webnovel

RISMA MENGHILANG

"INAAAAA!! BUKA PINTUNYA!!" Tiba-tiba pintu kamar Risna digedor dari luar. Risna yang baru bisa tertidur setelah shalat subuh, menggeliat malas. Siapa sih? Batinnya tapi ia tak membukakan pintu.

DOK... DOK... DOK.. DOK...!! Lagi-lagi pintu kamarnya digedor. Kali ini lebih kencang dari sebelumnya

"RISNAAAA!!" Kali ini suara Steven yang terdengar disertai gedoran di pintu. Mata Risna langsung terbuka lebar saat mendengar suara Steven. Mampus gue! Rutuk Risna.

"Sebentaaaar!" Risna buru-buru turun dari tempat tidur dan membukakan pintu. "Ada apa ...?"

"MANA RISMA?!" tanya Steven begitu wajah Risna muncul dari balik pintu.

"Ima? Ta-tadi malam dia memang ke sini dan kami ngobrol sampai pagi. Menjelang subuh, Ima kembali ke kamarnya. Setelah itu Ina tertidur. Memangnya kenapa opa, oma?" Wajah Steven tampak gusar. Bukannya menjawab, ia malah berbalik meninggalkan Risna dan Andini yang tampak cemas

"Ada apa oma?"

"Ima nggak ada di kamarnya." Mendengar itu Risna langsung berlari ke kamar Rism yang berada di sebelahnya.

Di dalam kamar Risma tak tampak sesuatu yang aneh. Namun saat memperhatikan meja riasnya, terlihat agak kosong. Tak seperti biasanya. Kali ini Risna membuka pintu lemari pakaian Risma, dan apa yang ditakutkan menjadi nyata. Lemarinya tampak kosong, yang tersisa hanya beberapa pakaian rumah. Risna langsung mengecek meja belajar Risma, benarlah paspor Risma tak ada di tempatnya. Ya tuhan, elo kemana sih Ma?

"Ya ampun kemana anak itu?" Lirih Andini berkata. "Padahal besok adalah hari pernikahannya dengan Reno. Na, kamu beneran nggak tau Ima kemana? Kamu nggak memberikan ide yang aneh ke dia kan?"

Sakit hati Risna mendengar tuduhan Andini, tapi ia diam saja.

"Kamu punya no telpon pacarnya?"

"Azzam?"

"Iya, siapa lagi? Dia itu kan bukan cewek yang suka gonta ganti pacar. Dia itu bukan cewek liar," ucap Andini dengan wajah cemas. Lagi-lagi hati Risna terasa ditoreh belati mendengar ucapan sang oma. Ia mengerti sindiran itu ditujukan padanya.

"Ina nggak menyimpan nomor Azzam. Ina nggak pernah menghubungi dia."

"Kenapa nggak punya? Oma kan sudah suruh kamu menggoda Azzam. Kalau sampai perjodohan ini batal, oma akan menyalahkan kamu. Dimintain tolong kayak gitu aja kok nggak bisa," ucap Andini kesal. Sebenarnya ia melakukan itu karena takut Steven akan menyalahkan dirinya.

"Ma-maaf oma. Ina nggak bisa menjadi perusak hubungan Ima dan Azzam. Ina nggak mau menjadi pelakor."

"Apa kamu sengaja melakukan ini supaya perjodohan Ima dan Reno batal? Atau jangan-jangan kamu sebenarnya ingin menjadi istri Reno, makanya kamu nggak mau membujuk Ima dan nggak mau menggoda Azzam?" Tuduh Andini.

"Nggak oma. Ina sama sekali nggak punya pikiran seperti itu. Ina akan sangat bahagia kalau Ima bisa menikah dengan Reno. Tapi Ina juga nggak bisa melarang kalau Ima memilki pilihannya sendiri," jawab Ina sambil menunduk memandang kakinya.

"Ah, kamu nggak berbeda dengan Alena, mamamu. Kamu pasti ingin merebut Reno, seperti mamamu merebut Ben dari Anggita. Dasar, ibu dan anak sama saja kelakuannya." Hati Risna semakin terluka mendengar ucapan pedas Andini. Ia tak menyangka oma dan opanya sangat membenci Alena dan dirinya. "Pokoknya kamu harus cari Ima sampai ketemu. Kalau tidak ketemu, kamu yang harus bertanggung jawab."

Andini mendengus kesal lalu keluar dari kamar Risma. Tepat sebelum keluar kamar, ia menoleh lalu berkata, "Jangan pernah berpikir kami akan menerimamu setelah Ima menghilang."

BLAM! Pintu kamar dibanting dengan keras oleh Andini meninggalkan Risna berdiri sendirian di tengah kamar yang luas namun kosong itu. Ya ampun Ima, elo kemana sih? Pantas aja tadi malam elo minta maaf sama gue. Rupanya elo memang berniat kabur, meninggalkan gue disini sendirian. Lalu gimana pernikahan lo dengan Reno? Kalau sampai elo nggak muncul maka elo mempermalukan opa dan oma. Nggak kebayang sama gue gimana marahnya opa dengan kejadian ini. Apakah elo kabur bersama Azzam. Atau jangan-jangan saat ke KUA kemarin elo dan Azzam .... aaah nggak mungkin kalian melakukan hal itu. Tapi... aaargghh, kepala gue jadi pusing gara-gara elo, Ma. Mana gue belum sarapan. Dobel-dobel deh pusingnya.

Dengan gontai Risna keluar dari kamar saudara kembarnya. Di dalam kamarnya sendiri Risna merasa bingung sendiri. Sekarang gue harus bagaimana? Ima pergi meninggalkan gue sendirian di kandang singa. Bakalan habis gue jadi bulan-bulanan dua orang tua ini. Kemana gue harus mengadu? Gue nggak punya siapa-siapa di sini. Mas Bian? Ah, gue nggak boleh menghubungi dia. Lagipula dia nggak tahu kalau gue saudara kembarnya Ima. Bisa gawat kalau dia dan Reno mengetahui kalau gue menyamar sebagai Risma.

Risna membanting dirinya ke atas ranjang. Saat ia menggeliat, tangannya menyentuh sesuatu di bawah bantal. Ternyata itu adalah sebuah amplop. Risna mengambil amplop tersebut. Di depan amplop ia melihat namanya yang ditulis dengan tulisan tangan Risma. Buru-buru ia mengunci pintu kamarnya. Lalu ia membuka amplop tersebut. Benarlah, Risma meninggalkan surat untuknya.

"Dear Ina.

I'm so sorry for what I did to you all this time. I regretted that I took all the love from you. Mom and dad, oma and opa. I'm not the best sister for you. Even I trick you to do dirty job for me. But somehow i had a feeling you kinda enjoy that job.#kissscene

I can't hide the truth from you. I guess you've found out what had happened. Yeah you're right 1000%. Yesterday I got married to Azzam. Sorry for not told you earlier.

Mata Risna membelalak saat membaca surat yang ditinggalkan oleh Risma. Ya tuhan, jadi kemarin itu aku mengantar dia ke KUA untuk menikah dengan Azzam. Kok gue nggak curiga sama sekali ya? Omel Risna dalam hati. Lalu ia melanjutkan membaca surat itu.

I hope you'll understand my situation. I love him so much. I can't live without him. I don't want to break his heart. I just wanna be with him for the rest of our life. The moment you read this letter, I already left our country. We're going to start our life in a new place. Even his parents don't know the place. Fortunately they gave their bless to us. I hope you'll give your bless too.

Don't worry about Reno. I guess he will understand my choice. Or should I tell him to marry you instead? Please don't be mad. I will always love you from a far. I wish you're gonna find some who loves you so much with all his heart. Just like Azzam. Tell oma and opa, I won't comeback until they accept and love you.

Your Crazy Sister

RISMA WULANDARI

Risna termanggu membaca surat trrsebut. Ia tak tahu harus bagaimana. Haruskah aku memberitahu mereka? Bagaimana kalau mereka malah menuduhku menghasut Ima untuk kabur? Risna mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Ia marah pada Risma namun disaat bersamaan ia bahagia Risma berani mengejar kebahagiaannya. Tak seperti aku yang tak memiliki siapapun.

⭐⭐⭐⭐⭐