apa ada yang salah?" tanya Alder menatap Paola yang menatap dia seperti marah.

"Maaf, Tuan. Sepertinya aku lagi banyak pikiran," jawab Paola.

"Kirain kamu sakit. Aku jadi tidak enak, pasti kamu kecapekan," kata Alder.

"Tidak, Tuan. Santai saja," balas Paola.

"Apakah kamu menginap di hotel bernama Bintang juga?" tanya Alder.

"Wah, kebetulan sama. Jadi aku tidak bakal kecapekan banget kalau begitu," balas Paola terkekeh.

"Syukurlah," kata Alder dengan senyum merekah.

Next chapter