webnovel

Terjebak di Dunia Albheit

Albheit Online, dunia yang penuh imajinasi dan menarik perhatian massal. Setiap orang yang bermain game ini tidak akan lepas dari bermain game ini. Fitur-fitur yang futuristik memanjakan para pemainnya. Game ini juga punya banyak rahasia yang selalu diperbaharui. Sampai pada akhirnya pada tahun ke tujuh game ini akhirnya memberhentikan berjalannya server game ini. Seorang laki-laki yang dirinya adalah seorang pemain profesional dan memiliki 6 karakter laki-laki dengan job class berbeda, terburu-buru untuk memainkan game ini sebelum ditutup. Dia terlambat mengikuti semua orang yang sudah mencoba semua fitur yang sebelumnya dibatasi karena dia harus menghadapi ujian. Karena merasa ada satu job class yang belum pernah di coba, akhirnya dia memainkan job class terakhir dengan membuat karakter baru. Awalnya dia ingin membuat karakter laki-laki lagi, tetapi merasa ingin mencoba fitur baru ini, akhirnya dia membuat karakter perempuan. Walau akhirnya dia menyadari tidak bisa menggantinya. Tetapi karena dia tidak ingin membuang waktu dengan membuat karakter baru lagi, akhirnya dia tetap memakai karakter baru itu. Namun, di saat server sudah hampir tertutup dan semua orang sudah keluar dari game ini, dia masih saja bermain sampai lupa waktu karena dia ingin menikmati waktu terakhirnya. Akhirnya begitu server sudah ditutup, dan sistem logout sudah tidak bisa digunakan, dia baru tersadar. Dia terjebak dalam game itu! Namun dia tidak putus asa, melainkan dia berjuang sebagai pemain terakhir di game itu. Dengan semua informasi yang dia miliki selama 6 tahun bermain game ini, dia mencoba menjalani hidup di dalam game ini dengan sebaik mungkin.

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
50 Chs

CH.37 Belum Kalah

Jujur aku bukan putus asa dalam hal seperti ini, tetapi aku panik dan menjadi sulit untuk mencari jalan keluar dengan pikiran yang tenang. Tidak kusangka dua orang dari 7 Deadly Sins yang kulawan adalah orang yang paling mahir dalam sihir debuff.

"Kau tidak akan melakukan itu kepadaku. Kau tidak berani."

"Hmm, sebenarnya aku ingin membunuhmu langsung dengan mengambil energi kehidupanmu, tetapi rasanya kurang menyenangkan kalau tidak melakukan sesuatu kepadamu terlebih dahulu."

Sial, lawan yang kuhadapi adalah Sin Lust sang hawa nafsu. Semakin lama aku berada dekatnya, semakin tubuhku akan dikontrol oleh dirinya lewat kemampuannya. Aku tidak tahu dia akan melakukan apa lagi, tetapi aku harus segera pergi.

Namun bagaimana dalam keadaanku seperti ini? Kalau meminta bantuan dari para prajurit pun percuma karena mereka tidak mampu melukai mereka, apalagi membebaskanku dari jeratan kemampuan sihir mereka.

"Waw, sudah lama aku tidak melihat tubuh seindah ini, rasanya sudah berpuluh-puluh tahun. Aku akan sangat menikmati ini."

"Hiro, jangan keterusan, kita masih di medan perang jadi tetap waspada. Juga pasti ketua melarang kita untuk membunuh gadis yang satu ini."

"Hah~ sayang sekali, padahal aku baru saja berpikir untuk menjadikan dirinya mangsa ke seberapa puluh ribu. Ah aku sampai lupa sudah berapa yang kujadikan mangsaku."

Aku tidak percaya apa yang barusan aku dengar, dia sudah mencabuli dan membunuh puluhan ribu gadis. Pantas saja kemampuannya tidak bisa diremehkan, bisa-bisa aku akan masuk ke dalam perangkap lainnya. Kalau saja aku dituntun oleh ratu Kioku yang bisa setidaknya memprediksi hampir seluruh kemampuan musuh.

"Kita sekap saja dia dan habisi para penduduk di sini. Lumayan nih tambahan kekuatan lagi. Mungkin ketua akan membiarkanmu melakukannya dengan para warga yang ada bukan dengan gadis ini."

"Hahaha, boleh, boleh. Kalau begitu diamlah di sini nona, kami akan segera kembali."

Tidak, jangan para warga. Sial, sihir apa yang bisa kulakukan untuk melepaskan diri dari ikatan sihir dua orang ini. Sihir yang dikerahkan oleh yang laki-laki itu sihir pasif miliknya, sedangkan sihir yang digunakan oleh yang perempuan itu sihir pemerlambat. Apa kedua sihir ini punya sihir penangkalnya?

Seberapa kali aku berpikir pun tidak ada jalan keluar yang jelas. Kalau begini bisa-bisa perang diakhiri oleh kekalahan karena kecerobohanku. Otakku yang biasa berpikir dengan baik bekerjalah dengan sepenuhnya!!

"Wah lihat, ketika para pemimpin mereka ditahan dan raja juga ratu mereka pergi, mereka kehilangan semangat dan moral mereka untuk bertarung. Muka mereka sudah menunjukkan ketakutan yang mendalam."

"Sudahlah Hiro, cepat selesaikan ini dan aku ingin tidur lagi."

"Aku mengerti, aku mengerti, tidak usah memerintahku seperti itu seperti ketua. Cukup ketua saja yang bisa memerintahku seenaknya. Biresicare."

Walau aku tidak melihat dengan jelas karena badanku terarah ke arah yang salah, tetapi aku bisa merasakan tekanan yang begitu kuat begitu laki-laki bernama Hiro itu mengerahkan sihirnya. Tekanan yang kuat itu tidak mungkin dengan mudah dibuat oleh orang biasa, mereka sangatlah berbeda walau sebelumnya aku masih bisa merasakan kemanusiaan dari mereka.

"Apa itu!? Semuanya lari!!"

"Uagh!!"

Sekejap saja aku bisa mendengar suara teriakan dari para prajurit, para penyihir, dan semua warga yang ada dengan kencangnya. Benar saja kata Hiro itu, para warga sekejap kehilangan moral dan semangat bertarungnya dan perasaan takut juga panik menyelimuti mereka.

Suara teriakan itu memenuhi seluruh gendang telingaku membuatku refleks menutup mata walau badanku masih saja bergerak dengan lambatnya juga terlalu sensitif dengan sentuhan apa pun itu. Hal selanjutnya yang bisa kudengar hanyalah suara darah yang tercurahkan dan teriakan yang bermacam-macam.

"Ahahahaha, lihat mereka bahkan saling membunuh satu sama lain, saling memperkosa satu sama lain, dan melakukan hal irasional lainnya hanya dengan sekali seranganku."

"Tidak bisakah dirimu menahan diri sedikit lain kali Hiro? Jumlah burung pembawa dosamu itu terlalu banyak sampai angka ribuan."

"Kalau tidak sebanyak itu bagaimana kita bisa menyebarkan ketakutan di antara mereka secara merata? Itulah aku mengerahkan sebegitu banyak."

Apa ya harus aku menggunakan kekuatanku yang aku simpan yaitu tubuh keduaku, tubuh mekanik buatan itu? Aku masih ingin menyimpan kartu ASku itu dan tidak ingin menyia-nyiakan tubuh asliku ini.

"Bukannya kalau begitu kita tidak pakai monster yang dibentuk dari para manusia itu? Supaya kau tidak perlu banyak mengeluarkan mana."

"Ah iya aku lupa, kenapa aku tidak menggunakan monster-monster dari bangkai manusia itu? Sial, sekarang sudah terlanjut kan? Tapi biarlah, begini juga seru."

"Terserahmu dah. Kau sendiri sudah cukup bukan? Aku tinggal tidur lagi kalau begitu ya? Selamat tidur."

"Hei, hei, kalau kau tidur bagaimana sihirmu nanti? Gadis itu akan lepas nanti."

Namun tidak ada jawaban dari perempuan bernama Loreu itu, dan benar saja, sihir pemerlambat atasku terlepas dan kecepatanku kembali normal. Rasanya perempuan itu bisa melakukan banyak macam hal yang masih belum aku ketahui. Aku harus berhati-hati.

Walau kecepatanku masih berjalan normal, tetapi di sekujur tubuhku masih sangat sensitif. Bahkan gesekan dari pakaian yang kupakai saja membuatku terkejut seperti rasanya ada tangan yang membelai tubuhku dengan halus.

"Huh, akhirnya lepas juga."

"Tuh kan aku bilang apa, perempuan ini memang tidak bisa diandalkan. Baiklah aku akan menangani semuanya ini sendiri. Juga nona, kau pasti masih begitu sensitif dan menjadi sedikit tertarik denganku. Masih ingin melawanku?"

Orang ini benar-benar bisa membaca situasi di mana aku berada. Memang benar aku lepas dari ikatan sihir perempuan itu, tetapi sihir pasif dari laki-laki itu juga sama merepotkannya. Bisa-bisa aku tidak konsen dan seranganku meleset karena tidak fokus.

Sihir itu memang merepotkan, tetapi bukan berarti tidak ada kelemahannya. Sihir pasif berbeda dari sihir aktif yang lebih sering sulit untuk dihentikan. Biasanya sihir pasif dapat dikalahkan oleh sihir aktif atau sihir pasif lain yang seimbang.

"Hahaha, jangan berkata seolah aku tidak sanggup melawanmu. Puria."

Mantra sihir Puria, sihir yang barusan saja aku ciptakan untuk membuat tubuhku dilapisi oleh semacam air pelindung yang tipis. Namun yang membedakan sihir ini dari sihir lain atau pelindung lain adalah semua seragan termasuk rangsangan dari luar tidak akan bisa masuk ke tubuh, jadi jika tubuhku tersentuh oleh pakaianku pun tidak akan ada efeknya.

"Sihir apa itu?"

"Sihir untuk melawan sihir pasif merepotkanmu itu. Sekarang aku bisa kembali bergerak leluasa. Kioku, maaf aku harus melepas batasanku agar aku bisa cepat membantumu. ReLease."

Sebenarnya mantra sihir Re itu tidak bisa digunakan sembarangan karena efek sampingnya yang sangat sulit untuk ditangani. Untuk mantra sihir ReLease itu efeknya hampir sama ketika ratu Kioku menggunakan kekuatan dewinya. Jadi begitu sihirnya menjadi non-aktif, maka efek samping seperti kehilangan kesadaran atau kehilangan kontrol akan tubuh sangat memungkinkan. Jangan tanya kenapa aku sampai melakukan hal ini.

Begitu batasan pertama di tubuhku aku lepas, maka tubuhku menjadi sangat ringan. Itulah kenapa sekarang aku bisa berlari secepat kekuatan angin. Hampir bisa dikatakan kau akan sulit melihat bahkan bayanganku.

"Apa!? Di mana dia!?"

"Tepat di belakangmu."

"Cih. Biresicare."

Kali ini refleknya cukup cepat jadi dia bisa memanggil beberapa burung itu untuk melindungi dirinya dari seranganku. Aku tidak lengah lagi, begitu seranganku gagal maka aku langsung mundur supaya aku tidak kehilangan akal seperti para warga.

Sebaiknya aku harus selesaikan ini dengan cepat atau akan ada lebih para warga yang kehilangan akal dengan saling bunuh atau memperkosa satu sama lain tanpa pandang bulu. Dua lawan yang sangat merepotkan akan segera kutumpas habis.

"Cepat juga reflekmu, tetapi yang kali ini kau tidak akan bisa menangkisnya seperti yang barusan. [Noukiri re Haciki]."

Dua sihir dari sistem game aku gabungkan menjadi satu supaya seranganku lebih efektif. Dengan mempercepat langkahku juga melemparkan pedang-pedang kecil ke segala arah membuatku menyerang bertubi-tubi dari segala arah tanpa memberikan sedikit celah pun untuk mereka berdua.

Dengan ini aku berhasil membuat mereka tewas dan memenangkan pertarungan di sini walau aku tahu bahwa aku begitu memaksakan diriku. Oh jangan tanya kenapa aku harus menggunakan ReLease sebelum menggunakan Noukiri re Hachiki. Kemampuanku sekarang tidak sanggup menggunakan dua sihir sekaligus tanpa membesarkan kapasitas kemampuan.

"Ughh, padahal belum kulepas, tetapi efek sampingnya sudah membebaniku. Tubuh ini memang banyak kelemahannya. Aku harus segera menuju ke arah di mana Koshiyu dan Kioku berada. Mereka pasti kesulitan sekarang."

Sebelum aku pergi sekali lagi aku memastikan mereka berdua sudah mati atau belum, karena akan merepotkan kalau mereka belum mati dan kembali tanpa sepengetahuanku. Bisa saja mereka merencakan hal yang tidak terduga.

"Igna. Igna. Igna."

Tiga bola api sebenarnya belum cukup untuk membuat mereka menjadi debu dan menghilang tanpa jejak. Namun setidaknya dengan seperti ini aku bisa sedikit tenang dan tidak akan memikirkan tentang dua orang ini.

"Sebenarnya aku masih khawatir karena tidak mungkin mereka selemah ini walau aku memadukan kekuatanku dengan mereka. Sebaiknya aku meninggalkan beberapa penjaga untuk mengawasi mereka."

Setelah urusanku di sini selesai aku langsung terbang tinggi dan melihat ke mana arah para 7 Deadly Sins tersisa melawan raja Koshiyu dan ratu Kioku. Ternyata jaraknya sedikit jauh sekitar 8 km dari sini di lahan yang luas. Bahkan aku bisa melihat tanahnya sudah cekung akibat serangan siapa pun itu.

"Bertahanlah Kioku, Koshiyu, aku akan segera datang."

Secepat mungkin aku terbang karena begitu khawatir dengan keadaan mereka berdua. Walau aku sebenarnya tahu kemampuan mereka sama sekali tidak bisa diremehkan. Namun hal yang sama juga aku tidak bisa lupakan bahwa kekuatan lima orang itu masing-masingnya tingkat 10 yaitu sama dengan lima kali kekuatan ratu Kioku.

"Huft, di mana mereka. Aku bahkan tidak bisa melihat pergerakan mereka."

"Ratu Kioku!! Seranganmu membuatku bahagia, ayo kita selesaikan semuanya ini untuk sekarang dan selamanya."

"Huh, dasar sombong sekali kau Sinclair."