webnovel

Tersenyum

Di dalam kamar Safa dan Devan kembali bertengkar. Kenapa kamu setia itu mah sama aku?.

Aku sudah katakan jika aku tidak melakukan itu dan aku yakin ini hanyalah fitnah,aku akan buktikan jika apa apa yang di tuduhkan padaku tidak benar!" ungkap laki-laki berwajah tegas Tersebut.

"Tapi bagaimana mungkin dan semua bukti-bukti mengarah padamu termasuk foto-foto ketika itu" ucap Safa.

"Sayang dengarkan mas, Ini semua adalah rekayasanya aku akan menjelaskan semuanya padamu" ujar devan

"Apalagi mas yang harus kamu jelaskan tadi sudah jelas ia hamil dia nggak mungkin minta pertanggungjawaban kamu juga seandainya kamu tidak melakukan itu dengannya aku mohon jadilah lelaki yang bertanggung jawab! ceraikan aku hiks hiks" pinta Safa Seraya menangis.

"Hiks hiks" tangis Shafa kembali tak terbendung.

Ini adalah kenyataan terpahit dalam hidupnya selama ini ia tidak pernah membayangkan akan sesakit ini melihat suaminya berselingkuh apalagi awalnya Ia hanya istri kontrak, Namun semua ini kenapa terjadi disaat ia sedang berbadan dua. pikirnya

"Hal itu tidak akan terjadi dan akan aku buktikan jika aku bukanlah ayah dari anak yang dikandungnya" ucap Devan dengan nada tinggi

Safa membuka lemari di kamar itu, kemudian mengambil koper yang ada di dalam lemari, Dia kemudian memasukkan barang-barang miliknya ke dalam koper tersebut dengan raut wajah sedih.

Melihat hal itu defan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Mau ke mana kamu?" tanya Devan

"Aku mau pergi dari sini Aku ingin menenangkan diri kamu sebaiknya selesaikan dulu masalah kamu dengan dia" Kata Shafa.

Devan merebut koper yang ada disitu kemudian mengeluarkan pakaian Safa dari halo cover lalu memasukkan kembali pakaian yang telah tersusun rapi ke dalam lemari dengan kasar

Brakkk...

Devan menendang koper itu ke sembarang arah hingga terlempar berapa meter lalu menabrak sebuah meja yang ada di kamar tersebut

"kamu enggak akan pergi kemana-mana! Tetap disini" kata pria tampan itu dengan nada tinggi.

Melihat kemarahan suaminya Safa pun kembali duduk di ranjang nya berusaha menahan diri untuk tidak membalas kemarahan sang suami.

"Kenapa malah jadi kamu yang marah harusnya aku yang marah Aku minta izinkan aku tinggal di rumah orang tuaku!" ucap Safa tak kalah sengit.

"Apa kamu ingin melihat orang tuamu kembali masuk rumah sakit?" tanya Devan

Shafa terdiam sesaat, ia mulai mencerna kata-kata sang suami ya ingat betul bagaimana kondisi ayahnya saat ini dan itu pasti akan menambah beban pikirannya Shafa pun akhirnya memilih diam kembali menangis namun kembali menangis.

Devan keluar dari kamar tersebut meninggalkan Safa yang masih terus saja menangis tanpa henti.

Devan masuk ke dalam kamarnya kemudian iya duduk di sofa.

Pikirannya kacau dia pun tidak dapat berpikir dengan jernih. ada keinginan untuk menghabisi wanita namun ia berfikir bagaimana bagaimanapun pernah berjasa dalam hidupnya

Devan meraih ponselnya kemudian ia sempat memainkan benda pipih di tangannya.

Tak berapa lama ia menemukan kontak anak buahnya yang bernama Dendi

"Halo bos" suara Dendi terdengar di telinganya dari dalam ponsel miliknya.

"Aku ingin bertemu sekarang" ucap Devan

"Di mana bos" tanya Dendi.

"Di  cafe SS" jawab Devan

"Sekarang bos ?" tanya Dendi

"Tahun depan!" ucap Devan  ketus

"Hehe ya barangkali bos" ucap Dendi

"Baiklah saya meluncur sekarang  ke lokasi" ucap Dendi.

"Hmm" jawab Devan.

___///____///___///____

Di rumah sakit ibunda Sheryl menunggu kehadiran putrinya dengan tidak sabar,

Dia terlihat mondar-mandir di kamar tidur menanti kehadiran Sheryl yang tak menampakan batang hidungnya hingga lama.

"Duduk lah Mama, dia kan udah besar dia kan sudah besar dia sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk mana yang benar dan mana yang salah Mama tidak usah khawatirkan terlalu besar." ucap sang suami.

"Ya pa saja saja beber berasal khawatir bagaimanapun kondisi sheryl sekarang sedang labil" ucap ibunda Sheryl

"Ini semua salah Mama papa Mama terlalu memanjakannya sehingga ia tumbuh menjadi anak yang seperti ini" ucap Mama penuh penyesalan

"Mama tidak usah terlalu menyalahkan diri Mama, semua sudah terjadi tapi ini semua bukan salah mama, kita berdoa saja semoga anak kita dapat berubah bertobat menjadi anak yang baik sesuai dengan harapan kita ucap sang suami"

" Amin kita doakan saja yang terbaik..." Ucap sang istri.

Drrrrttt drrrrttt..

Ponsel sheryl pagi itu bergetar secepat kilat Ibu jihan mendekat ke ponselnya lalu meraih benda pipih Tersebut, ia melihat sebuah panggilan dari Aldo, pria yang sama yang kemarin memanggil putrinya, Ia pun segera macet tombol hijau dan menempelkan ke telinganya suara seorang laki-laki yang pernah didengarnya terdengar di sana.

"Halo" mamanya sheryl.

"Halo apakah saya bisa bicara dengan sheryl?" ucap Aldo.

"Sering sedang kebelakang Ada yang bisa saya bantu saya mamanya" ucap Aldo

"ini Tante Saya sekarang berada di rumah sakit, Saya hendak menjenguk om" ucap Aldo.

"Datang saja ke sini" ucap nyonya Jihan.

"Baik Tante terima kasih, Saya akan kesana sekarang" ucap Aldo.

"Dari suaranya nyonya Jihan menggambarkan jika Aldo masih sangat muda, berbeda dengan Devan yang telah dewasa.

Hal itu pula yang membuat Sheryl tidak mudah jatuh cinta pada Aldo melainkan pada Devan, pria dengan sejuta pesona itu telah mencuri hati Sang Putri cukup lama, hingga sulit bagi sheryl untuk berpaling pada pria lain" pikir nyonya Jihan.

"Siapa mah?" tanya tuan Arya.

"Ini pah, yang semalam Mama ceritakan dia sudah ada di rumah sakit ini dan hendak naik ke sini untuk menemui anak kita ucap Jihan pada sang suami.

"Semoga ada jalan terbaik buat anak kita untuk meraih kebahagiaan" ucap tuan Arya.

"Mama juga berharap seperti itu pak tapi masalahnya itu ke mana Sekarang kan sudah berkali-kali menanyakan pada Mbak di rumah tapi belum ada kabar hingga saat ini"

"Bagaimana jika mama menanyakan pada teman-temannya keberadaan anak kita mungkin saja saat ini ini sedang butuh teman untuk menenangkan diri" ucap Tuan Arya.

____///____///____///____

Sheryl melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Jalanan pagi itu tidak terlalu ramai, mungkin karena weekend, membuat iya dengan mudah menjelajah jalanan ibukota. sheryl kini memakai nomor baru dan juga ponsel baru.

Ia masih membiarkan begitu saja ponsel Yang tertinggal di dalam mobi nya. Hari itu dia bermaksud ke rumah temannya yang berada di di wilayah Tangerang untuk menggugurkan kandungan, temannya yang berada di sana sudah pernah melakukannya beberapa bulan yang lalu ketika tanpa sengaja hamil dengan pacar nya.

"Jika aku tidak bisa memilikinya setidaknya aku tidak akan membiarkan ia hidup bahagia dengan pasangannya" Pikir sheryl

____ To be continue____

Next chapter