Mentari tenggelam dengan sinarnya. Rina dan Eza selesai salat magrib di masjid. Bersedekah makanan sebelum Ramadhan adalah sesuatu hal kecil namun istimewa, walaupun tidak wajib.
Rina mendorong kursi roda suaminya, tidak sedikit tetangga yang bergosip dan mengatakan bodohnya Rina yang mau dengan laki-laki lumpuh. Rina terus memberi dukungan kepada sang suami.
"Iya padahal cantik banget lo Rina. Walau hamil tua, aku yakin banyak laki-laki yang mau sama dia." Mendengar itu, langkahnya terhenti dan kesabaran Rina terkuras.
"Bu, Astagfirullah ... ingat semua kehendak Allah. Ingat juga besok sudah puasa, jadi mari sama-sama jaga," ujar Rina menyentuh bibir yang tertutup cadar dan dada. Ya, yang dimaksud Rina mulut dan hati.
Rina dan Eza segera berlalu kemudian masuk ke rumah, Rina menutup pintu.
"Ya Allah." Rina duduk di sofa dan mengusir penatnya. Sambil melepas hijab dan cadarnya.
"Jangan emosi, percuma amalnya nanti, kalau marah-marah," ujar Eza lalu mengambil buku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com