webnovel

58

Tha;

Menikahlah, Wiy, umurmu sudah dua puluh delapan tahun. Tidak baik menunggu sampai tua.

Aku heran denganmu, biasanya orang yang sendiri itu tidak ada sakinah dalam hidupnya, selalu ada goncangan. Karena sakinah akan didapatkan setelah menikah. Jujur kukatakan aku sekarang sudah sakinah, tenang bahagia. Tidak banyak gangguan pikiran apalagi sampai mengganggu jiwa. Tetapi kau malah semakin terlihat sakinah, seakan tidak ada yang terjadi sama sekali.

Sehebat itukah kau menyembunyikan luka hati? Sudahlah, lupakan saja aku. Sudah cukup lama kau menungguku. Menikahlah dengan lelaki lain yang akhlak dan taqwanya bisa membimbingmu.

Sampai kapan kau akan menunggu, Tha? Menungguku? Sampai mati, Wiy? Sekarang umurmu sudah jauh, angka dua puluh delapan itu sudah melebihi seperempat abad.

Coba renungkan kembali, untuk apa kau menunggu, Tha? Menungguku hingga akhir hayatmu? Istriku akan panjang umur dan aku akan mati duluan. Tidak akan pernah aku bisa menikah dengan kau, Wiy. Penantianmu hanyalah sia-sia. Penuh penyesalan akan kau ketam di hari tua kau, Wiy.

Cobalah gunakan akal sehatmu, contohlah aku, tidak mengikuti cinta yang sejak awal tidak menunjukkan pada kebahagiaan. Sudahlah, Wiy, lupakan saja, Tha. Lupakan aku, Wiy, lupakanlah!

***