webnovel

Part 6

Dasar om-om mesum!

Keiyona terus saja meneriakkan kalimat itu di dalam hati dan pikirannya. Ia enggak habis pikir apa yang telah terjadi padanya malam kemarin. Keiyona hanya ingat saat ia sedang bersenang-senang bersama dengan teman-temannya di club pada malam itu. Namun entah mengapa, pagi-pagi sekali ia malah berada di rumah orang lain dan bahkan tidur di kamarnya menggunakan kaos kebesaran pria pula. Mungkin kalau pria itu adalah laki-laki yang tampan dan mapan mungkin Keiyona tidak mempermasalahkannya. Ya, walaupun memang sih Regal-Regal itu termasuk ke dalam kriteria yang Keiyona sebutkan.

Wait.

Tampan dan mapan? NO!

Keiyona dengan segera membasuh dirinya dan berendam di bathtub yang ada di dalam kamar mandinya. Ia merendam dirinya dengan air hangat untuk mengusir dan menghilangkan rasa lelah yang saat ini ia rasakan. Keiyona merasa sangat lelah dengan semuanya. Hingga beberapa menit kemudian, Keiyona jadi kepikiran untuk jalan-jalan di hari minggu ini. Memanjakan dirinya di SPA untuk menenangkan dan mempercantik diri.

"Ide yang bagus." gumam Keiyona yang setelahnya menyudahi ritual mandinya.

Keiyona mengambil celana jenas pendek sebatas paha di dalam lemarinya, dengan menggenakan baju crop bermodel sabrina di bagian atasnya. Tak lupa Keiyona juga mengenakan sebuah sepatu sneaker air jordan yang baru ia beli kemarin langsung dibawakan oleh temannya yang baru pulang dari luar negri.

"Perfect."

Keiyona dengan langkah pasti menuruni anak tangga dan langsung bertemu dengan mbok Lasti di bawah sana yang menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Cantik banget, non. Nona Kei mau kemana?" tanyanya memperhatikan penampilan anak majikan yang sudah ia rawat dari kecil terlihat lebih rapi dari biasanya.

"Jalan-jalan mbok. Bosan gue disini aja." jawab Keiyona dengan sopan.

"Nona Kei boleh jalan-jalan, terserah kemana aja. Asal nona Kei sarapan dulu ya, udah mau jam makan siang juga loh ini. Nona belum makan dari pagi tadi." kata mbok Lasti yang membuat Keiyona merasa tidak enak jika ia tidak menyantap makanan yang telah mbok itu siapkan untuknya.

Keiyona pun mengangguk singkat, lalu melangkahkan kakinya menuju ke area dapur yang penuh dengan makanan masakan mbok Lasti.

"Non Kei?"

Keiyona mengangkat kepalanya untuk melihat mbok Lasti yang sedang menatapnya juga.

"Semalam tuan pulang ke rumah."

Kalimat itu langsung membuat Keiyona menghentikan acara makannya yang tadinya terasa nikmat. Rasa kesal dan marah bercampur menjadi satu, padahal mbok Lasti sendiri belum memberitahukan padanya apa yang terjadi kemarin saat ia tidak ada di rumah. Namun, apa pun itu Keiyona sudah tahu pasti kalau tidak ada kabar yang baik jika itu datangnya dari sih tuan-tuan itu.

"Terus?"

"Tuan tahu nona Kei ke club lagi. Tuan marah besar, non." kata mbok Lasti yang tentu saja tidak berpengaruh untuk Caramel.

Memangnya ia peduli? Bodoh amat, pikirnya.

"Tuan meminta saya untuk membujuk nona kembali ke sekolahan, non. Selain ini keinginan tuan, saya juga maunya begitu. Pendidikan itu nomor satu non. Saya ingin nona bisa berhasil dan membuktikan pada mereka semua kalau nona itu bisa." kata mbok Lasti yang sebenarnya memang benar, tapi Keiyona sendiri yang merasa kalau mboknya ini malah bekerja sama dengan ayahnya.

"Enggak ada yang harus gue buktikan." kata Keiyona pula.

"Dengan berhasilnya nona nanti, nona bisa membalas apa yang sudah mereka perbuat pada nona. Mbok enggak ingin--"

"Ssttt, mbok enggak dengar itu?" kata Keiyona yang membuat mbok Lasti berhenti berbicara dan malah mencoba mendengarkan apa yang dikatakan oleh anak majikannya itu.

"Enggak ada suara apa-apa, non." katanya mulai kebingungan.

"Memang enggak ada. Udah ya mbok, gue jalan dulu." katanya yang langsung berlalu pergi tanpa berniat untuk melanjutkan kegiatan makannya.

Keiyona sudah sangat malas mendengar itu semua, ia sudah muak.

Mbok Lasti menggelengkan kepalanya pelan, padahal ia juga belum menyelesaikan kalimat akhirnya.

"Mbok enggak ingin jauh dari kamu, nona Kei."

***

Semilir udara AC langsung menyambut kehadiran Keiyona di sebuah mall terbesar yang ada di ibu kota. Keiyona sengaja untuk tidak langsung menuju ke sebuah SPA yang memang merupakan tujuan utamanya. Ia berniat untuk mengunjungi beberapa store yang sering ia kunjungi di mall ini dan melihat koleksi-koleksi terbaru milik mereka. Siapa tau saja Keiyona merasa tertarik, ia bisa membelinya nanti kalau Keiyona suka.

"Ini model yang paling terbaru loh mbak." ujar seorang pelayan di toko itu sembari menunjukkan beberapa pakaian baru pada Keiyona.

Mereka semua yang ada disana juga sudah mengenal Keiyona karena memang Keiyona merupakan salah satu langganan yang paling di prioritaskan disana, sehingga tak heran para pelayan itu langsung menunjukkan barang dan kualitas terbaru padanya.

"Ada warna lain?" tanya Keiyona yang tidak terlalu suka pada warna putih itu.

Keiyona memang suka ceroboh, sehingga warna putih tidak cocok untuknya.

"Maaf mbak, tapi sepertinya warna lain sudah habis."

"Bukannya ini keluaran terbaru?"

"Benar mbak, tapi memang sudah habis terjual."

"Kalau gitu gue enggak jadi beli. Next time aja." kata Keiyona yang langsung pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun lagi.

Baru beberapa toko yang Keiyona kunjungi, ia sudah merasa bosan dan lelah. Keiyona pun langsung mendatangi sebuah tempat SPA yang memang ada di dalam mall tersebut. Dengan langkah percaya diri, Keiyona mengunjungi tempat itu yang sudah langsung disambut dengan sangat baik. Well, saking seringnya Keiyona mengunjungi tempat ini, para pelayan yang lama juga sudah mengenalnya. Walaupun akhir-akhir ini Keiyona jarang kemari, tapi mereka tetap saja masih mengenal pelanggan setia di tempat itu.

"Paket spesialnya kak?"

"Ya, jangan lupa cemilannya." kata Keiyona yang setelahnya langsung menempati tempatnya.

Di sebelah Keiyona saat ini, terdapat seorang wanita yang lebih tua darinya juga mengambil paket yang sama dengan Keiyona. Awalnya Keiyona tidak menggubrisnya, namun lama-kelamaan wanita itu tampak menyebalkan. Bukan karena Keiyona berlagak sombong, tapi memang wanita itu tampak kekanak-kanakan. Keiyona kemari untuk bisa tenang dan memanjakan dirinya, bukan untuk mendengar suara manja dan menyebalkan itu yang terus saja berbicara tanpa henti. Memangnya siapa yang bisa merasa tenang coba? Apalagi yang ia ambil saat ini adalah paket spesial, sehingga harusnya orang-orang elegan dan tenanglah yang akan menempatinya untuk menenangkan diri. Tidak seperti seorang wanita yang ada di sebelahnya saat ini.

"Mbak, tolong suaranya dong." kata Keiyona pada seorang pelayan untuk bisa menyampaikan ketidak nyamanannya saat ini.

Pelayan itu pun langsung memberitahukan wanita itu atas ketidak nyamanan Keiyona. Memang ia menurutinya, tapi tatapan menyebalkan itu semakin membuat Keiyona naik darah di buatnya. Astaga, dia kemari untuk menenangkan diri, bukan untuk semakin membuatnya kesal pada hari minggunya yang memang sudah kacau sejak pagi tadi.

"Saya pindah aja, mbak." kata Keiyona yang memilih pindah tempat dan untungnya masih ada tempat kosong yang bisa Keiyona isi, berbeda ruangan dengan wanita yang menyebalkan itu.

Sudah lebih dari 2 jam Keiyona berada di SPA langganannya. Ia pun telah selesai dengan kegiatannya disana pada hari minggu ini. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore dan Keiyona memang sudah harus keluar dari tempat ini dan pulang ke rumah.

"Maaf kak, kartu anda tidak bisa digunakan."

Deg.

Jantung Keiyona berpacu dengan sangat kuat. Cobaan apalagi ini?

"Pakai yang ini, mbak."

Pelayan di kasir itu pun kembali menggunakan kartu yang baru saja diberikan oleh Keiyona.

"Maaf kak, tetap enggak bisa." katanya yang memang tidak bisa digunakan.

Sialan, kenapa dengan kartu-kartu miliknya?!

"Ini mbak?" pinta Keiyona kembali menyerahkan kartu terakhir yang ia miliki dan semoga saja yang satu ini berhasil digunakan.

Failed.

"Maaf kak, tetap enggak bisa. Apa kakak mau membayar dengan uang cash saja?" saran pelayan itu.

Shit!

Keiyona sama sekali lagi enggak membawa uang cash hari ini. Wajahnya sudah merah padam memikirkan apa yang harus Keiyona lakukan saat ini.

"Gayanya aja sok kaya, ternyata enggak mampu bayar." sindir seorang wanita yang tadinya juga ada disebelah Keiyona.

Emosi Keiyona langsung terpancing mendengarnya.

"Apa lo bilang?!"

"Gue benarkan? Kalau enggak mampu enggak usah sok mampir kesini." celetuknya lagi yang semakin membuat Keiyona tak mampu menahan diri.

"Maaf kak, bisa saya bantu?"

Wanita itu mengangguk pelan, lalu bergelayut manja di lengan seorang pria yang Keiyona yakini adalah kekasih dari wanita menyebalkan itu.

"Pacar saya yang bayar, mbak."

"Oalah, pakai uang pacar toh. Enggak modal." balas Keiyona tak tertahankan.

"Setidaknya gue enggak malu-maluin karena enggak bisa bayar."

Fuck her!

"Enggak usah sotoy lo, semua orang disini kenal sama gue!" ketus Keiyona benar adanya karena di bela juga oleh sang penjaga kasir yang membuat wanita itu merasa geram, tak terima.

"Saya yang bayar punya dia, mbak."

Keiyona tertegun mendengar suara yang cukup familiar baginya.

"Regal?"

***