Di perjalanan Rio meminta supir untuk mengarahkan mobilnya menuju kantor. Dia enggan sekali ikut Agnes ke rumah karena firasatnya Agnes pasti minta jatah nafkah batin.
"Bang kita ke kantor saja ya!" pinta Rio.
"Sayang, Papa mintanya kita ke rumah!" sanggah Agnes.
Bingung hendak menjelaskan seperti apa, Rio menelan salivanya sendiri lanjut meneguk air minum botol mineral untuk menetralkan tenggorokan serta otaknya yang sedikit tersumbat oleh beban pikiran yang kian hari semakin menumpuk.
"Setelah urusan pekerjaan selesai, maka aku akan segera pulang!" tegas Rio.
"Kalau begitu aku nunggu kamu sampai selesai kerja!" timpal Agnes.
Alih-alih ingin bebas nyatanya malah semakin terikat, tapi apa daya Rio tak mau berkepanjangan adu argumen dengan Agnes.
"Ya sudah terserah kamu saja!" sahut Rio dengan ekspresi wajah yang datar.
Sang supir yang merangkap sebagai bodyguard tersebut merubah arah perjalanan mereka yang semula ke jalan rumah kini dia arahkan ke jalan kantor.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com