webnovel

Tespek Pembantuku

Area dewasa, anak di bawah umur dilarang mendekat. "Siapa yang berani menghamili pembantuku?!" tanya Intan sambil melihat tespek yang dia temukan di tong sampah dapur.

BayuHidayat · Urban
Not enough ratings
30 Chs

Masih Sempatnya Pas Majikan Sudah Pulang.

Hari Minggu akhirnya tiba.

Intan dan keluarga kecilnya pulang dari acara liburan mereka.

Intan membeli oleh-oleh untuk Bi Ijah, Ani, dan Pak Eko.

Semua orang senang mendapatkan oleh-oleh yang Intan bawakan.

Baik Ricko, Dinda, Ilham, dan Kakek Anwar sudah masuk ke kamarnya masing-masing karena lelah setelah menempuh perjalanan jauh.

Intan saat ini sedang berada di dapur karena Ricko meminta dibuatkan kopi oleh Intan.

Bi Ijah yang seharusnya sudah pulang tapi dia masih bertahan di ruangan dapur.

Bi Ijah terlihat resah seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Bi, Bibi mau ngomong sesuatu ya sama aku?!" tanya Intan yang bisa membaca gestur tubuh pembantunya yang telah lama bekerja kepadanya.

"Itu, Bu, mm..." Bi Ijah ragu untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa kemarin malam sabtu Pak Eko dan Ani berzina di rumah ini.

"Itu apa Bi?!" tanya Intan.

"Itu Bu, mm..." lidah Bi Ijah kelu. Dia tidak sanggup menceritakan hal yang sesungguhnya.

Intan berhenti dari aktivitasnya dan kini memandang Bi Ijah dengan lekat.

"Besok saya mau ijin tidak masuk kerja Bu!" Bi Ijah malah mengeluarkan kalimat berbeda dan tidak sesuai dengan tujuan awalnya.

"Oh... iya boleh kok! Sudah lama Bi Ijah juga tidak pernah libur kan! Aku ijinkan Bi!" Intan dengan mudah memberikan ijin.

"Kalau begitu saya permisi ya Bu!" Bi Ijah pamit.

"Iya Bi! Hati-hati di jalan!"

Bi Ijah melangkah keluar sambil memukul mulutnya karena malah salah mengeluarkan kalimat.

Sebenarnya Bi Ijah memang tipe orang yang tidak suka mengadu, makanya ketika dihadapkan dengan kasus seperti ini, dia ragu untuk mengatakan yang sesungguhnya.

"Aw!"

Terdengar suara pekikan seorang wanita.

Bi Ijah mulai berjalan menuju sumber suara dan menemukan Pak Eko dan Ani sedang duduk berdua di rerumputan yang tempo hari dijadikan tempat bermesraan Ani dengan Ricko.

"Sakit tahu!" ketus Ani.

"Ya maaf!" cengir Pak Eko. "Ayo lanjutkan lagi!"

"Tapi jangan gigit lid*h aku lagi!"

"Iya, iya!"

Pak Eko mulai mencium Ani kembali dengan salah satu tangannya yang menelusup masuk ke dalam kaus yang dikenakan oleh Ani.

"Mereka berdua benar-benar! Bisa-bisanya pacaran di saat majikan mereka sedang ada di rumah!" gumam Bi Ijah.

Bi Ijah mulai merekam kejadian di taman belakang itu agar suatu saat nanti saat dirinya berani mengatakan yang sesungguhnya kepada Intan, dia mempunyai bukti yang kuat dan tidak akan dituduh sebagai pembohong.

Setelah mendapatkan bukti yang cukup, Bi Ijah berlalu dari tempat itu karena tidak tahan melihat aktivitas Pak Eko dan Ani yang sedang bermesraan di taman belakang ini.

Selepas kepergian Bi Ijah, Pak Eko menyudahi aksinya.

"Makasih ya Ani cantik!"

Ani diam saja dan hanya membenahi pakaiannya yang telah acak-acakan karena ulah tangan jahil Pak Eko.

"Nanti malam kira-kira Pak Ricko ke tempat kamu tidak?! Kalau dia tidak ke tempat kamu, kamu kirim pesan ke aku ya! Aku pengen skidipapap lagi sama kamu An! Aku sudah kangen pengen dipuasin lagi sama kamu An!"

"Lihat nanti saja!"

"Oke. Aku tunggu kabar baiknya!"

Pak Eko beranjak dari tempatnya dan mulai membenarkan pakaiannya agar rapi kembali.

"Aku duluan ya! Kamu keluarnya nanti kalau aku kira-kira sudah sampai di pos jagaku!"

Ani mengangguk

***