webnovel

1. Demi Mama

"Cepat jalannya jangan pelan begitu!"

"I-iya, Ma,"

Mereka akan pergi ke tempat dimana Selly akan bertemu dengan Tuan Muda bernama Aditya yang katanya akan dijodohkan dengannya.

Sulasih menarik tangan anak tirinya dan menyuruhnya cepat karena ia sudah di tunggu oleh pihak keluarga Garnis.

Garnis adalah seorang wanita kaya raya yang memiliki dua orang putra. Seorang putra yang telah dewasa berusia sekitar 30 tahun tapi tak memiliki pasangan hingga usianya dewasa dan juga putra lainnya tapi telah memiliki pasangan sendiri.

Putra Garnis yang satu itu memang khusus ia jodohkan dengan siapapun yang bersedia dinikahinya.

Selly sedikit kerepotan, pasalnya heels yang ia pakai sekarang ini membuatnya kesakitan.

Kakinya lecet sepertinya karena ini pertama kalinya ia memakai sepatu heels tinggi dan berpakaian mini.

Awalnya ia menolak perjodohan ini, tapi Mama tirinya memiliki hutang yang tidak sedikit dan melakukan pinjaman pada Nyonya Garnis.

"Ma, kakiku sakit," jerit Selly.

Sulasih tak peduli, ia tetap akan membawa Selly pergi dari rumahnya agar bebannya berkurang.

Mulai hari ini, anak tirinya ajab tidur menjadi istri seorang pria yang bahkan ia tak akan sebutkan alasannya mengapa ia mau menikahkan Selly dengan pria itu meski ia sangat kaya.

Sulasih memiliki seorang putri, bernama Rima, tapi ia tak rela jika ia menikahkan putri kandungnya dengan pria keturunan Garnis.

Jatuh tempo yang membuat nya harus menyerahkan Selly pada keluarga Garnis karena ia berhutang cukup banyak dan akan lunas jika ia menyerahkan salah satu putrinya untuk dinikahi anaknya.

Selly sebenarnya masih sekolah, dan dia bahkan belum lulus. Baru kelas dua SMA ini dan ia bercita-cita menjadi seorang wanita karier yang sukses untuk bisa membanggakan kedua orang tuanya.

Ibunya tak tahu dimana rimbanya, sedangkan Ayahnya telah meninggal sekitar enam bulan yang lalu.

Selly tampak berjalan terseok lantaran kakinya yang lecet bertambah sakit karena dipaksa terus berjalan.

Mereka tiba di depan rumah orang kaya yang rumahnya sangat besar bangunannya. Ia sebenarnya sangat mengagumi kemewahan dan kemegahan rumah itu.

Tapi, ia bergidik ngeri karena besarnya rumah pasti ia akan di sudutkan jika tinggal di dalamnya.

Mereka terus masuk dan berjalan menuju ke arah pintu utama. Seorang sekuriti mendatangi mereka dan menanyakan maksud tujuan mereka datang.

"Kami diundang Nyonya Garnis kesini," ucap Mama tirinya.

Selly merasakan sakit dan mengelus kakinya tapi ia masih ditarik lagi oleh Sulasih.

Ternyata sekuriti itu mengijinkan mereka masuk dan sudah ditunggu oleh Nyonya pemilik rumah.

Keduanya masuk ke dalam rumah dan disambut seorang wanita yang ternyata adalah Nyonya Garnis sendiri.

Wanita dengan perawakan tinggi dan juga cantik itu ternyata sangat ramah tapi ia juga terlihat cukup tegas.

Ia menyuruh Selly untuk masuk ke dalam sebuah ruangan dan ia disuruh untuk berjalan sendiri tanpa ditemani oleh Mama tirinya.

"Ma ..."

Selly memanggil Mama tirinya dan membuat Garnis menoleh pada gadis itu.

Sulasih hanya diam tak berkata apa-apa saat ia pergi meninggalkan kamar tempat Selly masuk tadi.

Sulasih agak sedih sebenarnya, meskipun ia kadang membenci gadis itu, tapi ia telah merawatnya dari kecil

Ia memiliki hutang cukup banyak untuk menghidupi mereka yang tak dinafkahi Ayahnya karena sakit parah dan harus banyak keluar uang untuk berobat.

'Aku memiliki hutang banyak karena Ayahmu, dan penagih hutang itu minta seorang anak dari ku untuk dinikahi putranya,'

Ia bercerita pada Selly mengenai keadaan mereka. Selly ternyata mendengarkannya dan ia bertanya kenapa dirinya sampai berhutang.

'Semua kulakukan karena untuk pengobatan Ayahmu, jadi kamu wajib membantuku melunasi hutang itu,' ucap Sulasih pada anak tirinya.

Ternyata, Selly, anak yang baik, meski hanya tiri tapi ia selalu mendengarkan semua perintahnya dengan baik dan juga sangat peduli terhadapnya.

Akhirnya disepakati kalau ia yang bersedia akan dinikahkan dan minta keringanan untuk bisa melanjutkan sekolah jika benar-benar menikah.

'Bagus, tanpa perlu ku suruh kamu sudah tahu diri dan tahu balas Budi, baiklah jika hanya sekolah saja, aku akan beritahu syarat yang kamu ajukan itu,' ucap Sulasih sambil tersenyum karena ia berhasil membuat hutangnya lunas tanpa perlu menyuruh anak kandungnya untuk menikahi pria keturunan Garnis.

Dari beberapa orang ia bisa ketahui bagaimana keadaan putra Garnis yang pertama.

Makanya, Garnis mati-matian mencari seorang gadis untuk bersedia dinikahi oleh putranya.

***

Sulasih pulang dengan membawa banyak uang, selain ia dianggap lunas semua hutangnya, ia juga dibayar karena mengantar anak gadisnya.

Garnis adalah wanita single dengan dua anak yang dibesarkan dengan kemewahan.

Ia menyuruh putri kandungnya mendekati putranya yang kedua tapi ternyata putra Garnis itu telah memiliki seorang tunangan.

"Ma, Selly mana?"

"Selly akan menjadi istri orang, istri pria yang tak normal," ucap Sulasih dengan ketus.

Rima begitu terkejut saat mendengar Mamanya bicara begitu. Ia benar-benar tidak tahu apa rencana Mamanya pada saudara tirinya itu.

Meski sering memarahinya, tapi Rima sangat kehilangan Selly. Ia kerap bertengkar dengannya tapi juga kadang selalu baik lagi karena Selly selalu mengajaknya bicara hingga akhirnya mereka berbaikan lagi.

Mereka saudara tiri yang berbeda Ibu, tapi mereka satu Ayah. Rima kerap sekali memarahi adik tirinya itu lantaran dorongan Mamanya juga untuk membenci Selly.

"Ma, dia masih kecil kenapa harus dinikahkan, kasihan kan?"

"Dia akan menikah dengan anak keturunan orang kaya dan untuk apa kita harus mengasihaninya, justru kita yang kasihan, kamu belum punya pacar sampai saat ini, itu yang harus kamu pikirkan!"

Rima menunduk dan ia segera masuk ke kamar karena tidak tahu jika Selly benar-benar dinikahkan dengan paksa.

Rima tidak tahu menahu perihal hutang piutang Mamanya dengan Nyonya Garnis. Ia malah jadi mengira kalau hidup Selly benar-benar akan bahagia bergelimang harta nantinya.

***

Sementara di rumah keluarga Garnis, Selly di beri pakaian yang layak untuk tidur.

"Perkenalkan, aku seorang Mamah yang putranya akan kau nikahi lusa," ucap seorang wanita dengan pandangan yang ramah dan bersuara lembut padanya.

"Ya, Nyonya,"

"Siapa namamu?"

"Selly, Nyonya,"

Garnis mendekati Selly dan melihatnya dari atas hingga ke bawah tubuh gadis itu.

"Kamu masih gadis, kan, ehm maksud aku, apakah masih virgin?"

Selly cukup terkejut saat mendengar pertanyaan itu.

Garnis mengulang pertanyaannya dan memegang lengan Selly yang kecil.

Gadis itu tampak tak terurus tapi ia akan mengubahnya karena ia butuh gadis itu untuk putranya dan juga ia harus masih virgin karena ia tak mau mendapatkan sesuatu yang tidak original untuk putranya nanti.

Selly ditatapnya sedemikian rupa, dan ia masih menunggu jawaban gadis itu agar ia yakin bahwa ia menikahkan putranya dengan gadis yang masih benar-benar suci.

"Aku ehm aku masih gadis, Nyonya, ehm maksudku aku belum pernah berpacaran dengan siapapun,"

Garnis mengangguk dan ia meraba setiap bagian tubuh gadis yang bernama Selly itu.

"Ya, bisa kulihat semuanya masih bagus dan bagian dadanya juga masih rata, itu tandanya belum ada satupun tangan pria yang menyentuh kulit tubuhmu," ujar Garnis.

Ia menyuruh Selly untuk berganti baju dan akan dipertemukan dengan putranya saat ijab kabul yang akan di laksanakan besok.

"Nyonya ..."

Garnis berhenti berjalan saat ia akan keluar dari kamar calon menantunya

"Ada apa?"

"Aku katanya masih boleh sekolah, kan?"

Garnis tersenyum dan berjalan kembali setelah mengatakan kalau Selly boleh bersekolah tapi akan pindah ke sekolah yang baru dekat dengan rumahnya.

Lega lah hati Selly mendengar itu, ia mengucapkan terima kasih pada Garnis atas kebaikan hatinya.