23 Unknow

Malam hari...

Di sebuah lembah jauh di dalam bukit. Du Ze saat ini sedang mengikuti sebuah jalan setapak menuju kedalam sebuah lembah bukit.

"Aku heran kenapa dia memilih tinggal sendiri di dalam lembah bukit sendirian. Dia wanita yang sangat cantik." Du Ze terus berjalan ke dalam mengikuti jalan di depannya. Sampai pada akhirnya dia tiba di sebuah lembah disana terlihat sangat sepi dan ada sebuah rumah sederhana berdiri di sana.

'ini mungkin tempat miliknya, Ying Yueru.' pikir Du Ze

Dia kemudian melangkah kedepan berhadapan dengan rumah itu. Dia berdiri di sana cukup lama sampai pada akhirnya terdengar sebuah suara seorang perempuan bersamaan dengan pintu terbuka.

"Hm...apa yang di lakukan anak muda malam2 berkeliaran di tempat sepi seperti ini?" Ying Yueru.

"... Maaf, aku hanya kesasar dan berakhir di tempat ini." Du Ze

"Begitukah... kau bisa duduk dan menikmati teh dengan ku." Ying Yueru

"Ah terimakasih...." Du Ze kemudian berjalan menaiki teras dan duduk.

....

Ying Yueru kemudian menyuguhkan secangkir teh hijau padanya.

....

"Apa kau juga teman Nie Li itu?" Ying Yueru mencoba mencairkan suasana.

"Hmm.... Ya, lalu bagaimana denganmu?" Du Ze

Mendengar pertanyaan itu membuat Ying Yueru tersentak.

"Apa kau juga mengembangkan tehnik itu?" Ying Yueru

"... Tidak. " Jawab Du Ze singkat.

"Lalu?" Ying Yueru balik bertanya lagi

"....hm? Aku kira kau mengetahui nya." Du Ze

"Tidak. Sekian banyak orang, hanya takdirmu yang tak bisa ku temukan. Apa kau juga sama dengan Nie Li?" Ying Yueru....

"Mungkin....." Du Ze

"Lalu sejauh mana kau tau tentangku?" Ying Yueru

"...aku hanya tau kamu akan mengorbankan dirimu untuk menyelamatkan Nie Li, itulah sebabnya aku kesini." Du Ze

"...." Ying Yueru hanya diam.

"Aku punya cara lain, mungkin ini membantu mu..... Kau tau aku berasal dari dunia kecil. Disana merupakan tempat yang paling misterius dari dunia2 cabang lainnya. Beberapa bulan sebelum aku datang ke dunia utama, aku menemukan sebuah buku misterius. Itu mungkin salahsatu artefak ilahi. Dalam buku itu hanya ada satu tehnik dan itu mungkin sangat berguna untuk mu mungkin juga semua orang." Du Ze berhenti sejenak...

"Tehnik 'heaven's destiny soul control'. Itu dapat mengotrol batasan seseorang. Ini mungkin di khususkan untuk pengguna tehnik ramalan surga. Selama kamu menggunakan tehnik ini untuk menyembunyikan kultivasimu tak akan ada yang tahu, bahkan Kaisar Sage pun tak dapat menyangkalnya." Du Ze

Sedangkan Ying Yueru menundukkan kepalanya.

"Yah kau hanya bisa melihatnya sendiri." Du Ze kemudian menyerahkan sebuah buku berlapis emas dengan beberapa permata di atasnya kepada Ying Yueru.

....

"I-ini! Aku tak percaya buku tehnik seperti ini ada, masterku tak pernah memberitahuku." Kata Ying Yueru setelah membuka buku itu.

....

"Aku akan segera pergi ini sudah larut." Du Ze bangun dari duduknya dan segera berjalan pergi namun...

"Tunggu, aku belum tau namamu." Ying Yueru

"Du Ze." Jawabnya

"...Terimakasih Du Ze, aku berhutang padamu." Ying Yueru

"Ah! Sebentar lagi Nie Li akan segera kesini. Ku harap kau menyembunyikan namaku dengan baik. Sampai jumpa." Du Ze kemudian pergi menghilang di gelap malam.

Sedangkan Ying Yueru hanya tersenyum diam...

....

Di kamar tempat tinggal Du Ze....

Saat ini dia sedang berkultivasi memadatkan kekuatan jiwanya. Takdir jiwa ketiganya hampir terbentuk sempurna dia hanya butuh beberapa waktu lagi.

"Huh, energi di luar masih kurang. Aku harus memasuki dunia jiwaku." Du Ze kemudian menghilang dari karnya.

....

Di dunia jiwa...

"Yun Ling, apa kamu ada di dalam." Panggil Du Ze di depan pintu rumah.

"Ya, masuk saja. Aku sedang memasak makanan." Yun Ling

"Sungguh! waktu yang tepat, aku belum makan seharian." Du Ze kemudian berjalan mendekati Yun Ling

"Apa yang membuatmu tak makan seharian?" Tanya Yun Ling

"Hm... Ada banyak masalah di dunia luar. Kami sedang berusaha mengumpulkan batu roh untuk bertahan hidup di sana." Du Ze

"Hmm?... Apa kamu kesini hanya untuk makan?" Yun Ling

"A-ah! Tidak, tidak. Tentu saja untuk melihatmu." Du Ze kemudian berjalan semakin dekat dengan Yun Ling dan dia memeluknya dari belakang.

"A-apa y-yang kmu lakukan?" Yun Ling malah semakin gugup dan tersipu.

"Aku, aku menyukaimu..." Seketika suasana hening sejenak akibat perkataan Du Ze.

"Aa-a k-k..." Sebelum Yun Ling selesai bicara dia malah pingsan di pelukan Du Ze dengan wajah tersipunya. Dia sangat gugup akibat tindakan DuZe yang tiba2.

Dia kemudian membawanya ke kamar dan membaringkannya di tempat tidur begitu pula dengan Du Ze dia malah ikutan tidur dan memeluk Yun Ling dengan erat.

Untuk sekarang dia hanya dapat melakukan sebatas ini. Du Ze tak berani melakukan apapun pada Yun Ling karena dia bukan laki2 bejat...

.....

Hari berlalu....

Pagi hari di dunia jiwa...

Yun Ling dan Du Ze saat ini masih tertidur. Mereka sangat menikmati pelukan mesra mereka.

Beberapa waktu kemudian...

Yun Ling akhirnya bangun, namun dia merasa sangat nyaman sehingga dia enggan untuk membuka matanya.

Tak lama kemudian dia merasa ada sesuatu yang jagal, dia lalu membuka matanya. Dan dia akhirnya mendapat dirinya yang di peluk erat oleh Du Ze. Yun Ling sangat kaget dan semakin tersipu membuat wajahnya semerah tomat. Tak bisa berkata apa2 dia hanya tersipu dan malu2 sendiri.

Sedangkan Du Ze menyadari Yun Ling sudah bangun, bukannya melepasnya dia malah memeluknya semakin erat. Pasrah, dan akhirnya dia menikmati pelukan Du Ze membuatnya tertidur kembali. Setelah itu Du Ze mencium kening Yun Ling dengan penuh kasih. Jujur saja ini adalah kali pertamanya melakukan hal2 romantis. Bahkan di kehidupan sebelumnya dia sangat anti dengan yang namanya pacaran.

Waktu terus berjalan dan mereka tetap menikmati tidur mereka tanpa tergangu siapapun...

....

Siang hari....

"Yun Ling, ayo bangun. Kita belum makan lo." Du Ze

"Ahmm...." Yun Ling malah mengerang

"Sepertinya kamu sangat menikmati pelukanku. Kalau begitu aku akan tidur denganmu mulai sekarang." Du Ze

"Ah!...maaf!" Yun Ling tiba2 bangun dan menyadari apa yang telah dia lakukan, dia kemudian berlari keluar kamar dengan wajah malu merona.

Sedangkan Du Ze juga keluar dan mencuci muka setelah itu dia berjalan keluar rumah menuju dekat pohon tempat biasa dia berkultivasi dan meramu pil.

"Yun Ling, aku akan pergi berkultivasi sebentar dan aku akan kembali jika makannya sudah jadi oke." Du Ze

"Uum!" Yun Ling hanya mengangguk tak berani berbicara karena terlalu gugup.

.....

Di bawah pohon....

"Ayo mulai." Du Ze kemudian mengeluarkan setumpuk batu roh dan beberapa elixir lalu mulai untuk berkultivasi. Di dalam ranah jiwanya, sedikit demi sedikit takdir jiwa ketiganya mulai sempurna terbentuk. Itu tetap sama seperti takdir jiwa pertama dan kedua. Dengan bentuk kobaran api berwarna merah darah kental.

.....

.....

avataravatar