webnovel

Terjebak di Dunia Albheit

Albheit Online, dunia yang penuh imajinasi dan menarik perhatian massal. Setiap orang yang bermain game ini tidak akan lepas dari bermain game ini. Fitur-fitur yang futuristik memanjakan para pemainnya. Game ini juga punya banyak rahasia yang selalu diperbaharui. Sampai pada akhirnya pada tahun ke tujuh game ini akhirnya memberhentikan berjalannya server game ini. Seorang laki-laki yang dirinya adalah seorang pemain profesional dan memiliki 6 karakter laki-laki dengan job class berbeda, terburu-buru untuk memainkan game ini sebelum ditutup. Dia terlambat mengikuti semua orang yang sudah mencoba semua fitur yang sebelumnya dibatasi karena dia harus menghadapi ujian. Karena merasa ada satu job class yang belum pernah di coba, akhirnya dia memainkan job class terakhir dengan membuat karakter baru. Awalnya dia ingin membuat karakter laki-laki lagi, tetapi merasa ingin mencoba fitur baru ini, akhirnya dia membuat karakter perempuan. Walau akhirnya dia menyadari tidak bisa menggantinya. Tetapi karena dia tidak ingin membuang waktu dengan membuat karakter baru lagi, akhirnya dia tetap memakai karakter baru itu. Namun, di saat server sudah hampir tertutup dan semua orang sudah keluar dari game ini, dia masih saja bermain sampai lupa waktu karena dia ingin menikmati waktu terakhirnya. Akhirnya begitu server sudah ditutup, dan sistem logout sudah tidak bisa digunakan, dia baru tersadar. Dia terjebak dalam game itu! Namun dia tidak putus asa, melainkan dia berjuang sebagai pemain terakhir di game itu. Dengan semua informasi yang dia miliki selama 6 tahun bermain game ini, dia mencoba menjalani hidup di dalam game ini dengan sebaik mungkin.

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
50 Chs

Extra Chapter

Semua berjalan dengan baik setelah itu. Bukan hanya karena aku berhasil kembali bangun setelah kira-kira 30 tahun lebih. Jangan tanya bagaimana waktunya bisa seperti itu, tetapi rasanya ini harga yang memang harus aku bayar.

Tidak bisa kubayangkan setelah kurang lebih 30 tahun aku berada dalam keadaan 'koma' aku bisa kembali ke dunia asalku ini. Waktu itu juga tidak terduga sekali, bagaimana mamaku menungguku walau aku adalah hasil anak haram. Begitulah katanya.

"Fukuki, cepat turun, ayo makan."

"Iya ma."

Sewaktu setelah aku terbangun dari keadaanku itu, mamaku yang barusan datang langsung mengucapkan sesuatu yang tidak membuatku terduga sekali. Apa itu? Aku… adalah anak dari dirinya dan seseorang yang aku kenal… Guirusia… Sin. Selama ini aku tidak menduga bahwa papaku adalah Guirusia Sin yang aku ketahui dengan luar biasa hebatnya.

"Mama kan sudah aku beri tahu kalau tidak usah memasak, biarkan aku saja."

"Mana boleh begitu, Fukuki kan sudah lama tidak melakukan aktivitas apa pun, jadi mama yang harus melakukannya. Lagipula mama sedikit menyesal selalu memaksa Fukuki untuk belajar dan belajar walau sudah pintar."

"Tidak apa-apa kok ma, justru itu yang terbaik untuk aku. Namun sebenarnya yang mama katakan tentang papa… apa itu benar?"

Siapa yang tidak akan terkejut begitu mama bilang bahwa itu adalah kenyataan yang disembunyikannya selama ini. Dari dulu sejak kecil aku selalu bertanya di mana papaku, tetapi mama selalu menjawab dengan alasan papa pergi jauh dan tidak akan kembali lagi.

Tentu saja yang diberi tahu hal itu saat kecil hanya bisa diam tanpa tahu kebenarannya. Seriring waktu begitu aku bertambah dewasa, hal itu sudah tidak pernah aku pedulikan. Yang aku pikirkan hanya keberadaan 'papa' memang tidak pernah ada di kehidupanku.

"Maafkan mama, tetapi sejak dulu mama tidak ingin menyakiti perasaan Fukuki. Semua itu terjadi hanya karena mama ingin menolong papamu. Tidak menyangka semua berakhir sampai seperti ini."

"Sudahlah ma, yang penting sekarang aku baik-baik saja."

Selama kira-kira 30 tahun ini, tubuhku berkembang dengan begitu pelannya. Bukan karena tidak berjalan, tetapi karena nutrisi yang seharusnya masuk ke dalam tubuhku digantikan cairan infus. Otomatis saja perkembanganku terhenti dan usia tubuhku kira-kira masih ada di 20 tahun padahal kalau dihitung usiaku sudah 47 tahun kira-kira.

Ini hal langka yang bisa terjadi kepada manusia karena begitu seseorang koma terlalu lama, fungsi tubuhnya akan menurun seiring waktu dan otomatis saja akan terhenti pada satu waktu tertentu. Mama tidak putus harapan, selalu menungguku setiap saat dan tidak lelah untuk berharap aku akan bangun.

Menyendihkan memang waktu itu aku pernah berpikir untuk tetap tinggal di dunia sana walau yang ada di dunia ini sedang menungguku tanpa lelah sedikit pun. Mamaku sudah berumur 60 tahun hampir 70 tahun kubuat menderita selama 30 tahun lebih dan itu kesalahanku.

"Fukuki, bagaimana kalau kita mengunjungi mereka?"

"Mereka? Yang mama maksud anak-anak papa yang lain?"

"Ya… mama merasa bersalah kepada mereka walau sudah membantumu, tetapi belum meminta maaf. Waktu itu mama belum sempat meminta maaf kepada papamu, tetapi kurasa hal itu bisa digantikan dengan meminta maaf kepada mereka."

Benar juga, bagaimana pun ceritanya, keempat anak papaku, atau kubilang saudara tiriku itu sudah membantuku. Mereka yang perasaannya sudah kusakiti malah justru balik membantuku di saat seperti itu. Rasanya aneh jika tidak meminta maaf.

Jujur aku kehilangan kesadaran akan waktu saat sejak aku terjebak di dunia Kimino, saat aku bangun, dan bahkan sampai sekarang. Menurutku semuanya ini terasa begitu janggal dan rasanya ada yang kurang dari semuanya ini. Sejak aku kembali, aku belajar tentang semua hal yang berbau teknologi dan sains, ini berguna untuk membantu mereka di perusahaan peninggalan papa, Guirusia.co.

Sejak aku kembali juga, aku tidak pernah menceritakan sebenarnya apa yang aku alami selama ini. Namun rasanya semua orang yang berkaitan termasuk mama dan saudara tiriku harus mengetahuinya karena ini hal penting.

"Baiklah, aku mengerti. Nanti mama akan kuajak ke perusahaan papa dan bertemu dengan mereka."

"Terima kasih Fukuki."

Apa pun yang sudah terjadi selama ini, biarkanlah itu terlewat. Kesalahan lama, kebodohan dalam mengambil sebuah keputusan, dan semua hal yang buruk yang sudah terjadi harus dilupakan karena itu akan jadi beban pikiran kalau tidak dilupakan. Setelah menyelesaikan semuanya, kita jangan terbeban lagi oleh hal itu. Itulah yang sering kulakukan untuk melepaskan diri dari tekanan yang sering kualami.