Tha;
Kamu yang jauh di sana, sedang apa pun dan di mana pun saat ini berada, sungguh aku masih mencintaimu duhai kekasihku. Memang saat ini kita berjuahan, tetapi hati dan perasaanku tetap aku jaga untukmu. Namun ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan, semoga kamu tidak kecewa terhadapku. Walau bagaimana pun aku harus mengucapkan ini supaya nanti kamu tidak menderita di belakang hari.
Kekasihku, maaf, aku tidak bisa bertamu ke rumahmu. Lebih baik kukatakan terus terang dari sekarang sebelum kamu mengundangku. Mungkin kamu kaget saat membaca surelku ini, tapi percayalah bahwa ini demi kebaikan kita juga. Aku mesti jujur dari sekarang sebelum semuanya terlambat. Kamu tahu habibati? Sekarang aku makin sibuk. Banyak naskah masuk dan layak terbit, aku mesti membaca dan mengeditnya, aku memutuskan untuk tidak berlibur. Dan aku sendiri tidak tahu kapan aku akan pulang. Mungkin tahun depan pun belum tentu aku kembali. Lagipula setelah naskah-naskah ini kuselesaikan, aku punya target yang lain, akan lanjut menulis novel habibati, dan aku merasa betah disini.
Aku sudah menganggap tempat kerjaku ini seperti rumah dan kamarku. Aku mencintai pekerjaanku. Aku harus benar-benar fokus, kuharap tidak ada yang menggangguku. Jika kamu tidak sanggup menungguku lebih lama lagi, itu adalah hakmu memutuskan dan menentukan pilihanmu. Aku tidak bisa mengikatmu untuk harus menikah denganku, tidak sama sekali. Sebab kita belum pernah tunangan, menikah masih angan-angan dan harapan. Walau pun hati kita sudah lama terpaut dengan perasaan kasmaran.
Habibati, sekarang umurmu sudah dua puluh empat dan tahun depan sudah dua puluh lima tahun, sudah waktunya berumah tangga, membangun keluarga dan hidup bahagia. Menikahlah duhai habibati, jangan menungguku yang tak pasti. Menikah lah dengan siapa pun yang duluan bertamu ke rumahmu, pandang akhlak dan taqwanya, insyaAllah hidupmu bahagia bersamanya.
Aku? Aku sangat sulit untuk dimungkinkan bertamu, aku jauh, aku masih lama. Ada baiknya kamu tidak selalu mengikuti kata hatimu, lawanlah ia sekali-kali. Jangan mudah terbuai dan terbawa untuk mencintai dan menunggu orang yang tidak ingin kamu tunggu. Lawanlah rasa cinta dan rindumu itu, karena ia bisa menyesatkanmu di lain waktu.
Cinta tidak selalu serasi dengan janji-janji, ada kalanya cinta mengingkari. Cinta tidak melulu menyembuhkan rindu, ada saatnya ia jadi sembilu. Cinta tidak selalu memenuhi harapan, ada kalanya ia mengecewakan. Cinta tidak melulu membuatmu bahagia, senyum dan tawa, ada saatnya membuatmu sedih, murung dan menangis. Tetapi kuharap kamu jangan sampai bersedih apalagi menangis, bukankah kamu menginginkan yang nyata? Realistis? Kurasa inilah saatnya cinta itu jugalah reaslistis habibati, sebab cinta tahu bahwa sulit sekali mencintai orang yang jauh dari sisi apalagi tiada pasti.
Kamu benar habibti, terkadang cinta itu ialah realistis, wajar dan nyata. Cinta tidak selamanya bersemi di dunia fiksi. Cinta itu hadir bersama orang-orang yang serius, tepat janji, jujur, berani dan bukti. Cinta tidak lama bila hanya di angan-angan. Sekali lagi, aku minta maaf duhai habibati. Aku tidak bisa datang.
Hidangkan lah gutel masakanmu ke orang yang bertamu tepat waktu. Sekian dariku. Sebelum dan sesudahnya kuucapkan terima kasih untuk segalanya yang telah kita lalui selama ini. Aku, orang yang dulu mencintaimu: Tha.
***