webnovel

Irresistible

Di Hotel bintang lima di New York, para tamu undangan sudah datang ke acara para pengusaha. Semua orang berlomba-lomba berpenampilan menarik. Alder dan orang tuanya sudah datang di acara itu. Mereka mengobrol dengan para pebisnis beserta para model dan desainer papan atas yang sudah hadir di sana.

Tiba-tiba para tamu terdiam karena perhatian mereka teralihkan pada suara pintu yang terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik dan menawan. Para wartawan mulai memotret perempuan yang baru datang bersama dengan manajer setianya.

"Siapa itu? Kenapa ramai sekali yang menyambut dia?" tanya Theodor.

"Loh, lu tidak tahu siapa yang dikerubutin?" tanya Stevanus.

"Gue tidak perlu tahu tentang orang itu. Gue cuma memperhatikan istri gue yang paling cantik sedunia," jawab Theodor sambil mengecup kening istrinya.

"Kamu bisa aja," balas Kaila.

Kaila memeluk Theodor sambil menatap putranya yang melihat ke arah Paola.

"Lihat putramu, dia sampai terpanah begitu," kata Stevanus.

"Oh, model terkenal yang namanya Paola," balas Kaila.

"Tuh, istri lu aja tahu," kata Stevanus penuh semangat.

"Kamu semangat banget menyebut nama model papan atas itu," tegur Nora mencebikkan bibirnya.

"Hajar aja suami kamu," balas Kaila.

'Nanti aku hajar," kata Nora.

Semua para tamu undangan sangat terpanah dengan kehadiran Paola yang sangat menarik perhatian. Paola disambut dengan meriah membuat semua perempuan di sana iri padanya.

"Tuan Theodor," sapa Tanto yang datang bersama Paola dan rombongannya.

"Wow, bawa siapa nih?" tanya Kaila.

"Dia tamu yang saya bilang istimewa," jawab Tanto.

"Pantas saja kamu berani membuat acara besar seperti ini. Ternyata ada yang sangat menarik di sini," balas Theodor.

"Paola, dia pebisnis nomor satu di negara ini. Bukan negara ini aja sih, perusahaan dia banyak," kata Tanto.

"Oh iya, salam kenal," kata Paola mengulurkan tangannya.

Theodor menerima uluran tangan Paola lalu memperkenalkan diri dan keluarganya sambil menatap mata dan wajah Paola.

"Tuan Alder pasti sudah mengenal saya. Dia dan kekasihnya pernah bertemu dengan saya," kata Paola lembut.

"Iya. Saya baru ingat kalau kamu jadi brand ambassador calon menantu saya," kata Theodor.

"Iya tidak apa-apa. Nona Chelsea tidak ikut?" tanya Paola.

"Chelsea tidak bisa ikut," jawab Theodor.

Alder hanya diam, dia merasa kesal. Kekasihnya tidak mau ikut juga karena ulah keluarganya.

"Sepertinya Chelsea tidak disukai oleh keluarga Bowie," gumam Paola sambil memperhatikan Alderl.

"Kamu cantik sekali," puji Kaila menatap Paola.

"Terima kasih, Tante," balas Paola.

"Tuan Theodor, saya pinjam brand ambassador kalian sebentar. Acara puncak sudah mau dimulai," kata Tanto tersenyum ramah.

"Silakan, jangan lama-lama," balas Theodor.

Paola bersama rombongannya berjalan ke panggung. Jayden menatap keluarga Bowie sebelum berpaling.

"Keluarga ini yang akan dihancurkan Paola," gumam Jayden.

Theodor terus menatap Paola yang berjalan bersama rombongannya. Dia seperti mengenali perempuan itu.

"Theodor," panggil Kaila.

"Sayang, ada apa?" tanya Theodor.

"Kamu menatap gadis muda itu terus, aku kesal," jawab Kaila.

"Sayang, maaf. Aku seperti mengenali gadis tadi saat melihatnya?" tanya Theodor.

"Maksud kamu?" tanya Kaila.

"Kamu pasti ingat kalau aku dulu pernah menikah dengan Jiyah. Dia memiliki anak yang bernama Paola, tapi ternyata bukan anak kandungku," jawab Theodor.

"Terus kamu mau mencari Jiyah dan anaknya?" tanya Kaila dengan mata menyipit.

"Jelas tidak. Lagian dia pasti sudah bahagia bersama keluarga barunya. Paola yang tadi sepertinya seumuran dengan anak Jiyah," jawab Theodor.

"Iya aku tahu kamu kadang merasa bersalah pada Noah," kata Kaila.

"Ma, Pa, kita ini lagi mau lihat pertunjukkan di depan atau mau membahas masa lalu?" tanya Alder.

"Kamu ini ganggu saja," jawab Theodor.

"Lagian aku cuma sendiri. Pasti aku tidak bosan seperti ini kalau Chelsea ikut," kata Alder.

Theodor memutar bola matanya. Dia fokus kembali menatap ke arah Paola yang berada di depan.

"Kita lihat apa yang diumumkan oleh Tanto," kata Theodor.

Mereka melihat pengumuman penjualan produk meningkat semenjak para model yang mengiklankan, tapi yang paling berpengaruh adalah Paola. Paola diberikan penghargaan dan mobil oleh Tanto.

"Cuma pandai berlenggak-lenggok saja sudah memukau," kata Kaila.

"Iya lebih baik dia daripada calon menantu kita yang tidak bisa mandiri. Apa-apa bergantung pada putra kita," kata Theodor.

"Cukup, Pa. Aku sangat yakin karier Chelsea akan berkembang pesat," balas Alder.

"Iya berkembang karena bantuan kamu, jangan lupakan itu," kata Theodor.

"Cukup, nanti orang sekitar kita dengar," tegur Kaila.

"Iya Papa diam," balas Theodor.

"Kita coba makanan di sana. Sepertinya enak," ajak Kaila.

"Iya," balas Theodor.

"Alder, kamu mau ikut?" tanya Kaila.

"Tidak, Ma. Aku mau melihat-lihat sekitar sini," jawab Alder.

"Oke. Jangan terlalu jauh, ponsel dinyalakan," kata Kaila.

"Mamaku yang paling cantik tenang saja, Alder tidak akan hilang," balas Alder.

"Sudah, jangan puji mama kamu terus," kata Theodor yang terlihat cemburu.

"Alder ini anak kamu sendiri, masa cemburu sama dia," tegur Kaila sambil memeluk suaminya.

"Aku mau berkenalan dengan orang-orang yang ada di sini, kalian lanjutkan kemesraan kalian," kata Alder.

"Oke," balas Theodor.

Paola memperhatikan Alder yang tengah sibuk dengan para pebisnis di sekitarnya.

"Paola, semuanya sudah beres. Penghargaan dan mobil kamu nanti diantar ke apartemen yang kamu sewa," kata Jayden.

"Iya, aku mau keluar sebentar. Kamu di sini saja, berkenalan sama para pebisnis dan model lain biar banyak relasi," balas Paola.

"Aku mau berkenalan sama mereka bareng kamu. Memang kamu mau ke mana?" tanya Jayden.

"Mau ke toilet sebentar," jawab Paola.

"Oke, jangan lakukan hal aneh," kata Jayden.

"Iya," balas Paola mendelik kesal.

Paola berjalan menuju taman hotel. Dia mengeluarkan rokok lalu menghisap dan menghembuskannya ke udara.

"Model terkenal sedang merokok sendirian di sini," kata seseorang yang membuat Paola tersentak.

"kenapa, Alder? Apa ada masalah dengan kamu?" tanya Paola.

Paola menghembuskan asap rokok ke wajah Alder membuat pria itu memejamkan mata.

"Masalahnya kamu adalah idola calon istriku," kata Alder sambil duduk di samping Paola.

"Kamu berani bayar berapa supaya aku bisa menjadi baik saat bersama calon istrimu?" tanya Paola dengan senyum miring.

"Apakah semua yang orang minta kepada kamu harus ada bayarannya?" tanya Alder menatap mata Paola dalam.

Paola memutus kontak mata mereka. Dia menatap langit sambil tersenyum kecil.

"Semua yang aku raih pasti ada harganya," jawab Paola.

"Aku tahu. Aku ingin menawarkan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi kamu," kata Alder.

Paola menatap Alder. Dia penasaran dengan tawaran yang akan diberikan pria itu padanya.

"Wow, apa hal yang menguntungkan itu?" tanya Paola.

"Aku akan bayar mahal jika kamu bisa membantu karier calon istriku," jawab Alder.

"Oh, jadi kamu mau aku membantu calon istrimu agar lebih terkenal dan tidak diremehkan oleh keluarga kamu," kata Paola.

Alder mengangkat sebelah alisnya. Dia merasa aneh dengan Paola yang seperti sangat tahu tentang keluarganya.

"Sepertinya kamu sangat mengenal keluargaku," kata Alder.